Kamis, 04 Desember 2008
Rasa Hati
Seorang Ibu Adalah Pancar Penengak Kemuliaan Anak Didiknya
Assalamuaalaikum ibu……..
Ibu bagaimana kabarnya? Semoga ibu baik-baik selalu. Alhamdulillah sebagaimana sering ibu ujarkan adik juga memuji Allah seraya mengucap sukur kehadirat-Nya, hingga surat ini adik tulis adik dalamkeadaan sehat tidak urang suatu apa.
Duhai ibu kecintaan, hingga kini adik tidak pernah bertemu ibu, adik hanya bisa membayang seperti apa ibu sekadar apa yang diceritakan nenek ke adik. Adik rindu ibu selaluadik ingin bertemu ibu, dada adik terpenuhi harapan yang besar untuk pertemuan itu, tapi apakah itu mungkin?
Ibu...adik tidak akan pernah berhenti memanggil-manggil namamu. Semua cerita kebaikanmu selalau menghias langkah-langkah hidupku. Adik berjanji tidak akan pernah lelah menapaki jejak-jejak agung ibu.
Ibu ...adik begitu rindu, rindu belaian ibu, wejangan ibu. Adik ingin ibu marahi dan ibu ingatkan ketika adik berlaku keliru. Adik ingin ibu mendengar keluh kesah hati adik. Ibu sungguh terlalu berat menanggung beban, hentak-hentak kerinduan mendesak bgitu rupa. Ibu….dengan tulisan ini adik ingin bercengkrama dengan ibu. Adik ingin ibu tahu apa-apa yang harus adik hadapi . Suasana dunia dunia ini bu……..
Adik yakin ibu pun akan merasakan hal yang sama. Ibu pasti akan bersedih melihat ketimpangan, kerancuan zaman yang harus adik hadapi. Sungguh benar apa yang pernah ibu sampaikan, kemurnian niat hati memang harus terus dijaga semua hiasan merayu miilik setan terkutuk lebih terasa nyata ketik tidak berupaya membuka tabir-tabir penutup diri dalam murni kesungguhan.
Ibu……
Berulang sudah ibu menyampaikan perjuangan kaum muslimin demi tegaknya din mulia islam. Dari semua cerita itu tak henti tak henti mengulang mengingatnya. Hati adik terus tersipu tertimpa gunung rasa malu. Kulihat diri adik sungguh adik terlalu jauh dari mereka semua. Semoga kobaran semangat yang mereka miliki terpantik kuat dalam diri adik. Benar kata ibu manusia adalah tulang belulang yang terbalut daging dengan penutup kulit diluarnya. Ibu….andai semua menyadari kenyataan dan hakekat ini mereka tidak akan terendam dalam kemolekan tubuh yang terus mereka banggakan atau teramat mereka idam-idamkan. Mereka akan berhenti memamerkan diri diruang yang tiada terdapat keridhaan-Nya. Sesungguhnya manusia adalh hewan hany saja dia berjalan dengan tegak dua kaki dan tidak memiliki ekor.
Ibu, rasa sadar bahwa manusia hanya sekedar saja dalam wujud biologisnya. Akan mnghantarkan mereka pada tujuan pad atujuan yang lebih besar dan jauh lebih mulia. Tujuan yang keuntungannya besar tak ternilai dalam banding sesuatu didunia ini. Mereka kan tersadar dengan semua tipu dunia serta semua hiasan yang menempel didalamnya.
Ibu…..adik kesepian dengan dunia yang kini melingkupi, kegelamoran hidup yang ada dihadapan mata hanyalah terselip sempit……kemanakah harusnya berkeluh kesah? Semakin adik mengkaji ajaran islam semakin besar rasa sedih hati melihat saudari-saudari adik yang hidup disekitar tempat tinggal adik. Mengapa agama islam dengan semua nilai yang dikandungi dianuh begitu saja, padahal dengan itulah puncak kebahagian hakiki akan tercapai?
Ibu… keremajaan adik adalah kesempatan besar, sebuah peluang berharga sebuah peluang berharga sekali seumur hidup. Sebuah potensi untuk meraih tujua hakiki. Karena itu adik beharap ibu berkenan berdoa untuk adik hingga adik terjaga dari segala ketergelinciran dalam jalan penggapaian nilai kemuliaan.
Doakan adik ya bu….
Adik berharap terus bersemangat dalam melalui seluruh usia dengan beribadah. Semua adalah sia-sia melainkan dalam titian demi mengharap keridhaan-Nya. Adik pun yakin ibu kan bahagia ketika adik dicinta oleh-Nya.
Ibu…. Seringkali seorang pemuda terhalang oleh dua hal, buaian masa depan dan terus menyesali masa lalu. Dua hal ini menyebabkan terabainya kesempatan yang ada. Mudah-mudahan para remaja terjaga dari dua hal ini dan dibantu oleh dia sang pembolak-balik hati. Duhai ibu kecintaan….
Doakanlah diri adik sehingga semoga rasa berat untuk menjalani kehidupan dunia ini tidak lagi membeban langkah diri. Biarlah jiwa ini terbebasa dari segala macam pengikat yang telah mentautkan hati orang-orang yang mudah tergadai. Jauhlah dunia dari bersitan hati. Menjadilah dunia dengan semua hiasnya tidak terharga dihadapan hati kecuali sekadar sebuah sarana.
Duhai ibu….biaralha semua kuasa diri baik nafsu, iradah , fitrah, akal dan dhamir semua bersatu padu sebagai tangga bagi adik dalam menggapai kesempurnaan diri. Adalah kecelakaan besar ketika adik tidak mampu memanfaatkan semua kurnia besar titipan-Nya adik sungguh sadar akan hal itu.
Ibu…semogalah adik mampu mengendalikan hwa nafsu diri dan badani. Kata para kekasih Allah mereka yang tertipu bagaikan menaiki kuda liar yang membawa pada langkah tak tentu kecuali kearah kearah kesengsaraan hakiki. Yang tertipu itu merasa mereka telah merdeka namun sebenarnya di perbudak dan dipancuung keninginan hawa nafsunya. Karena pemuasan hawa nafsu yang sebenarnya adalah dengan membatasi dengan aturan syariat, sedang menurutinya hanyalah fatamorgana karena nafsu adalah ketidak puasan itu sendiri.
Ibu…adik sadar betapa besar kurnia Allah sesuci Puji bagi-Nya yang telah adik terima. Untuk bisa menyampaikan semua ucap ini saja teramat banyak hal yang harus berperan, semua sel dan ruh harus bkerja dengan apik dan semua itu tidak terjadi melainkan dalam jalinan kasih dan pemberian-Nya yang begitu banyak dan tak terhitung. Sebuah proses panjang yang menjadikan takjub dan gumul rasa sukur bagi yang sejenak hati mau menyadari. Sungguh semua hal adalah sarana yang semestinya disukuri, orang-orang yang telah membantu adik abik secara langsung ataupun tidak langsung adalh karunia-Nya. Semua itu adalah manivesatasi kemaha bsaran dan kemurahan-Nya.
Semoga ibu bapak terkumpul bersama para kinasih yang suci, memuji dan memuji -Dia Robanial Alamin
Salam adik setulusnya untuk ibu selalu..
Wasalamualaikum…..ibu
By : Suparno sutrisno
Persian Language School Qom Iran 07
Suparno sutrisno
Dari berbagai sumber.
Dan sungguh Seorang ibu adalah
Matahari Pencerah Bagi Anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar