Jumat, 21 November 2008

Multiple Intelligence

Multiple Intelligence adalah sebuah system pengajaran yang didasarakan pada upaya penggalian dan pengembangan potensi pada anak didik. Multiple Intelligence juga menrapkan suatu system komunikasi dua arah Pada pembahasan awal beliau mengupas paradigma pendidikan yang hingga kini masih eksis di Indonesia. Sebuah kondisi yang unik bisa di katakana menyedihkan atau karena sesuatu yang begitu digaung-gaungkan tapi pada hakekatnya sudah jauh tertinggal dan tidak memiliki kelayakan untuk dikenakan. Pasti pernah dengar konsep uji IQ yang kemudian untuk beberapa tahun belakangan ini disandingkan dengan EQ. Namun sebelum mengupas kritik pada konsep ini pertama kita diajak sipembaawa materi menikmati preface yang menarik menantang dan mengguggah file-file yang sudah lama mengendap dalam benak kita sudah siapkah?. Kita ditantang untuk bersama mendaki etape-etape keberhasilan dan kesuksesan, apakah berminat? Lebih dari itu disini kita bukan hanya diajak menjadi pendaki tapi kita juga di ajak untuk menjadi pemaandu pendakian bagi orang lain yaitu orang yang kita didik. Kalau kita bukan seorang pendaki maka tidak akan pernah pantas kita menjadi pembimbing pendakian. Karena ketika kita menganjurkan orang lain untuk melakukan sesuatu tapi kita sendiri tidak melakukan maka jangan harap orang yang kita beri saran akan menerima masukan kita.

Sajian pertama yang merupakan pondasi utama Multiple Intelligence dan terpampang jelas di slide pemaparannya berbunyi

"Kuburlah ketidakmampuan anak didik kita, kembangkan kemampuan anak didik kita"

di kaki gunung keberhasilan sebelum memasuki etape pertama pendakian perlu kita kenali bahwa sebagai peserta lomba kita butuh dua kaki, dua kaki itu adalah kreatifitas dan problem solving. Tanpa kreatifitas dan kemampuan untuk memecahkan permasalah jangan harap kita bisa diterima sebagai peserta penempuh tangga kesuksesan. Karena tanpanya kita akan tertinggal jauh dari peserta lain. Selain kaki kita juga butuh lampu penerang. Dengan lampu penerang itu kita terangi langkah perjalanan kita sehingga kita tidak akan tersesat. Lampu penerang tersebut adalah agama dan Caracter Building. Agama dengan konsep riil yang disajikannya merupakan pilihan tepat bagi mereka yang ingin utuh dalam mencapai tangga kesuksesan dan keberhasilan. Tentu agama disini adalah agama dengan makna utuh yang dimilikinya. Dengan pemahaman dan pengaplikasian agama pula kita berkesempatan membangun karakter diri kita.

"Yang penting adalah mengungkap bagaimana menggapai kecerdasan bukan mencari batas-batas ketidakcerdasan seseorang"

Kalimat diatas adalah salah satu kesimpulan yang bisa aku ambil dari pemaparan pemateri

Bagaimana dengan Caracter Building (Bangunan kepribadian)?

Dalam melakukan segala tindakan pasti kita butuh alat dan environment yang mendukung. Untuk melakukan perjalanan menuju capaian kecerdasan dan kesuksesan kita juga butuh alat, alat tersebut berupa kemampuan hidup


Pendaki Bukit kesuksesan ---> tools --->Life skill :

- Pembiasaan pada hal-hal yang baik (dalam berbicara, bersikap, bergaul dll)

- Foreign Language


- IQ

Dengan membiasakan pada hal yang baik maka mencegah adanya jurang pemisah dengan masyarakat dan lingkungan, sehingga peluang yang akan didapat lebih besar.


Dengan kemampuan bahasa (sebagai media komunikasi) yang jangkauannya lebih luas maka jangkauan informasi dan kesempatan yang didapat juga lebih banyak.


Dengan IQ berkualitas (berkembang dan dipakai di tempat yang tepat) maka dia akan berfungsi sebagai media penghantar pada puncak kesuksesan.


Paradigma yang perlu dirombak


Semua orang ingin mencapai kesuksesan dimanapun dia berada. Disisi lain ada sebuah pemahaman bahwa kesusksesan selalu identik dengan kecerdasan. Sehingga dapat kita temukan kebanyakan orang beranggapan bahwa nilai tinggi dalam ujian sebagai tanda kecerdasan seseorang. Padahal pintar dalam memahami pelajaran merupakan satu bagian dari kecerdasan saja, bukan nilai kecerdasan yang menyeluruh. Pintar dalam pelajaran itu hanya nilai kognitif tidak lebih.

Sering juga kita dapati bahwa kesuksesan sering diidentikkan dengan kecerdasan. Karena alasan inilah banyak yang berlomba-lomba mengadakan ujian IQ dalam perekrutan, dengan asumsi ketika orang yang direkrut berIQ tinggi akan membawa mereka pada kesuksesan.

Perlu kita sadari bahwa tes IQ yang dilakukan tidak lain adalah proses pembatasan perkembangan, upaya memampatkan dan memangkas kecerdasan seseorang. Tes ini adalah upaya mencari batasan ketidakmampuan seseorang. Bukannya dicari potensi yang bisa dikembangkan malah dicari cacat yang bisa menjadi peniadaan semangat berkembang dan maju masing-masing orang. Sistem ini menjadi media penidakpercayadirian seseorang terhadap kemampuan yang sebenarnya tersimpan dalam dirinya. Karena system ini banyak yang memutus keberlanjutan kehidupannya, padahal sebenarny hal itu bukan pemecahan terbaik, masih ada sisi lain dari dirinya yang belum tergali.


Ada beberapa kritik yang bisa disebutkan dalam Ujian IQ yang ditemukan oleh Alfred Binet 1905. Kritik ini pertama kalinya dikemukakan oleh DR. Howard Garner pada tahun 1983.

- Cakupannya hanya berkisar pada kemampuan verbal dan kognitifitas saja jadi terlalu sempit. Penilaian semacam ini tidak bisa mewakili kecerdasan manusia secara utuh. Jadi penelitian kecerdasan dengan system ini tidak akurat.


- Eugenic Rasialis. Latar belakang adanya tes IQ adalah upaya pemangkasan generasi para buruh bahwa keturunan para buruh pasti jadi orang bodoh mengikut orang tua. Jadi tes ini digunakan sebagai dogma untuk mengkotakkelaskan masyarakat. Dimana hal ini juga menjadi sumber adanya kesenjangan sosial. Jadi menyimpang dari tujuan perkembangan. Pembatasan-pembatasan semacam ini hanya akan menjadi penghambat perkembangan itu sendiri.


- Ada suatu pelabelan kualitas keunggulan, jadi ada sebagian kelompok sesuai dengan nilai tes yang diraih dipandang unggul dan dianggap memiliki kecerdasan lebih serta ada yang di nilai dengan label lebih rendah atau lebih buruk dengan predikat "bodoh" karena mendapat nilai yang rendah, padahal sebenarnya bisa jadi orang yang mendapat nilai rrendah pada bidang lain memiliki kemapuan yang luar biasa. Kenyataannya hanya 20% saja dari orang yang kebetulan mendapat niali IQ tinggi mencapai "kesuksesan". Ditinjau dari segi manajemen produk ketika suatu system dengan input berbanding output tidak sebanding maka bisa dipastikan bahwa dalam system itu terdapat kekurangan yang perlu ditambal dan diperbaiki.


- Pengukuran ketidakmampuan. Hal ini bukanlah media yang mendukung pada kemajuan menuju kecerdasan dan kesuksesan. Sebaliknya dengan menilai kemajuan atau keunggulan seseorang maka akan membantu pada proses penempatan secara tepat dari masing-masing orang. Dengan konsep Ringht person on the ringht place maka akan tercipta keteraturan, dengan keteraturan maka jalan menuju kesuksesan akan mudah dicapai.

Jadi perlu adanya penilaian ulang terhadap pendefinisian kecerdasan

Hasil tes tidaklah sama dengan nilai kecerdasan seseorang.

Kecerdasan adalah kreatifitas.

Kecerdasan adalah Problem Solving.

Bagaimanakah kecerdasan itu seharusnya dinilai?

Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari habitnya. Orang cerdas maka dia tidak berhenti untuk terus menciptakan atau menemukan produk baru, dia adalah orang yang memiliki kreatifitas yang tinggi. Selain itu kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah merupakan salah satu dari nilai kecerdasan seseorangyang lain, Sebab tanpa ada kemampuan ini seseorang tidak akan mampu mencari pemecahan dalam masalah yang dihadapinya. Untuk orang cerdas tipe kedua semakin banyak permasalahan yang mampu ia pecahkan maka semakin besar nilai kecerdasannaya.

Kecerdasan menurut Howard Gardner

Cerdas bahasa

Cerdas alam

Cerdas diri

Cerdas gambar

Cerdas musik

Cerdas bergaul

Cerdas gerak

Cerdas angka

Cerdas spiritual


Sistem Multiple Intelegence berupa

Penemuan Kemampuan

-------> KONDISI AKHIR TERBAIK

Right Place (Tempat yang tepat)


Cerdas bahasa

Komponen intinya berupa kepekaan bunyi

Berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat

Kondisi akhir terbaik menjadi seorang wartawan, penulis, orator ahli politik, penyiar radio, guru, presenter, pengacara.

Cerdas alam

Cerdas ini terkait kemampuan membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan antara hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun nonformal.

Berkaitan dengan kemanpuan mengenali gejala-gejala alam mengklasifikasi dan mengidentifikasi.

 Kondisi akhir terbaik menjadi seorang peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, aktifis peduli lingkungan

Cerdas diri

Cerdas ini terkait kepekaan memahami perasaan sendiri, dan kemampuan memebdakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.

Berkaitan dengan kemampuan mengenali diri secara mandiri dan mendalam, kemampuan intuitif, dan motifasi diri, penyendiri, sensitive terhadap nilai, diri dan tujuan hidup.

 Kondisi akhir terbaik menjadi seorang psikoterapis, pemimpin agama, penasehat, filosof.

Cerdas gambar

Cerdas ini terkait kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat.

Berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, dan membuat patung, mendisain.

 Kondisi akhir terbaik menjadi seorang seniman, arsitek, sutradara, desainer, fotografer, montir professional.

Cerdas musik

Cerdas ini terkait kepekaan mencipatakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada dan warna nada, serta apresiasi bentuk-bentuk ekspresi emosi musikal.

Berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, membentuk irama, mendengar nada, dari sumber-sumber bunyi dan alat-alat musik.

 Kondisi akhir terbaik menjadi seorang komposer, penyanyi, pencipta lagu, pemain musik.

Cerdas bergaul

Cerdas ini terkait kepekaan mencerna dan merespon suasana hati secara tepat, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.

Berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan social, yang tinggi, negosiasi, bekerja sama, mempunyai empati yang tinggi.

Kondisi akhir terbaik menjadi seorang konselor, politikus, pemimpin motifator.

Cerdas gerak

Cerdas ini terkait kemampuan mengontrol gerak tubuh, dan kemahiran mengolah obyek, respond an reflek

Berkaitan dengan kemampuan gerak motorik, dan keseimbangan.

Kondisi akhir terbaik menjadi seorang olahragawan, pematung, dokter bedah dll

Cerdas angka

Cerdas ini terkait kepekaan terhadap pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.

Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar, dan berfikir logis, memecahkan masalah.

Kondisi akhir terbaik menjadi seorang ilmuwan, psikiater, ahli fisika, ahli kimia, pengacara, psikolog, akuntan, programmer.

Cerdas spiritual

Kemampuan memahami tujuan hidup hakiki. Tentang tujuan akhir. Setelah segala hal yang bersifat materi didapat orang-orang yang sudah sukses mengumpulkan materi sebagian mulai mempelajari tujuan akhir dari semua itu, hl ini berbeda dengan konsep islam yang berdasarkan kecerdasan spiritual sejak awal, dengan konsep ini maka akan didapat orang dengan hasil terbaik terakhir yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Banyak sekali contoh yang bisa kita temukan dalam ranah kehidupan yang menjadi isyarat bahwa pengutamaan penilaian ketidakmampuan seseorang itu Sesuatu yang tidak benar. Sudah semsetinya seseorang itu dilihat kelebihannya bukan kekurangannya, dengan konsep ini akan timbul perasaan menghargai dan menghormati orang lain

Albert Einstein.

Ketika orang menilai ketidak mampuan dia dalam berbicara dan membaca maka sang penemu kenamaan ini tidak ada artinya. Namun kita tidak bisa mungkir bahwa dialah seorang penemu konsep nuklir dasar yng kini menjadi perbincangan Negara-negara adikuasa.

Agatha Christie

Seorang wanita dengan karya-karya besarnya ini ternyata memilki cara berpikir terlambat Atau lebih kita kenal dengan telmi. Apakah bijak ketika ada yang memandang dia dari segi kekurangannya. Pada saat dilihat dari kekuarangannya saja tak ayal pasti sosok seperti ini akan disekap di rumah sakit jiwa atau panti-panti pengasuhan. Bisa dibayangkan betapa akan tidak maksimalnya kemampuannya ketika yang dipandang segi kekurangannya bukan nilai lebihnya.

Muhammad Bin Musa Al Khawarizmi ----> Blaise Pascal---> Bill Gates


Bill Gates


Milyader terkaya dunia ini dengan melihat apa yang telah dia lakukan dia dapatkan akan menggelengkan kepala takjub. Bill Gates merupakan contoh orang yang cerdas Logika dan angka. Walau begitu sebenarnya dia adalah seorang pengidap disleksia. Apakah ini masih kurang untuk dijadikan sebagai gambaran bahwa penilaian ketidak mampuan merupakan suatu hal yang keliru? Dalam pernyataannya Bill Gate berkata bahwa dia sangat berhutang budi pada sang penemu kalkulator karena dari konsep dasar kalkulatorlahh dia bisa menemukan system Microsoft. Penemu itu adalah Blaise Pascal (1623-1662). Sedang Blaise Pascal sendiri mengatakan bahwa dia berterimakasih pada penemu angka. Siapakah penmu angka-angka pertama. Ternyata penemu angka 0 - ilmu aljabar, trigonometri dll.adalah Muhammad Bin Musa Al Khawarizmi seorang pemikir muslim.

"Ternyata para penemu itu adalah seorang muslim"

Alangkah menakjubkan memang kenapa foto yang dipasang di sekolah-sekolah muslim malah generasi penemu kedua bukan pokok awalnya, atau kalau tidak begitu, minimal para penemu muslim juga dipasang sejajar dengan para penemu barat itu. Tapi bukan hal yang aneh karena para pengajarnya juga tidak tersampai kabar ini.

Diantara penemu muslim yang memberikan jasa besar dalam dunia pengetahuan adalah :

Abu Abdiilah Al Batani

Dia adalah penemu kompas, sinus, cosinus ,tangent, cotangent merupakan orang pertama yang mampu menghitung perputaran bumi mengelilingi matahari dari hari, jam, menit hingga detik.

Ibnu Sina

Bapak Kedokteran Dunia

Al faraghani

Bapak Ilmu Kimia dan Astronomi

Jabir Bin Hayan

Bapak Ilmu Kimia Klasik

Ar Razi

Dokter Klinis Ahli Kimia

Tidak ada komentar: