Rabu, 19 Mei 2010

Rahbar dan Presiden Zinbawe

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (17/5) dalam pertemuan dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan rombongan, menyebut hubungan bilateral Republik Islam Iran dengan Zimbabwe sebagai hubungan yang mendalam, bersahabat dan lestari.
Seraya mengimbau negara-negara Kelompok 15 (G-15) untuk mengaktifkan asosiasi negara-negara berkembang ini dan menjalin hubungan yang dekat antara negara-negara independen, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Kegemaran negara-negara adidaya untuk melakukan intervensi adalah petaka besar bagi kemanusiaan. Satu-satunya solusi melawan fenomena ini adalah dengan memupuk hubungan yang lebih dekat antara negara-negara dan bangsa-bangsa yang merdeka."

Beliau lebih lanjut mengapresiasi resistensi pemerintahan Robert Mugabe terhadap intervensi Inggris, dan menegaskan, "Jika negara-negara merdeka menjalin hubungan yang akrab antara mereka, Amerika Serikat (AS) dan kekuatan adidaya manapun juga tak akan bisa berbuat apa-apa."

Dalam pertemuan itu yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe menyatakan kegembiraannya atas kesempatan bertatap muka lagi dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Khamenei. Seraya menjelaskan hubungan yang mengakar kuat antara Zimbabwe dan Iran, Mugabe mengatakan, "Kelompok G-15 dibentuk sebagai basis kekuatan bagi Gerakan Non Blok. Karena itu harus diupayakan agar asosiasi ini dapat memainkan peran yang aktif terkait hubungan Selatan-Selatan."

Menyinggung intervensi sejumlah negara Barat yang mengganggu kemajuan dan kerjasama negara-negara independen, Presiden Zimbabwe menuturkan, "Kami bertekad untuk meningkatkan hubungan dengan Iran. Kami meyakini bahwa negara-negara merdeka harus menjaga dan memperkuat kerjasama dan persatuan di antara mereka."

Tidak ada komentar: