Rabu, 08 Oktober 2008
Al Quds Hari Kebebasan
Hari Quds Sedunia Bukti Solidaritas Umat Islam
Nama Palestina selama puluhan tahun mengingatkan kepedihan dan ketertindasan rakyat Palestina. Bangsa yang diusir dari tanah airnya harus menerima kepahitan hidup di pengasingan, sementara mereka yang tetap bertahan harus menerima kebiadaban dan brutalitas Zionis Israel setiap harinya. Tanah air Palestina telah dijajah selama 60 tahun oleh Rezim Zionis Israel, namun ironisnya dunia Islam sampai saat ini tidak mampu mengambil tindakan serius guna membebaskan Palestina dan Al-Quds.
Imam Khomeini ra senantiasa memperingatkan dunia Islam akan kondisi memprihatinkan yang dihadapi rakyat tertindas Palestina dan bahaya Zionis Israel. Sejak tiga dasa warsa lalu Imam Khomeini ra berusaha memotivasi dunia Islam agar fokus terhadap masalah pembebasan Palestina. Beliau mengambil langkah mengajak seluruh umat Islam di dunia melakukan unjuk rasa mendukung rakyat Palestina di Jumat terakhir bulan Ramadhan. Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran melontarkan idenya hanya beberapa bulan selepas kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Sikap Imam Khomeini menunjukkan Republik Islam Iran sejak awal adalah pendukung mutlak rakyat Palestina. Usulan itu hingga kini ditindak lanjuti dalam berbagai bentuk dan menjadi titik temu solidaritas kaum muslim sedunia pendukung rakyat Palestina.
Imam Khomeini ra dalam pesannya tahun 1979 kepada kaum muslim menjelaskan alasannya sebagai berikut:
"Saya menginginkan seluruh umat Islam sedunia dan negara-negara Islam harus bersatu guna memotong tangan para penjarah (Rezim Zionis Israel) dan para pendukung mereka. Saya mengajak seluruh umat Islam menjadikan Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai hari solidaritas umat Islam sedunia guna mendukung hak-hak rakyat muslim Palestina."
Sejatinya dukungan terhadap rakyat tertindas Palestina punya akar yang kuat dalam Islam dan al-Quran. Karena Islam menekankan pembelaan terhadap orang yang tertindas sekalipun bukan umat Islam. Al-Quran menegur umat Islam karena tidak membela rakyat lemah dan tertindas dari cengkeraman orang-orang zalim. Rasulullan saw dalam sebuah hadisnya bersabda: "Siapa yang mendengarkan suara seseorang yang meminta tolong kepada muslim lainnya dan tidak membantunya, maka ia bukan seorang muslim." Dengan berbagai argumentasi yang ada, maka setiap muslim di berbagai penjuru dunia punya kewajiban membantu orang-orang tertindas, khususnya bangsa Palestina yang bertahun-tahun berada di bawah kezaliman dan kebiadan Rezim Zionis Israel.
Selama 60 tahun dijajah hingga kini warga Palestina berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Jutaan warga Palestina menjadi pengungsi, sementara puluhan ribu lainnya berada di penjara-penjara Zionis Israel dengan menanggung siksaan yang di luar batas perikemanusiaan. Dapat dikata setiap harinya militer Zionis Israel mensyahidkan atau menciderai sejumlah rakyat Palestina. Selain itu, Zionis Israel sejak tahun lalu memblokade Jalur Gaza dengan dukungan Amerika. Dampaknya warga Jalur Gaza tidak mendapat suplai bahan pangan, obat-obatan dan bahan bakar. Untungnya beberapa waktu terakhir ini tekanan masyarakat internasional dan perlawanan Palestina terhadap Zionis Israel membuat mereka agak melonggarkan blokade Gaza.
Di sisi lain, Zionis Israel terus gencar membangun pemukiman-pemukiman zionis di Palestina pendudukan, khususnya Baitul Maqdis. Harapan mereka, percepatan pembangunan pemukiman zionis mampu mengubah kota Baitul Maqdis menjadi sebuah kota zionis. Mereka juga terus melakukan penggalian terowongan-terowongan dan berbagai tindakan lainnya guna menghancurkan Masjidul Aqsha secara perlahan-lahan. Masjidul Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam akan dihancurkan mereka dan di atasnya akan didirikan tempat peribadatan Nabi Sulaiman.
Poin penting yang perlu dicermati dari kejahatan Rezim Zionis Israel adalah dukungan negara-negara Barat yang selalu mengklaim sebagai pembela hak asasi manusia. Namun hegemoni Amerika dan sebagian negara-negara Eropa terhadap lembaga-lembaga internasional membuat warga Palestina tidak mendapat dukungan yang sepatutnya dari badan-badan internasional. Bahkan ketika warga Palestina melawan Zionis Israel dengan tujuan membela dirinya, negara-negara dan media-media Barat menyebut upaya membela diri sebagai aksi terorisme dan mengecamnya. Kenyataan ini membuat mereka yang mengikuti perkembangan kondisi Palestina tahu betul betapa ketertindasan rakyat Palestina berkali-kali lipat. Itulah mengapa warga tertindas Palestina hanya dapat berharap banyak dari bantuan dunia Islam.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatollah Al-Udzma Khamenei menekankan umat Islam bertanggung jawab akan kondisi rakyat Palestina. Kepada rakyat Palestina Rahbar berkata: "Umat Islam punya kewajiban membantu kalian (warga Palestina) melanjutkan perjuangan yang penuh berkah ini." Terkait dengan bantuan apa yang dapat dilakukan oleh dunia Islam Rahbar berkata: "Apa yang dapat dilakukan umat Islam? Mereka bisa turun ke jalan-jalan melakukan unjuk rasa dengan mengepalkan tinjunya kepada perjuangan rakyat Palestina dan katakan bahwa kami mendukung kalian. Perbuatan ini sudah termasuk bantuan besar dan mampu membesarkan hati rakyat Palestina".
Oleh karenanya unjuk rasa di Hari Quds Sedunia merupakan bantuan terkecil yang dapat dilakukan oleh umat Islam sedunia guna mendukung saudara-saudara Palestina mereka. Namun kini aksi kecil ini punya berkah yang luar biasa.
Peringatan Hari Quds Sedunia setiap tahunnya yang dilakukan dengan aksi unjuk rasa sejatinya peringatan bagi Rezim Zionis Israel dan para pendukungnya. Aksi itu sebagai bukti solidaritas umat Islam sedunia yang menandakan rakyat Palestina tidak sendiri. Aksi itu menunjukkan umat Islam sedunia mendukung cita-cita bangsa Palestina yang menginginkan hak-haknya. Selain itu, peringatan Hari Quds Sedunia mampu membesarkan hati bangsa Palestina agar lebih tegar dan kukuh menuntut hak-hak legalnya.
Kini tekad dan perlawanan yang ditunjukkan rakyat Palestina dengan dukungan umat Islam internasional membuat Rezim Zionis Israel semakin lemah dan rapuh. Sekalipun setiap harinya mereka membantai rakyat Palestina dan menekan sektor ekonomi dan politik mereka, namun banyak bukti yang menunjukkan proses kehancuran Rezim Zionis Israel telah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Para pejuang Palestina bahkan mampu membalas serangan militer Zionis Israel dan memaksa militer rezim ini mundur dari Jalur Gaza. Di sisi lain, militer Zionis Israel yang mengaku sebagai angkatan bersenjata terkuat di Timur Tengah selama 6 tahun telah dua kali menjadi pecundang menghadapi para pejuang Hizbullah Lebanon.
Rezim Zionis Israel sendiri punya masalah internal yang cukup parah. Tingginya angka imigrasi orang-orang zionis dari Palestina pendudukan sangat mengkhawatirkan para pemimpin zionis. Belum lagi kejahatan sosial dan kebejatan moral telah menghancurkan sendi-sendi masyarakat zionis. Lebih penting dari itu, para pejabat Rezim Zionis Israel tersandung berbagai skandal mulai dari ekonomi, politik dan moral. Ini semua membuat rakyat Zionis Israel tidak percaya dengan para pemimpinnya.
Dengan dasar ini Ehud Olmert di hari-hari terakhir jabatannya menyatakan: "Ide Israel Raya telah berakhir apa lagi eksistensinya. Siapa saja saja yang masih berbicara mengenai masalah ini berarti telah membohongi dirinya." Padahal beberapa tahun lalu, orang-orang zionis berdasarkan khayalan generasi awal para pemimpin zionis menuntut perluasan teritorial Zionis Israel dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Furat di Irak.
Peringatan Hari Quds Sedunia sebenarnya bukti persatuan umat Islam sedunia. Di akhir Jumat bulan Ramadhan umat Islam menunjukkan kepada musuh dan penjajah Palestina bahwa mereka bersatu mendukung warga Palestina. Selain itu, peringatan Hari Quds Sedunia menceritakan sebuah kenyataan lain bahwa mayoritas negara-negara dunia, khususnya dunia Arab tidak memperhatikan penderitaan rakyat Palestina. Bila negara-negara Arab punya tekad serius bersatu membantu warga Palestina, niscaya banyak masalah yang menimpa rakyat Palestina dapat diselesaikan. Sayangnya sebagian negara-negara Arab bukan saja tidak berusaha membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina yang nota bene bagian dari bangsa Arab, mereka bahkan mengulurkan tangan persahabatan dengan Rezim Zionis Israel baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sikap ini membuat mereka praktis menjadi musuh rakyat mereka sendiri dan juga warga Palestina.
Kembali kepada ajaran Islam, Allah telah menjanjikan kemenangan kepada mereka yang melawan kezaliman dan agresor. Sekalipun Palestina berada di titik paling membara dari dunia Islam, namun tidak adanya perlawanan di sana bakal mengancam seluruh dunia Islam. Kekuatan imperialis tidak akan segan-segan mencaplok bagian dunia Islam lainnya. Oleh karena itu Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengatakan: "Kini seluruh dunia Islam harus melihat masalah Palestina sebagai masalahnya". Ini adalah kunci yang mampu membuka pintu-pintu kemenangan kepada umat Islam. (irib)
http://taghrib.ir/melayu/?pgid=69&scid=154&dcid=44001
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar