Inginku semua berusaha untuk memberikan yang terbaik
itu adalah sebuah harapan yang terpatri dalam sanubariku
entahkapan dan bagaimana hal itu bisa terealisasi atau tidak
Abu Dhabi Airport juli 2009
Minggu, 12 Juli 2009
Jumat, 03 Juli 2009
sekilas Tentang Kitab Rujukan Hadis orang Syiah
Kitab al Kafi adalah kitab rujukan termashur dikalangan syiah imamiyah. Kitab hadis karya syekh Kulaini memang dikenal juga sebagai satu rangkaian dengan kitab rujukan yang lain yang tergabung dalam Kutub Arba'ah tapi dibanding ketiga kitab rujukan yang lain kitab yang disusun kurang lebih selama 20 tahun di desa Kulain di daerah Rey ini memiliki kelebihan spesifik.
Sebelumnya perlu disampaikan juga bahwa ulama syiah tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa kitab hadist dan riwayatnya rujukan orang syiah seratus persen tidak terdapat riwayat buatan yang disusupkan dan semacamnya. Dalam ilmu rijal para ulama syiah tidak berhenti mengkaji hadis dan riwayat dalam kitab rujukan yang ada. Memang ada segolongan pecahan shi'ah yang dikenal dengan khabariah yang meyakini bahwa kitab arba'ah yang terdiri atas kitab Al Kafi. At Tahdzib, Al Ihtibshar dan Man Layahdharul Faqih adalah seratus persen shahih. Golongan ini selain dulu jumlahnya sangat sedikit sekarang sudah tidak ada lagi pengikutnya.
Kondisi keilmuan dan idiologi masyarakat Rey waktu itu begitu majemuk. Hali terlihat dari beberapa tulisan syekh Kulaini untuk menjawab berbagai pertanyaan dari golongan bermacam-macam. Pembuatan buku ini dilakukan ditengah-tengah masyarakat dengan ragam pemikirannya menjadi alasan akan keunggulan keilmuan penulis. Letak daerah kulain yang jauh dari pusat pemerintahan juga menjadi pendukung sehingga Syekh kulaini lebih bebas untuk berkarya.
Kelebihan al Kafi dari tiga kitab yang lain diantaranya:
1. Riwayat yang terdapat dalam Kitab ini tersusun rapi sesuai kuat, jelas dan lemahnya riwayat baik dari segi sanad maupun segi yang lain.
2. Riwayat yang terdapat didalamnya dinuqil hanya dari tiga orang langsung ke sumbernya. Jadi keaslian hadist semakin lebih dapat dipercaya mengingat jarak yang masih begitu dekat.
3. Memiliki judul-judul yang pendek dan menunjukkan kandungan yang terdapat pada masing-masing riwayat.
4. Riwayat yang ada ditulis apa adanya tanpa menambahkan penjelasan-penjelasan tertentu didalamnya. Hal ini cukup membantu mencegah adanya tasbih antara penjelasan dengan riwayat asli.
5. Semua sanad dari masing-masing hadist dan riwayat disebutkan detail. Hal ini menjadi poin lain yang membedakan Al Kafi dengan tiga kitab yang lain.
6. Riwayat yang dinuqil adalah riwayat yang bisa menjadi bab tersendiri dan disitu juga dihindari penukilan hadist yang saling bertentangan.
7. Riwayat diletakkan sesuai masing-masing bab.
8. Penyusunan riwayat rapi dan logis serta detail. Dari pembahasan Aqal, kejahilan, ilmu baru kemudian pada pembahasan tauhid. Pembahasan tentang ilmu ma'rifat juga diletakkan diawal pembahasan. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan tauhid sampai pada pembahasan imamah. Untuk masalah akhlak diteruskan dengan pembahasan furu' dan masalah hukum fikih. Pada ahir pembahasan terdapat riwayat dengan tema umum.
9. Pengelompokan pembahasan fikih, aqidah, dan ahlak menjadi nilai lebih dibanding tiga kitab arba'ah yang lain.
10. Penulis masih sempat hidup dijaman 4 wakil Imam zaman dan juga di jaman Imam Hasan al Askari. Kedekatan ini menjadi nilai positif atas karya-karya besarnya.
Mengingat pentingnya kitab ini pada bulan Mei 2009 diadakan pertemuan guna mengumpulkan artikel-artikel yang membahas tentang kitab rujukan terpenting orang syiah ini. Salah satu poin penting adalah bahwa pengkaji yang datang dari berbagai penjuru dunia itu sebagian bukan orang islam. Sebuah keprihatinan ketika didapati adanya masyarakat syiah yang menyebutkan nama kitab araba'ah saja tidak bisa. Jangankan kitab arba'ah, nahjul balaghah dan shahifah sajadiyah saja masih asing untuk beberapa kalangan. Di Hauzah Ilmiah Qum pembahasan masalah nahjul balaghah shahifah sajadiah dan berbagai ilmu hadis dan Qur'an masih minim. Penelitian terkait kitab rujukan syiah juga kurang begitu diminati. Kebanyakan masih cenderung pada ilmu fikih dan cabang-cabangnya.
Budaya membaca terjemah Al Qur'an, shahifah sajadiah, nahjul balaghah ketika digalakkan akan sangat bermanfaat. Karena dengan begitu akan dipahami pelajaran-pelajaran yang tersimpan darinya. Kitab mafatihul jinan dan kitab doa yang lain tidak hanya sebuah doa untuk dibaca tapi banyak pelajaran yang bisa dipelajari. Muatan keilmuan dari masalah kemasyarakatan, politik ekonomi sering disinggung didalamnya. Jadi jangan sampai orang syiah asing dengan kitabnya.
Sebelumnya perlu disampaikan juga bahwa ulama syiah tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa kitab hadist dan riwayatnya rujukan orang syiah seratus persen tidak terdapat riwayat buatan yang disusupkan dan semacamnya. Dalam ilmu rijal para ulama syiah tidak berhenti mengkaji hadis dan riwayat dalam kitab rujukan yang ada. Memang ada segolongan pecahan shi'ah yang dikenal dengan khabariah yang meyakini bahwa kitab arba'ah yang terdiri atas kitab Al Kafi. At Tahdzib, Al Ihtibshar dan Man Layahdharul Faqih adalah seratus persen shahih. Golongan ini selain dulu jumlahnya sangat sedikit sekarang sudah tidak ada lagi pengikutnya.
Kondisi keilmuan dan idiologi masyarakat Rey waktu itu begitu majemuk. Hali terlihat dari beberapa tulisan syekh Kulaini untuk menjawab berbagai pertanyaan dari golongan bermacam-macam. Pembuatan buku ini dilakukan ditengah-tengah masyarakat dengan ragam pemikirannya menjadi alasan akan keunggulan keilmuan penulis. Letak daerah kulain yang jauh dari pusat pemerintahan juga menjadi pendukung sehingga Syekh kulaini lebih bebas untuk berkarya.
Kelebihan al Kafi dari tiga kitab yang lain diantaranya:
1. Riwayat yang terdapat dalam Kitab ini tersusun rapi sesuai kuat, jelas dan lemahnya riwayat baik dari segi sanad maupun segi yang lain.
2. Riwayat yang terdapat didalamnya dinuqil hanya dari tiga orang langsung ke sumbernya. Jadi keaslian hadist semakin lebih dapat dipercaya mengingat jarak yang masih begitu dekat.
3. Memiliki judul-judul yang pendek dan menunjukkan kandungan yang terdapat pada masing-masing riwayat.
4. Riwayat yang ada ditulis apa adanya tanpa menambahkan penjelasan-penjelasan tertentu didalamnya. Hal ini cukup membantu mencegah adanya tasbih antara penjelasan dengan riwayat asli.
5. Semua sanad dari masing-masing hadist dan riwayat disebutkan detail. Hal ini menjadi poin lain yang membedakan Al Kafi dengan tiga kitab yang lain.
6. Riwayat yang dinuqil adalah riwayat yang bisa menjadi bab tersendiri dan disitu juga dihindari penukilan hadist yang saling bertentangan.
7. Riwayat diletakkan sesuai masing-masing bab.
8. Penyusunan riwayat rapi dan logis serta detail. Dari pembahasan Aqal, kejahilan, ilmu baru kemudian pada pembahasan tauhid. Pembahasan tentang ilmu ma'rifat juga diletakkan diawal pembahasan. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan tauhid sampai pada pembahasan imamah. Untuk masalah akhlak diteruskan dengan pembahasan furu' dan masalah hukum fikih. Pada ahir pembahasan terdapat riwayat dengan tema umum.
9. Pengelompokan pembahasan fikih, aqidah, dan ahlak menjadi nilai lebih dibanding tiga kitab arba'ah yang lain.
10. Penulis masih sempat hidup dijaman 4 wakil Imam zaman dan juga di jaman Imam Hasan al Askari. Kedekatan ini menjadi nilai positif atas karya-karya besarnya.
Mengingat pentingnya kitab ini pada bulan Mei 2009 diadakan pertemuan guna mengumpulkan artikel-artikel yang membahas tentang kitab rujukan terpenting orang syiah ini. Salah satu poin penting adalah bahwa pengkaji yang datang dari berbagai penjuru dunia itu sebagian bukan orang islam. Sebuah keprihatinan ketika didapati adanya masyarakat syiah yang menyebutkan nama kitab araba'ah saja tidak bisa. Jangankan kitab arba'ah, nahjul balaghah dan shahifah sajadiyah saja masih asing untuk beberapa kalangan. Di Hauzah Ilmiah Qum pembahasan masalah nahjul balaghah shahifah sajadiah dan berbagai ilmu hadis dan Qur'an masih minim. Penelitian terkait kitab rujukan syiah juga kurang begitu diminati. Kebanyakan masih cenderung pada ilmu fikih dan cabang-cabangnya.
Budaya membaca terjemah Al Qur'an, shahifah sajadiah, nahjul balaghah ketika digalakkan akan sangat bermanfaat. Karena dengan begitu akan dipahami pelajaran-pelajaran yang tersimpan darinya. Kitab mafatihul jinan dan kitab doa yang lain tidak hanya sebuah doa untuk dibaca tapi banyak pelajaran yang bisa dipelajari. Muatan keilmuan dari masalah kemasyarakatan, politik ekonomi sering disinggung didalamnya. Jadi jangan sampai orang syiah asing dengan kitabnya.
Dari Aa Gym
mungkin banyak yang sudah lupa atau melupakan tapi dari kata dan ucapnya bisa juga untuk di telaah.
"Terimalah kebenaran meskipun dari orang gila" itu pepatahnya
Kalau ada satu keberuntungan bagi manusia dibanding dengan hewan, maka itu adalah bahwa manusia memiliki kesempatan untuk ma’rifat (kesanggupan mengenal Allah). Kesanggupan ini dikaruniakan Allah karena manusia memiliki akal dan yang terutama sekali hati nurani. Inilah karunia Allah yang sangat besar bagi manusia.
Orang-orang yang hatinya benar-benar berfungsi akan berhasil mengenali dirinya dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenali Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini, kecuali keberhasilan mengenali diri dan Tuhannya.
Karenanya, siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan hati nuraninya, dia akan jahil, akan bodoh, baik dalam mengenal dirinya sendiri, lebih-lebih lagi dalam mengenal Allah Azza wa Jalla, Zat yang telah menyempurnakan kejadiannya dan pula mengurus tubuhnya lebih daripada apa yang bisa ia lakukan terhadap dirinya sendiri.
Orang-orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal dirinya dengan baik, tidak akan tahu harus bagaimana menyikapi hidup ini, tidak akan tahu indahnya hidup. Demikian pun, karena tidak mengenal Tuhannya, maka hampir dapat dipastikan kalau yang dikenalnya hanyalah dunia ini saja, dan itu pun sebagian kecil belaka.
Akibatnya, semua kalkulasi perbuatannya, tidak bisa tidak, hanya diukur oleh aksesoris keduniaan belaka. Dia menghargai orang semata-mata karena orang tersebut tinggi pangkat, jabatan, dan kedudukannya, ataupun banyak hartanya. Demikian pula dirinya sendiri merasa berharga di mata orang, itu karena ia merasa memiliki kelebihan duniawi dibandingkan dengan orang lain. Adapun dalam perkara harta, gelar, pangkat, dan kedudukan itu sendiri, ia tidak akan mempedulikan dari mana datangnya dan kemana perginya karena yang penting baginya adalah ada dan tiadanya.
Sebagian besar orang ternyata tidak mempunyai cukup waktu dan kesungguhan untuk bisa mengenali hati nuraninya sendiri. Akibatnya, menjadi tidak sadar, apa yang harus dilakukan di dalam kehidupan dunia yang serba singkat ini. Sayang sekali, hati nurani itu - berbeda dengan dunia - tidak bisa dilihat dan diraba. Kendatipun demikian, kita hendaknya sadar bahwa hatilah pusat segala kesejukan dan keindahan dalam hidup ini.
Seorang ibu yang tengah mengandung ternyata mampu menjalani hari-harinya dengan sabar, padahal jelas secara duniawi tidak menguntungkan apapun. Yang ada malah berat melangkah, sakit, lelah, mual. Walaupun demikian, semua itu toh tidak membuat sang ibu berbuat aniaya terhadap jabang bayi yang dikandungnya.
Datang saatnya melahirkan, apa yang bisa dirasakan seorang ibu, selain rasa sakit yang tak terperikan. Tubuh terluka, darah bersimbah, bahkan tak jarang berjuang diujung maut. Ketika jabang bayi berhasil terlahir ke dunia, subhanallaah, sang ibu malah tersenyum bahagia.
Sang bayi yang masih merah itu pun dimomong siang malam dengan sepenuh kasih sayang. Padahal tangisnya di tengah malam buta membuat sang ibu terkurangkan jatah istirahatnya. Siang malam dengan sabar ia mengganti popok yang sebentar-sebentar basah dan sebentar-sebentar belepotan kotoran bayi. Cucian pun tambah menggunung karena tak jarang pakaian sang ibu harus sering diganti karena terkena pipis si jantung hati. Akan tetapi, Masya Allah, semua beban derita itu toh tidak membuat ia berlaku kasar atau mencampakkan sang bayi.
Ketika tiba saatnya si buah hati belajar berjalan, ibu pun dengan seksama membimbing dan menjaganya. Hatinya selalu cemas jangan-jangan si mungil yang tampak kian hari semakin lucu itu terjatuh atau menginjak duri. Saatnya si anak harus masuk sekolah, tak kurang-kurangnya menjadi beban orang tua. Demikian pula ketika memasuki dunia remaja, mulai tampak kenakalannya, mulai sering membuat kesal orang tua. Sungguh menjadi beban batin yang tidak ringan.
Pendek kata, sewaktu kecil menjadi beban, sudah besar pun tak kurang menyusahkan. Begitu panjang rentang waktu yang harus dijalani orang tua dalam menanggung segala beban, namun begitu sedikit balas jasa anak. Bahkan tak jarang sang anak malah membuat durhaka, menelantarkan, dan mencampakkan kedua orang tuanya begitu saja manakala tiba saatnya mereka tua renta.
Mengapa orang tua bisa sedemikian tahan untuk terus menerus berkorban bagi anak-anaknya? Karena, keduanya mempunyai hati nurani, yang dari dalamnya terpancar kasih sayang yang tulus suci. Walaupun tidak ada imbalan langsung dari anak-anaknya, namun nurani yang memiliki kasih sayang inilah yang memuatnya tahan terhadap segala kesulitan dan penderitaan. Bahkan sesuatu yang menyengsarakan pun terasa tidak menjadi beban.
Oleh karena itu, beruntunglah orang yang ditakdirkan memiliki kekayaan berupa harta yang banyak, akan tetapi yang harus selalu kita jaga dan rawat sesungguhnya adalah kekayaan batin kita berupa hati nurani ini. Hati nurani yang penuh cahaya kebenaran akan membuat pemiliknya merasakan indah dan lezatnya hidup ini karena selalu akan merasakan kedekatan dengan Allah Azza wa Jalla. Sebaliknya, waspadalah bila cahaya hati nurani menjadi redup. Karena, tidak bisa tidak, akan membuat pemiliknya selalu merasakan kesengsaraan lahir batin lantaran senantiasa merasa terjauhkan dari rahmat dan pertolongan-Nya.
Allah Mahatahu akan segala lintasan hati. Dia menciptakan manusia beserta segala isinya ini dari unsur tanah; dan itu berarti senyawa dengan tubuh kita karena sama-sama terbuat dari tanah. Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan kita tidaklah cukup dengan berdzikir, tetapi harus dipenuhi dengan aneka perangkat dan makanan, yang ternyata sumbernya dari tanah pula.
Bila perut terasa lapar, maka kita santap aneka makanan, yang sumbernya ternyata dari tanah. Bila tubuh kedinginan, kita pun mengenakan pakaian, yang bila ditelusuri, ternyata unsur-unsurnya terbuat dari tanah. Demikian pun bila suatu ketika tubuh kita menderita sakit, maka dicarilah obat-obatan, yang juga diolah dari komponen-komponen yang berasal dari tanah pula. Pendek kata, untuk segala keperluan tubuh, kita mencarikan jawabannya dari tanah.
Akan tetapi, qolbu ini ternyata tidak senyawa dengan unsur-unsur tanah, sehingga hanya akan terpuaskan laparnya, dahaganya, sakitnya, serta kebersihannya semata-mata dengan mengingat Allah. "Alaa bizikrillaahi tathmainul quluub." (QS. Ar Rad [13] : 28). Camkan, hatimu hanya akan menjadi tentram jikalau engkau selalu ingat kepada Allah!
Kita akan banyak mempunyai banyak kebutuhan untuk fisik ita, tetapi kita pun memiliki kebutuhan untuk qolbu kita. Karenanya, marilah kita mengarungi dunia ini sambil memenuhi kebutuhan fisik dengan unsur duniawi, tetapi qolbu atau hati nurani kita tetap tertambat kepada Zat Pemilik dunia. Dengan kata lain, tubuh sibuk dengan urusan dunia, tetapi hati harus sibuk dengan Allah yang memiliki dunia. Inilah sebenarnya yang paling harus kita lakukan.
Sekali kta salah dalam mengelola hati – tubuh dan hati sama-sama sibuk dengan urusan dunia – kita pun akan stress jadinya. Hari-hari pun akan senantiasa diliputi kecemasan. Kita akan takut ada yang menghalangi, takut tidak kebagian, takut terjegal, dan seterusnya. Ini semua diakibatkan oleh sibuknya seluruh jasmani dan rohani kita dngan urusan dunia semata.
Inilah sebenarnya yang sangat potensial membuat redupnya hati nurani. Kita sangat perlu meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai mengalami musibah semacam ini.
Bagaimana caranya agar kita mampu senantiasa membuat hati nurani ini tetap bercahaya? Secara umum solusinya adalah sebagaimana yang diungkapkan di atas : kita harus senantiasa berjuang sekuat-kuatnya agar hati ini jangan sampai terlalaikan dari mengingat Allah. Mulailah dengan mengenali apa yang ada pada diri kita, lalu kenali apa arti hidup ini. Dan semua ini bergantung kecermatan kepada ilmu. Kemudian gigihlah untuk melatih diri mengamalkan sekecil apapun ilmu yang dimiliki dengan ikhlas. Jangan lupa untuk selalu memilih lingkungan orang yang baik, orang-orang yang shalih. Mudah-mudahan ikhtiar ini menjadi jalan bagi kita untuk dapat lebih mengenal Allah, Zat yang telah menciptakan dan mengurus kita. Dialah satu-satunya Zat Maha Pembolak-balik hati, yang sama sekali tidak sesulit bagi-Nya untuk membalikan hati yang redup dan kusam menjadi terang benderang dengan cahaya-Nya. Wallahu’alam.
Bundel by UGLY --- Jan '02
Ya Allah, Wahai Yang Maha Mendengar jadikan pertemuan ini membuat kami mampu mengenal diri kami, tuntun kami untuk memperbaiki yang salah, bukakan hati kami untuk dapat mengenal jalan hidup kami, jadikan setiap langkah kami benar-benar tepat di jalan yang Engkau sukai sehingga tiada yang kami tuju selain hanya Engkau Yang Maha Menatap. Amiin Ya Robbal’alamin.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Program yang harus dimiliki oleh dai agar ia sukses adalah cukup dengan tiga (i) yaitu terdiri dari ; pertama dai yang sukses adalah dai yang mendakwahi diri sendiri, kedua adalah dai yang berdakwah dengan bukti, ketiga adalah dai yang berdakwah dari hati ke hati. Kalau dengan membawa program ini dalam berdakwah insya Allah akan efektif.
Kalau kita selalu berorientasi memikirkan keluar dari diri kita, semua yang kita katakan akan jadi bumerang. Ingat dalilnya "Semua harus berawal dari diri sendiri". Usahakan dakwah dengan kata-kata yang sederhana, jangan pakai kata-kata yang rumit. Cari kata yang sederhana dan sarat makna yang sesuai dengan perbuatan kita yang berbicara.
Program yang paling sulit dilakukan oleh seorang dai adalah mendakwahi dirinya sendiri. Ingin merubah istri, anak, karyawan kuncinya adalah merubah diri. Kalau orang tidak merubah dirinya, dia pasti akan sulit dengan perubahan yang terus terjadi setiap hari dalam hidupnya.
Ciri orang yang tidak bisa merubah diri adalah emosional. Semua masalah dalam hidup ini akan lenyap kalau punya tingkat kearifan. Makin tua kita seharusnya makin serius belajarnya. "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka akan beruntung". Maka dari itu makin hari kita harus makin baik kalau tidak kita akan menghadang bencana.
Setiap orang itu harus punya keyakinan dalam diri bahwa "Jika saya tidak berubah maka saya akan celaka", "Jika saya tidak merubah diri maka saya tidak akan merubah apapun/siapapun", "Jika saya tidak merubah diri berarti saya akan menghancurkan hidup saya".
Perubahan adalah kesuksesan, Perubahan akan membuat hidup tenang, keberhasilan, keselamatan, dan juga merupakan kunci kedekatan dengan Allah.
Kita itu terpaku pada keadaan yang belum tentu benar. Kalau kita mau perubahan kita harus mengetahui apa yang harus dirubah. Kuncinya yang pertama adalah kita harus punya keberanian untuk mengetahui kekurangan diri kita sendiri. Dengan memiliki hal ini akan lebih mudah dalam merubah diri. Miliki juga keberanian untuk mencari kekurangan. Kunci sukses dalam semua hal adalah memperbaiki diri.
Sebesar apapun dosa kita, pengampunan Allah lebih besar lagi kepada orang yang tobat dan bukti tobat adalah kegigihan memperbaiki diri. Milikilah kawan kontributor kekurangan kita, bacalah buku yang banyak mengenai penyakit hati, luangkan waktu untuk mencatat kekurangan diri.
Setelah itu tahapan selanjutnya adalah Riyadoh atau latihan. Dalam latihan harus ada program yang harus kita jalankan, contohnya seperti yang dilakukan oleh Imam Khomaeni yaitu program harian melenyapkan penyakit hati, misalnya sehari shaum bicara. Saya hanya mau menyatakan hal yang baik, bermanfaat, dan kata-kata yang terpilih hari ini, besok boleh terserah. Setiap selesai sholat kembali evaluasi lalu bertobat jadi kita bertemu dengan perbaikan setiap waktu. Contoh lainnya sehari tanpa marah.
Pertanyaannya kapan kita akan mendakwai orang lain? Justru dengan kita memperbaiki diri, orang lain melihat kita dan berdampak kepada orang lain. Contoh lainnya adalah kita latihan agar setiap uang yang kita dapat, kita sisihkan untuk amal.
Inilah jihad kita. Kalau kita tidak pernah memulai, omongan kita akan kosong. Inilah seninya memang butuh waktu menyadarkan orang lain, yang terpenting adalah kita sadar terlebih dahulu.
Kalau rumus kita untuk membangun bangsa maka tumbuhkan dahulu keinginan untuk membangun diri sendiri kemudian keluarga baru kemudian bangsa. Insya Allah nantinya akan hadir pemimpin dari bapak yang sadar membina keluarga.
Rekan-rekan Sekalian,
Pilihlah riadoh yang isinya bersifat realistik dan lakukan secara bertahap. Terus saja lakukan setiap hari memperbaiki diri, di kantor, dalam mendidik anak. Sabarlah dalam memperbaiki diri dan melihat bahwa setiap hari orang dilahirkan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sangat mungkin memakan waktu bisa satu bulan, dua bulan bahkan setahun. Hal yang terpenting adalah diberi istiqomah dalam memperbaiki diri bukankanlah hasil yang terpenting, setiap hasil kita serahkan saja kepada Allah untuk menilai. "Kalau orang bersungguh-sungguh menuju Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi menunjukkan jalanNya".
Marilah kita bangkit membangun bangsa ini dimulai dari kita-kita saja dahulu. Benahi diri kita dengan baik sampai kita benar-benar dapat mengontrol diri kita sendiri. Mulai dari mencoba menahan pandangan dengan menundukkan pandangan. Kemudian latih diri kita dalam menahan pendengaran yang menjadikankan jauh dari Allah. Menahan mulut jangan mencela, jangan komentar, dan jangan mengeluh. Teruslah kendalikan pendengaran, mulut dan pandangan.
Kalau kita sudah dapat mengendalikan diri dengan baik, berbicara akan enak, bergaul akan enak. Kita dapat lebih banyak menyelesaikan masalah dimanapun kita berada. Ketika kita jadi orang tua yang bermasalah, kita akan menghancurkan anak-anak kita, kita jadi bos yang bermasalah, kita akan menghancurkan kantor kita.
Jadi walaupun negara benar kalau kita tidak benar, kita sendirilah yang merusaknya. Solusi yang tepat untuk menyehatkan bangsa ini adalah teruslah memperbaiki diri, jangan lewatkan hari tanpa perbaikan, tiada hati tanpa tambah ilmu, tiada hari tanpa riadoh. Mungkin kita akan tuai hasilnya satu sampai dua tahun kedepan. Keluarga jadi dekat dan akrab, anak-anak menuju pada kesolehan, dan hubungan dengan tetangga jadi sinergi.
Mari kita buat program latihan setiap hari. Harus ada karya nyata yang jelas dari kita.
Walhamdulillahi Robbil’alamin
Bundel by UGLY --- Jan '02
Betapa indahnya sekiranya kita memiliki qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, terawat dengan sebaik-baiknya. Ibarat taman bunga yang pemiliknya mampu merawatnya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Alur-alur penanamannya tertata rapih. Pengelompokan jenis dan warna bunganya berkombinasi secara artistik. Yang ditanam hanya tanaman bunga yang memiliki warna-warni yang indah atau bahkan yang menyemerbakan keharuman yang menyegarkan.
Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.
Walhasil, tanahnya senantiasa gembur, tanaman bunga pun tumbuh dengan subur. Dedaunannya sehat menghijau. Dan, subhanallah, bila pagi tiba manakala sang matahari naik sepenggalah, dan saat titik-titik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan menagkap kilatan cahayanya, bunga-bunga itu, dengan aneka warnanya, mekar merekah. Wewangian harumnya semerbak ke seantero taman, tak hanya tercium oleh pemiliknya, tetapi juga oleh siapapun yang kebetulan berlalu dekat taman. Sungguh, alangkah indah dan mengesankan.
Begitu pun qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tersemburat pula dalam setiap gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekalipun.
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.
Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut namanya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, maka hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat apapun, diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapi masalah.
Adalah kebalikannya dengan orang yang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir. Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.
Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa. Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
"Dan bahwasannya manusia tidak akan memperoleh (sesuatu), selain dari apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." (QS. An Najm {53} : 39-41), demikian firman Allah Azza wa Jalla.
Kebaikan yang ditunaikan dan kejahatan yang diperbuat seseorang pastilah akan kembali kepada pelakunya. Jika berbuat kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai dengan takaran yang telah dijanjikan-Nya. Sebaliknya, jika berbuat kejahatan, niscaya ia akan mendapatkan balasan siksa sesuai dengan kadar kejahatan yang dilakukannya. Sedangkan kebaikan dan kejahatan tidaklah bisa berhimpun dalam satu kesatuan.
Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak. Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat. Sebaliknya alangkan malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.
Marilah kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai, karena berseliwerannya aneka masalah sama sekali tidak akan pernah membuat dirinya terjebak dalam kesulitan hidup karena selalu mampu menemukan jalan keluar terbaiknya, dengan izin Allah. Insya Allah!***
Bundel by UGLY --- Jan '02
Alangkah beruntungnya orang-orang yang tidak disiksa oleh rindu dipuji orang lain, karena jika kita rindu dipuji orang lain kalau untuk urusan duniawi hukumnya mubah tapi kalau untuk urusan amal ibadah maka akan sirnalah amal ibadah kita.
Hikam:
Hai orang-orang beriman janganlah kamu batalkan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang membelanjakan hartanya karena riya kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. perumpamaan mereka seperti batu yang licin yang diatasnya tanah lalu hujan lebat menimpanya maka ia menjadi bersih. Mereka tidak memperoleh apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu tetapi melihat niat dan keikhlasan didalam hatimu." Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya yang paling kutakuti atas kamu sekalian adalah syirik kecil." Sahabat bertanya: "Apa syirik kecil itu ya Rasulullah?" Rasulullah bersabda: "Syirik yang kecil itu adalah riya."
Riya dapat menghanguskan amal ibadah kita, karena suatu amal ibadah yang seharusnya ingin mendapatkan keridhoan Allah, berubah menjadi ingin mendapatkan nilai dan pujian dari orang lain. Dalam beramal kita harus menjaga niat agar terbebas dari ingin dipuji dan dinilai orang lain, ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beramal ialah ada orang dengan tidak ada orang amal ibadahnya berbeda. Kunci ikhlas adalah kita harus yakin Allah yang Maha membalas, Allah yang Maha menyaksikan dan Allah yang Maha menguasai semua yang kita inginkan.
Dalam beramal bukan karena tampak atau tidak tampak oleh orang lain, tetapi karena apa yang menjadi niat dihatinya. Berlebih-lebihan dalam pengeluaran tergantung pada niat, keperluan dan kemampuan dari orang yang mengeluarkannya.
Marilah dengan romadhan ini kita menguatkan keyakinan kepada Allah, Allah melihat dan memiliki diri kita, Allah yang menggenggam masa depan kita dan apapun yang kita inginkan semuanya dikuasai Allah swt.
Bundel by UGLY --- Jan '02
Bismillahirrohmanirrohim,
Duhai Allah yang Maha Menatap, karuniakanlah kepada kami ilmu yang membuat kami dapat mengenal RasulMu, yang membuat kami tetap lurus berjalan di jalanMu. Wahai yangMaha Mendengar, lindungi pertemuan ini dari ilmu dan amal yang menyesatkan. Amin Ya Robbal'alamin.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Indonesia dengan hampir 200 juta umat Islam, kalau saja bisa memiliki pemimpin yang sangat tangguh akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikut. Kalau pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Para pengikut menduplikasi pemimpinnya. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pimpinan kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula umatnya. Kalau kita lihat kondisi bangsa kita sekarang jangan pesimis, kalau kita tidak bisa memimpin sekarang, mudah-mudahan generasi kita yang akan datang akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas tinggi.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Apakah pemimpin itu lahir begitu saja? Kalau singa, sudah dilahirkan menjadi raja hutan, tetapi manusia ada yang memiliki bakat menjadi pemimpin, belum tentu dapat memimpin dengan baik kalau tidak disertai dengan ilmu. Menurut analisa di Indonesia, ada jenis pemimpin ulama pesantrenan: dibesarkan di pesantren, ilmu agamanya luas, tapi kelemahannya kata para ahli adalah dalam bidang manajemen, sehingga sulit untuk mengurus sesuatu yang besar. Ada juga yang birokrat: aktif di islam, kemampuan organisasinya bagus tetapi pendalaman agamanya belum mantap. Ada tipe mubaligh yang seperti selebritis: dia ceramahnya bagus, diliput media massa, akhirnya jadi terkenal dimana-mana, dijadikan idola, tetapi kadang-kadang kurang mengakar dalam menggerakkan masyarakat.
Yang kita impikan adalah yang seperti Rasul, dia mumpuni dalam keilmuannya, berkemampuan dalam manajemen, beliau juga punya kemampuan membangun opini di masyarakat .
Dengan dasar "Setiap diantaramu adalah pemimpin", Setiap kepemimpinan akan ditanya oleh Allah. Semua pemimpin termasuk pemimpin rumah tangga tidak terkecuali. Berikut rumus sederhana untuk menjadi pemimpin yang dicintai.
Pemimpin itu bukan yang mengerjakan segalanya sendiri, kalau ia melakukannya sendiri akan gagal ia memimpin. Kalau kita ingin untung sendiri akan sengsara akhirnya, karena kita sering merasa untung jika kita untung sendiri, padahal keuntungan sebenarnya bagi kita adalah jika kita menjadi jalan keuntungan bagi orang lain.
Apakah rahasia utama kepemimpinan? Jawabannya adalah : kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan dari kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik, jangan pikirkan orang lain, pikirkan diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan ini bagus, kokoh, megah karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong kalau tidak diawali dengan diri sendiri.
Ibu yang ingin anaknya ramah, lembut, pertanyaannya adalah sudah ramah dan lembutkah saya? Jangan menyuruh orang lain kalau belum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri. Orang yang tidak cocok antara perbuatan dan perkataan akan runtuh wibawanya. Guru, ibu, bapak atau pemimpin akan runtuh wibawanya kalu tidak cocok. Siapapun kalau tidak serius menjadi contoh akan jatuh wibawanya.
Ada seorang yang mengajarkan ilmu di Daarut Tauhiid mengatakan bahwa visual itu mengambil bagian 50-60 persen, sedang vokal hanya beberapa persen sisanya adalah verbal. Kata-kata seperti ini kecil pengaruhnya, yang berpengaruh itu adalah visual kita. Contohnya nada bicara dalam berkata-kata. Tetapi jika tidak berkata-katapun akan jadi masalah.
Jadi kalau kita berangan-angan ingin jadi pemimpin jangan memikirkan bawahan, pikirkan saja diri kita dulu. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi Mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri adalah omong kosong. Misalnya ketika sedang rapat kita sombong, berapa banyak potensi yang tidak bisa keluar hanya karena pemimpinannya sombong. Rapat yang dipimpin dengan emosional akan banyak potensi solusi yang tidak dapat keluar karena pemimpinnya emosional. Makanya seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam menjadi contoh atau suri tauladan, modalnya harus yakin dengan kebenaran contoh tersebut; karena kalau kita tidak yakin atau ragu-ragu kita tidak dapat menjadi contoh. Hanya orang yang berpengetahuan luas yakin akan ilmunya yang berhasil menjadi contoh.
Ingatlah rumus 5 S (senyum, salam sapa, santun, sopan). Khusus untuk pelajaran senyum, ternyata jika kita makin tahu ilmu senyum makin nikmat senyum itu. Senyum itu bisa dilihat dari mata. Senyum yang asli, mata itu sedikit redup, karena kalau melotot tidak jadi senyumnya.
Ternyata untuk senyum itu memerlukan 14 otot yang aktif, sedangkan untuk cemberut bisa sampai 32 otot. Akibatnya energi cemberut itu lebih banyak daripada energi senyum. Senyum itu bisa kalau dalam hatinya rindu membahagiakan orang lain. Kalau orang kita ajak senyum maka akan terbawa senyum. Orang yang marah dihadapi dengan senyum insya Allah akan reda. Semakin lengkap ilmu tentang senyum akan makin nikmat senyum kita. Maka orang-orang yang akan menjadi contoh yang baik adalah orang yang yakin akan kebenaran yang dicontohkannya itu. Orang yang kurang ilmu akan sulit menjadi contoh.
Hal yang kedua adalah; orang itu dapat menjadi contoh kalau ia sudah mengamalkannya, kalau tidak mengamalkannya tidak akan ada ruhnya. Orang yang sibuk memberi contoh tetapi orang itu belum menikmatinya akan menjadi susah.
Nabi Muhammad SAW menyuruh sedekah, ditandai dengan setiap orang yang meminta tidak akan ditolaknya. Sedangkan kita menyuruh bersedekah, dalam bersedekah harus berfikir-fikir terlebih dahulu. Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk hidup bersahaja dengan rumahnya yang sederhana. Apa yang diucapkan sama dengan yang diperbuat. Dalilnya adalah; "Amat besar kemurkaan Allah apabila ada yang berkata-kata apa yang tidak diperbuatnya".
Hal ketiga adalah; kalau ingin menyuruh/menjadi contoh itu harus sabar, karena sabar itu indah. Karena menyuruh orang lain itu tidak seperti membalikkan tangan. Pemimpin yang tidak punya kesabaran tidak akan dapat memimpin dengan baik. Makanya kalau punya anak harus sabar. Membalikkan hati anak, bukan tugas kita tetapi Allahlah yang melakukannya. Tugas kita adalah meberikan contoh. Kalau belum menurut sekarang, mungkin besok. Kalau pemimpin tidak punya kesabaran tidak akan efektif.
Hal yang keempat adalah; harus ikhlas, ciri orang yang ikhlas itu adalah jarang kecewa. Orang yang ikhlas itu dipuji/dicaci sama saja. Kalau kita bertambah semangat ketika dipuji, dan patah semangat karena dicaci, tidak melakukan karena tidak ada yang memuji itu namanya kurang ikhlas. Kita hanya melakukan saja, mau dipuji atau tidak silakan saja, Allah Maha Melihat. Makanya terus memberi contoh sambil terus berharap diterima Allah amalan kita. Dengan kombinasi keyakinan, yang kita contohkan menjadi bagian dari diri kita, kesabaran yang prima, dan keikhlasan.
Hati itu tidak bisa disentuh kecuali oleh hati juga. Kalau sudah diberi contoh dan tidak ada yang mengikuti, tidak apa-apa karena tidak akan habis pahalanya jika tidak ada yang mengikuti. Dalilnya: "Sekecil apapun perbuatan kembali kepada kita". Lakukan saja. Dan tidak boleh ujub, misalnya; ketika kita sukses dalam memberi contoh, jangan ujub, karena orang lain berubah belum tentu karena contoh kita. Ketika kita memberi contoh di rumah, tetangga mengikuti, orang lain mengikuti, kita tidak boleh ujub karena akan hilang pahalanya. Jangan pernah merasa berjasa. Jangan merasa sudah merubah orang lain, karena yang membolakbalikkan hati adalah hanya Allah. Kalau kita sudah beramal sebaiknya dilupakan saja. Piala sebesar apapun akan kecil artinya, yang paling berharga adalah keikhlasan. Apalah artinya jika kita medapat piala yang akan membuat kita jadi riya.
Tingkatkan diri kita menjadi contoh mulai dari wajah yang senyum, jadikan contoh, sapa kepada siapapun, ucapan salam. Lakukan apa yang kita inginkan orang lain lakukan, baca Qur'an. Kalau ingin anak-anak kurang menonton TV kita harus mencontohkan terlebih dahulu.
Rahasia kekuatan pemimpin adalah suri tauladan. Sebagai contoh, mengapa P4 gagal diterapkan di Indonesia? Sederhanya sekali jawabannya, yaitu tidak ada contohnya. Kita jadi bingung karena tidak ada yang paling paham tentang P4.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan. Ketika Rasul mengajak jihad, beliau langsung ada di barisan paling depan. Bahkan Imam Ali mengatakan kalau pertempuran sudah berkecamuk begitu dashyat maka kami berlindung di balik Rasul. Beliau itu bertempur paling depan, bersedekah seperti angin dan hidup bersahaja. Ketika Rasul menyuruh bertahajud, kakinya sampai bengkak. Ketika Rasul menyuruh shaum perutnya sampai diganjal dengan batu. Ketika Rasul menyuruh orang berakhlak mulia, beliaulah yang akhlaknya paling mulia. Apapun yang beliau katakana kepada umatnya, pasti beliau lakukan. Itulah sebabnya ribuan tahun sampai kini, ribuan kilometer jaraknya, masih tetap kuat pengaruhnya. Kepemimpinan itu adalah pengaruh. Siapa yang pengaruhnya paling kuat dialah yang kepemimpinannya paling kuat.
Jika kita ingin menyelamatkan orang lain harus terlebih dahulu menyelamatkan diri. Bagaimana mungkin menyelamatkan orang lain, kalu diri tidak selamat. Selamatkan diri kita agar punya kemampuan menyelamatkan orang lain. Kita tidak akan dapat menolong orang lain kalau kitanya rusak.
Rahasia lainnya, pemimpin dalam Islam itu adalah pelayan umat. Jadi kalau diilustrasikan lewat piramida, piramidanya seperti piramida terbalik, dan pemimpin adalah yang di bawah. Maka siapapun yang menjadi pemimpin, dia harus mengeluarkan pengorbanan yang paling besar dibanding dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus berpikir keras, sekuat-kuatnya untuk memajukan orang yang dipimpinnya. Ini baru pemimpin sukses. Seorang guru yang baik adalah yang membuat murid-muridnya pintar, kalau tidak guru tersebut dianggap tidak bisa mengajar. Orang tua yang sukses adalah orang tua yang mengeksploitir dirinya supaya anaknya lebih baik dari dirinya. Ibu dan Bapak masing-masing memiliki pengalaman dan masa lalu kemudian menikah, ini akan lebih bagus tentunya. Bayangkan: dua potensi, kapasitas, ilmu dan
masa lalu bersatu menjadi anak, seharusnya anak ini menjadi brilian tetapi kadang-kandang kita terlalu sibuk masalah kantor, masalah uang akibatnya anak jadi gagal.
Pemimpin yang sukses adalah yang selalu berpikir menjadi manfaat yang paling besar bagi orang lain. Hal yang pertama adalah bagaimana orang yang kita pimpin jadi ahli ibadah. Sebab kalau yang kita pimpin jauh dari Allah, siapa lagi yang akan menolong. Misal kita punya toko, kita harus berjuang agar karyawan yang ada jadi dekat dengan Allah, sebab kalau mereka dekat dengan Allah, Allah pasti akan menolong. Seorang suami harus berpikir sekuat-kuatnya agar istri dan anak dekat dengan Allah, sebab bisa saja kita tiba-tiba mati. Tetapi kalau dia dekat dengan Allah, Allahlah yang melindungi. Perlindungan ini jauh dari jangkauan manusia. Seorang suami itu bukan pemberi rezeki, suami itu sama-sama adalah pemakan rezeki.
Jadi ini penting sekali untuk meningkatkan ibadah, sebab pemimpin bukan pemberi uang, pemimpin bukan penolong. Allahlah yang menolong. Kalau yang memimpin durhaka kita yang mengikuti akan ketiban pulungnya. Maka pemimpin yang baik harus berpikir keras bagaimana pengikutnya mendapat ilmu agama, atau dimotivasi untuk ibadah dan sinergi dengan doa.
Kalau kita memimpin toko dengan sepuluh orang karyawan. Semuanya ahli tahajud, shaum, baca Qur'an bayangkan apa yang akan diberikan Allah kepada mereka. Jika kita punya pabrik 1000 orang, bikinlah sistem yang membuat orang bisa shalat berjamaah, bisa shalat tahajud dengan tahajud call. Buat supaya dapat baca Qur'an satu hari satu juz, bisa diharapkan sebulan khatam Al-Qur'an. Selesai kerja keras sinergikan dengan doa di malam hari. Doa ini adalah fasilitas senjata yang jarang kita gunakan belakang ini. Pemimpin harus selalu memperhatikan kualitas ibadah yang dipimpinnya. Tanpa ibadah yang bagus akhlak tidak akan bagus pula.
Hal yang kedua adalah pemimpin baik yang akan sukses adalah yang berpikir keras bagaimana orang-orang yang dipimpinnya bisa menjadi khalifah di dunia ini, pandai, profesional dan kerjanya bagus. Dia korbankan dirinya supaya orang-orang disekelilingnya bertambah pintar. Kebahagiaan kita itu adalah ketika melihat orang lain sukses. Orang yang mengikuti kita jadi pintar karena Allah yang membuatnya pintar, bukan karena kita. Kita beruntung karena terpilih jadi jalannya yaitu belajar kepada kita, bisa saja Allah menggerakkannya belajar kepada orang lain, dan orang lain yang mendapatkan pahalanya.
Kita harus sekuat tenaga membuat orang-orang di sekitar kita pintar, kalau bawahan selalu meminta nasihat dan saran kepada kita. Berarti kita tidak akan maju. Dan kita akan membuat mereka tergantung. Kita sebagai pemimpin harus punya banyak waktu untuk belajar, harus banyak waktu untuk mengup-grade, memperbaiki diri kita, maka berikan ilmu agar mereka maju.
Pimpinan harus berhasil mencari masalah, dia berhasil merumuskan penyelesaian masalah, dan dia berhasil melakukan apa yang dia rumuskan.
Pemimpin selalu membuat orang-orang disekitarnya pintar, selalu menemukan masalah, bisa mencari solusinya. Kita jangan sok pintar mencari solusi sendiri. Jadi bukan pemimpin yang baik jika segalanya dikerjakan sendirian. Akan capai nantinya, pemimpin adalah yang dapat membuat orang bangkit rasa percaya dirinya.
Hal yang ketiga adalah; setiap orang yang kita pimpin dia harus punya kemampuan dakwah, pemimpin yang baik adalah dia harus berfikir bagaimana murid-murid bisa dakwah, anak, istri bisa dakwah. Suplailah ilmu, wawasan Dimanapun kamu berada harus menjadi figur contoh, dakwahkan islam dengan baik.
Misalkan kita punya pabrik dengan 1000 karyawan jadinya akan ada 1000 mubaligh. Akibatnya karena kita jadi pemimpin, orang-orang jadi dekat dengan Allah, jadi profesional, orang-orang semuanya jadi agent of change yang menyebarkan perubahan kepada masyarakatnya, itulah pemimpin sejati, dan itulah yang dilakukan Rasul. Para sahabatnya semua jadi ahli ibadah yang tangguh, jadi pemimpin yang jagoan, profesional dan menyebar menjadi sarana kemuliaan dan martabat bagi umat, inilah pemimpin yang dibutuhkan.
Andaikata presiden di suatu negara seperti ini menjadi suri tauladan, setiap patah katanya, perbuatannya, ibadahnya, profesionalismenya dan ia adalah orang yang benar-benar mengeksploitir dirinya agar rakyatnya menjadi ahli ibadah semuanya. Andaikata sebelum rapat kabinet harus dibacakan ayat-ayat Al-Quran, dan prasyarat jadi calon menteri adalah harus hafal minimal lima juz. Menteri-menteri yang dipilih adalah yang paling kuat ibadahnya, paling profesional dan figur dirinya menjadi suri tauladan. Kehidupannya harus zuhud. Impian ini dapat menjadi kenyataan dengan gampang saja jika Allah
menghendaki. Mulainya adalah dari diri masing-masing.
Targetnya cuma diri dan rumah terlebih dahulu. Apa artinya kantor sukses kalau rumah hancur. Biasanya jatuhnya pemimpin berawal dari rumahnya. Janganlah memikirkan negara yang besar, coba pikirkan negara mini kita dahulu yaitu tubuh kita ini. Kemudian baru mulai membenahi kerajaan rumah kita.
Bonusnya adalah "Barangsiapa yang banyak bertobat, maka Allah akan menghilangkan segala kesedihan hati, melapangkan segala urusan dan Allah akan memberikan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga." Ini akan menjadi penambah semangat bagi kita semua.
Walhamdulillahirrobil'alamin
Bundel by UGLY --- Jan '02
Sahabat, sesungguhnya dengan berakhirnya bulan Ramadhan yang mulia ini, kita harus merasa sangat sedih karena siapa tahu kita tidak akan berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang. Padahal peluang kita untuk bisa mulia dengan menggunakan sarana bulan ini luar biasa besarnya. Satu hal lagi yang perlu diwaspadai yaitu setan terkutuk, dilepas kembali. Ketika adzan Maghrib berkumandang menjelang malam takbiran, itulah saatnya belenggu setan dibuka. Setan kembali lagi bebas dan pasti tidak ada lagi pekerjaannya selain untuk menyesatkan anak cucu Adam. Betapa tidak! Setan tidak terlihat wujudnya tetapi hasilnya jelas nyata. Akibatnya siapa saja yang tergoda dan dirasuki bisikannya, pasti akan sengsara di dunia maupun di akhirat. Setan pun tidak punya pekerjaan lain selain menipu dan menjerumuskan manusia. Sedangkan kita begitu tersibuki oleh berbagai kegiatan duniawi. Sementara itu sang setan ternyata banyak sekali temannya sehingga dengan mudah dapat mengganggu kita sedangkan kita seorang diri melawannya. Karenanya jangan heran kalau banyak manusia di dunia ini menjadi korban tipu muslihat setan. Bisa jadi termasuk kita sendiri. Naudzubillaah!
Oleh karena itu, berikut ini kita akan ungkapkan beberapa tipuan setan yang mungkin akan segera menyergap kita. Satu hal yang harus kita ketahui bahwa kendaraan setan yang telah tersedia pada setiap diri anak Adam adalah nafsu.
Jadi, setan tidak akan mengakali kita kecuali lewat hawa nafsu. Sedangkan nafsu mempunyai tiga macam tabiat, yakni :
Pertama, hawa nafsu itu senang akan penghargaan, pujian, kemuliaan, kehormatan, dan harga diri. Setan senantiasa akan memperdaya diri kita melalui harga diri dan kehormatan. Demi mempertahankan kehormatan dan harga diri biasanya kita akan dibisiki setan untuk selalu berpenampilan hebat dengan pakainan mahal-mahal, kendaraan mewah dan sebagainya. Pendek kata, dari hari ke hari kita akan disibukkan oleh tipuan setan tersebut sehingga tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan uang berapapun hanya karena ingin dihargai manusia tanpa peduli bagaimanan pertimbangan hisabnya di akhirat kelak.
Bukan tidak boleh kita menjaga penampilan, karena tampil dan serasi itu bagus. Bahkan Syeikh Abdul Qadir, seorang tokoh tasawuf dan ulama salaf, kalau bepergian selalu menjaga kebersihan dan penampilan. Akan tetapi, ia benar-benar memperhitungkan timbangan hisabnya.
Berbeda halnya dengan orang yang sudah terkelabui setan. Ia tak akan pernah peduli dengan pertimbangan hisab di akhirat. Shidqah sedikit, atau bahkan tidak pernah, tetapi kalau belanja ke supermarket habis-habisan. Pergi ke tempat ibadah jarang-jarang, tetapi bertamasya ke tempat-tempat yang jauh dan menghabiskan biaya besar seolah telah menjadi kegiatan rutin.
Demi menjaga harga diri dan gengsi biasanya kita sering over acting. Jika marah tampak lebih emosional agar mereka tahu bahwa kita adalah orang yang berkuasa dan mempunyai kedudukan. Bahkan tidak jarang dengan mudahnya meremehkan dan merendahkan orang lain hanya untuk menunjukkan bahwa kita bukan remeh dan tidak rendah. Semua itu adalah tipuan setan belaka!
Oleh karena itu, supaya kita tidak terjerumus menjadi orang yang sombong dan takabur, kuncinya adalah tawadhu karena sesungguhnyalah kemuliaan itu datang dari kerendahan hati. Bukankah kita sendiri merasa muak melihat orang yang sombong, penuh keangkuhan, dan gemar menyebut-nyebut kehebatan dirinya?
Kedua, setan selalu membisiki kita agar mengumbar nikmat. Semua indera kita ini memang sangat senang akan aneka nikmat, seperti nikmat syahwat, makanan, keindahan, perkataan, dan lain-lain.
Nikmat makanan membuat kita semakin banyak berkeinginan untuk memakan makanan yang enak-enak, tidak peduli halal atau haram. Oleh karenanya, disunnahkan melaksanakan shaum selama enam hari mulai hari kedua setelah Idul Fitri, yang pahalanya sama dengan shaum setahun.
Nikmat pendengaran membuat kita cenderung untuk senang mendengarkan musik. Karenanya, kita harus mengimbanginya dengan sering-sering mendengarkan pengajian dan ceramah.
Bagi yang suka berpacaran, biasanya cenderung hanya unyuk mencari kenikmatan dan kepuasan syahwat belaka. Mata ini memang suka kepada sesuatu yang cantik dan indah, sehingga banyak membuat kita berkeinginan untuk melihat wanita baik langsung maupun yang terpampang di majalah-majalah dan iklan-iklan di televisi. Karenanya, nafsu syahwat ini harus mampu kita tahan karena mengumbar kenikmatan itu ibarat meminum air laut, semakin banyak diminum, semakin haus kita dibuatnya.
Sementara itu, nikmat mulut membuat kita cenderung ingin selalu berbicara banyak-banyak. Bila sudah berbicara, sungguh terasa nikmat, sehingga tak ingin berhenti. Oleh karena itu, kita harus mampu menahan dan mengimbanginya dengan bayak-banyak bertadarus Al Qur’an.
Sahabat, ketahuilah bahwa semua yang cenderung nikmat itu akan selalu terus menerus dikejar setan, sehingga dapat melenakan kita. Kuncinya adalah berusaha menahan diri jangan sampai setiap keinginan kita dilanjutkan. Hendaknya setiap kita akan melaksanakan sesuatu itu bertanya dulu. Apakah makanan ini halal, haram, atau syubhat? Kalau boleh dimakan, makanlah jangan sampai berlebihan. Semua ini tiada lain untuk melatih diri kita agar tidak sampai diperbudak oleh hawa nafsu yang sudah dikendalikan setan.
Ketiga, hawa nafsu paling malas kepada taat. Setan pasti akan selalu memperdaya agar malas kepada taat. Shalat malas, pergi ke masjid malas, apalagi tahajud, sangat enggan untuk bangun tidur. Baca Qur’an malas. Kalau pun kita bershidqah, pasti akan dibisiki setan agar menjadi riya.
Memang, kita akan sangat mudah diperdaya setan melalui sarana sifat malas ini. Karena hanya sifat ini yang sangat mudah dimainkan sang setan. Saat muncul rasa malas untuk beribadah, biasanya otak pun ikut berputar segera mencarikan dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional, sehingga yang nampak nantinya bahwa enggan mengerjakan sesuatu ibadah itu karena memang jelas alasannya, bukan lantaran malas. Ah, betapa setan pintar sekali mengelabui kita.
Nah, untuk memblokade bisikan setan tersebut, usahakanlah kita selalu segera berbuat hal sebaliknya dari yang diingini si malas. Bila kita mendengar adzan berkumandang, maka usahakanlah sekuat tenaga menunda atau menghentikan pekerjaan yang sedang digarap, untuk kemudian lekas-lekas pergi ke masjid. Bahkan akan lebih baik lagi jika kita selalui mengetahui jadwal waktu shalat, lalu menetapkan 15 menit sebelum tiba waktu shalat, kita sudah menghentikan segala bentuk pekerjaan untuk bersiap-siap pergi ke masjid.
Demikian juga kalau malam tiba, tetap mengusahakan sepertiga akhir malam untuk mendirikan shalat tahajud karena dengan tahajud hidup kita akan terpelihara dalam kemuliaan. Setiap pagi usahakan menyediakan uang receh untuk diinfaqkan karena dengan infaq kita akan tertolak dari bencana dan mati dalam keadaan suul khatimah. Usahakan pula kita selalu membawa Qur’an kecil untuk dibaca sewaktu-waktu di sela-sela pekerjaan kita. Bila kita istiqamah membacanya walaupun hanya beberapa ayat saja, Insya Allah akan menjadi karomah bagi kita. Semua ini merupakan ikhtiar kita dalam menghadang gempuran-gempuran setan yang memang tak kenal lelah.
Ingatlah bahwa setan hanya mampu mempengaruhi kita dengan bisikan. Tak ada setan yang menerkam kita. Hati ini menjadi rusak karena kita kalah dan tak berdaya menghadapi bisikannya yang memang tidak terasa dan tanpa kita sadari. Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti bisikkan setan tengah merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan segenap kemampuan dengan cara melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan!
Latihlah diri kita agar jangan sampai diperbudak oleh segala bentuk kenikmatan. Latihlah diri kita agar selalu dalam keadaan taat kepada Allah. Dan jangan lupa, berlindunglah selalu kepada-Nya dari segala godaan setan yang terkutuk, niscaya kita akan diberi kekuatan untuk terhindar dari segala tipuan setan. Insya Allah!***
Bundel by UGLY --- Jan '02
Bismillahirrahmaanirrahiim
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A'raaf : 96)
Mengapa uang yang banyak, rumah yang besar, istri yang jelita atau suami yang tampan, ilmu yang luas tidak mengangkat derajat pemiliknya? Malah menghinakannya? bukan kebahagiaan atau ketentraman yang diperoleh melainkan masalah dan malapetaka. Apa sebabnya? sebenarnya penyebabnya sederhana sekali, yakni bahwa semua itu tidak barokah.
Kita tidak boleh cukup senang memiliki sesuatu. Tetapi yang harus lebih kita senangi adalah keberkahan atas segala sesuatu itu.Jadi bukan takut tidak memiliki sesuatu tetapi harus lebih takut sesuatu yang sudah dimiliki tidak membawa berkah.
Kita lihat, misalnya suatu rumah yangga yang penuh dengan percekcokan, sebenarnya harus dicurigai jangan-jangan prosedur, keilmuan, dan etika dalam mengarungi dunia rumah tangga tidak cocok dengan yang disyariatkan Allah.
Maka, kita harus sangat takut dengan hidup yang tidak berkah, yaitu yang tidak bermanfat bagi dunia juga tidak bermanfaat bagi akhirat. Mulailah berhati-hati dengan uang. Bagaimana supaya uang menjadi berkah? Seperti halnya gelas. Gelas hanya bisa enak digunakan untuk minum kalau terlebih dahulu gelas itu kita bersihkan. jangan sekali-kali kita mencoba untuk tidak jujur. untuk apa? Jujur atau tidak jujur tetap Allah yang memberi. Rizki penjahat datang dari Allah, rizki orang jujur juga datang dari Allah. Bedanya, rizki yang diberikan kepada penjahat tadi haram, tidak berkah, sedangkah yang diberikan kepada orang jujur adalah rizki yang berkah. Sebab sebenarnya meskipun penjahat, kalau Allah tidak memberi, tidak pernah dia dapatkan hasilnya. Banyak pencuri yang gagal, koruptor yang gagal. Semua itu karena kehendak Allah.
Sesudah kita jujur, hati-hati pula jangan sampai ada hal-hak orang lain yang terampas atau belum tertunaikan, apalagi hak ummat. Na'udzubillahi min dzalik.
Alkisah, Umar bin Abdul Aziz -semoga Allah meridhainya-, ketika beliau sedang mengerjakan tugas negara malam hari di rumahnya, tiba-tiba anaknya mengetuk pintu kamar. KEmudian beliau membuka pintu dan lampu di kamar tersebut dimatikannya. Si anak lalu bertanya, "Kenapa lampu engkau matikan , ya Abi?" lalu beliau menjawab, "Karena minyak pada lampu ini milik negara. Tidak layak kita membicarakanurusan keluarga dengan menggunakan asilitas negara", begitulah Umar, sangat hati-hatinya karena mengharapkan hidupnya mendapat ridha dan berkah dari Allah swt.
Dari cerita yang dikisahkan di atas mengandung berbagai hikmah yang dapat kita teladani.
Menggunakan jabatan dan wewenang yang sangat membawa berkah tiada lain kecuali mengenyampigkan kepentingan dan kesenangan pribadi di atas hak dan kesenangan Allah.
Harta kekayaan yang melimpah yang kita kuasai, yang membawa berkah, tiada lain kecuali harta yang bersih yang tertunaikan kewajiban-kewajibannya baik hak orang lain apalagi hak ummat.
Wallahu a'lam bishshawab.
Bundel by UGLY --- Jan '02
Apa itu MQ? Sebenarnya tidak ada perbedaan antara MQ dengan metode dakwah Islam lainnya. di dalamnya pun tidak ada yang baru, semuanya merupakan penjabaran ajaran Islam. Hanya pembahasannya lebih diperdalam, dibeberkan dengan cara yang aktual, dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Inti pembelajarannya sendiri ada pada qolbu.
Di dalam tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat. Sayangnya, tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa, tapi tidak menjadi mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah qolbu.
Kita ambil contoh lain, sebuah mikrofon bisa menjadi alat provokasi kejahatan, bisa juga jadi alat dakwah dan menyampaikan ilmu, sebuah mikrofon bisa juga menjadi alat bantu berbicara sehingga menjadi fasih, itulah fungsi mikrofon. Artinya, yang menentukan isi dari bahasa yang keluar darinya adalah qolbu. Dalam hal ini Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging yang jika ia baik maka baik pula yang lainnya, sebaliknya yang apabila ia jelek maka jeleklah semuanya. Dan yang dimaksud daging itu ialah Qolbu.
Jadi, yang terpenting dari manusia ternyata bukan kecerdasannya saja, tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar, yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar. Disitulah fungsi qolbu. Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia, kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar.
Di dalam qolbu ini ada yang disebut potensi, faalhamahaa fujuu rahaa wa taqwaaha (QS. Asy Syams [91] : 8), "Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)". Begitulah, qolbu ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.
Negara Singapura, misalnya, tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air minumnya saja, Singapura harus mengimpornya dari Johor, Malaysia. disisi lain ternyata mereka berhasil mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, sehingga walaupun SDA-nya minim, tapi SDM-nya mampu diberdayakan secara optimal. Hasilnya, kini Singapura menjadi jauh lebih makmur daripada Indonesia yang alamnya sangat kaya raya. Mengapa? Ya, itu tadi, karena bangsa kita lemah dalam manajemennya.
Dapat dipahami pula bahwa kita tidak berakhlak mulia bukan karena tidak punya potensi, tapi karena manajemen diri kita yang masih buruk. Sungguh kita mampu mengelola otak kita menjadi cerdas, membaca dengan kecepatan 400 kpm, memiliki daya ingat yang kuat, yakinlah itu bisa dilakukan. Kita bisa kelola fisik sehingga mampu melakukan sebuah gerakan bela diri demikian sempurna, pukulannya demikian akurat, tapi itu tidak cukup kalau hatinya tidak dikelola dengan baik. Karena semua itu tidak akan memiliki nilai positif jika hatinya tidak dikelola dengan baik. Begitulah. Hati menentukan nilai; mulia atau hina. Jangan aneh bila ada orang cerdas, tapi tidak mulia hidupnya. Bukan karena kurang cerdas, tapi kecerdasannya tidak dibimbing oleh hatinya.
Oleh karena itulah, orang yang pandai mengelola hatinya, ketika tiba-tiba, misalnya, dihina orang, dia akan kelola penghinaan ini menjadi sesuatu yang mamfaat, "Ah, dia memang menghina, namun siapa tahu penghinaan ini bagian dari karunia Allah untuk memberitahu kekurangan saya, selain itu saya pun bisa melatih kesabaran, bedanya khan dia baru bisa menghina, saya bisa mengatakan yang baik kepadanya." Begitulah, sikap terhadap hinaan ternyata bergantung manajemen qolbunya. Saat lain ia diuji sedang sakit, lalu qolbunya kembali ia kelola dengan seoptimal-optimalnya. "Sakit bagi saya adalah proses evaluasi diri, proses pengguguran dosa", demikianlah ia pahamkan dihatinya tentang makna sakit. Akibatnya, sakit menjadi tidak menyengsarakan, melainkan penuh hikmah yang mendalam, karena dia berhasil mengelola hatinya.
Lelah, tersinggung, terhina, kekurangan uang, tertimpa penyakit, dan masih begitu banyak lagi masalah yang akan membuat orang menjadi goyah, tapi kalau terkelola hatinya, subhanallaah, ia akan tetap punya nilai produktif. Anehnya, banyak orang yang sangat sibuk memikirikan kecerdasannya, memikirkan kesehatan fisiknya, tapi sangat sedikit memikirkan kondisi hatinya. Kalaulah kita harus memilih, seharusnya kita banyak meluangkan waktu untuk memikirkan tentang qolbu ini. Karena jika qolbu ini baik, yang lainnya pun menjadi baik, Insya Allah.***
wasalam
"Terimalah kebenaran meskipun dari orang gila" itu pepatahnya
Kalau ada satu keberuntungan bagi manusia dibanding dengan hewan, maka itu adalah bahwa manusia memiliki kesempatan untuk ma’rifat (kesanggupan mengenal Allah). Kesanggupan ini dikaruniakan Allah karena manusia memiliki akal dan yang terutama sekali hati nurani. Inilah karunia Allah yang sangat besar bagi manusia.
Orang-orang yang hatinya benar-benar berfungsi akan berhasil mengenali dirinya dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenali Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini, kecuali keberhasilan mengenali diri dan Tuhannya.
Karenanya, siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan hati nuraninya, dia akan jahil, akan bodoh, baik dalam mengenal dirinya sendiri, lebih-lebih lagi dalam mengenal Allah Azza wa Jalla, Zat yang telah menyempurnakan kejadiannya dan pula mengurus tubuhnya lebih daripada apa yang bisa ia lakukan terhadap dirinya sendiri.
Orang-orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal dirinya dengan baik, tidak akan tahu harus bagaimana menyikapi hidup ini, tidak akan tahu indahnya hidup. Demikian pun, karena tidak mengenal Tuhannya, maka hampir dapat dipastikan kalau yang dikenalnya hanyalah dunia ini saja, dan itu pun sebagian kecil belaka.
Akibatnya, semua kalkulasi perbuatannya, tidak bisa tidak, hanya diukur oleh aksesoris keduniaan belaka. Dia menghargai orang semata-mata karena orang tersebut tinggi pangkat, jabatan, dan kedudukannya, ataupun banyak hartanya. Demikian pula dirinya sendiri merasa berharga di mata orang, itu karena ia merasa memiliki kelebihan duniawi dibandingkan dengan orang lain. Adapun dalam perkara harta, gelar, pangkat, dan kedudukan itu sendiri, ia tidak akan mempedulikan dari mana datangnya dan kemana perginya karena yang penting baginya adalah ada dan tiadanya.
Sebagian besar orang ternyata tidak mempunyai cukup waktu dan kesungguhan untuk bisa mengenali hati nuraninya sendiri. Akibatnya, menjadi tidak sadar, apa yang harus dilakukan di dalam kehidupan dunia yang serba singkat ini. Sayang sekali, hati nurani itu - berbeda dengan dunia - tidak bisa dilihat dan diraba. Kendatipun demikian, kita hendaknya sadar bahwa hatilah pusat segala kesejukan dan keindahan dalam hidup ini.
Seorang ibu yang tengah mengandung ternyata mampu menjalani hari-harinya dengan sabar, padahal jelas secara duniawi tidak menguntungkan apapun. Yang ada malah berat melangkah, sakit, lelah, mual. Walaupun demikian, semua itu toh tidak membuat sang ibu berbuat aniaya terhadap jabang bayi yang dikandungnya.
Datang saatnya melahirkan, apa yang bisa dirasakan seorang ibu, selain rasa sakit yang tak terperikan. Tubuh terluka, darah bersimbah, bahkan tak jarang berjuang diujung maut. Ketika jabang bayi berhasil terlahir ke dunia, subhanallaah, sang ibu malah tersenyum bahagia.
Sang bayi yang masih merah itu pun dimomong siang malam dengan sepenuh kasih sayang. Padahal tangisnya di tengah malam buta membuat sang ibu terkurangkan jatah istirahatnya. Siang malam dengan sabar ia mengganti popok yang sebentar-sebentar basah dan sebentar-sebentar belepotan kotoran bayi. Cucian pun tambah menggunung karena tak jarang pakaian sang ibu harus sering diganti karena terkena pipis si jantung hati. Akan tetapi, Masya Allah, semua beban derita itu toh tidak membuat ia berlaku kasar atau mencampakkan sang bayi.
Ketika tiba saatnya si buah hati belajar berjalan, ibu pun dengan seksama membimbing dan menjaganya. Hatinya selalu cemas jangan-jangan si mungil yang tampak kian hari semakin lucu itu terjatuh atau menginjak duri. Saatnya si anak harus masuk sekolah, tak kurang-kurangnya menjadi beban orang tua. Demikian pula ketika memasuki dunia remaja, mulai tampak kenakalannya, mulai sering membuat kesal orang tua. Sungguh menjadi beban batin yang tidak ringan.
Pendek kata, sewaktu kecil menjadi beban, sudah besar pun tak kurang menyusahkan. Begitu panjang rentang waktu yang harus dijalani orang tua dalam menanggung segala beban, namun begitu sedikit balas jasa anak. Bahkan tak jarang sang anak malah membuat durhaka, menelantarkan, dan mencampakkan kedua orang tuanya begitu saja manakala tiba saatnya mereka tua renta.
Mengapa orang tua bisa sedemikian tahan untuk terus menerus berkorban bagi anak-anaknya? Karena, keduanya mempunyai hati nurani, yang dari dalamnya terpancar kasih sayang yang tulus suci. Walaupun tidak ada imbalan langsung dari anak-anaknya, namun nurani yang memiliki kasih sayang inilah yang memuatnya tahan terhadap segala kesulitan dan penderitaan. Bahkan sesuatu yang menyengsarakan pun terasa tidak menjadi beban.
Oleh karena itu, beruntunglah orang yang ditakdirkan memiliki kekayaan berupa harta yang banyak, akan tetapi yang harus selalu kita jaga dan rawat sesungguhnya adalah kekayaan batin kita berupa hati nurani ini. Hati nurani yang penuh cahaya kebenaran akan membuat pemiliknya merasakan indah dan lezatnya hidup ini karena selalu akan merasakan kedekatan dengan Allah Azza wa Jalla. Sebaliknya, waspadalah bila cahaya hati nurani menjadi redup. Karena, tidak bisa tidak, akan membuat pemiliknya selalu merasakan kesengsaraan lahir batin lantaran senantiasa merasa terjauhkan dari rahmat dan pertolongan-Nya.
Allah Mahatahu akan segala lintasan hati. Dia menciptakan manusia beserta segala isinya ini dari unsur tanah; dan itu berarti senyawa dengan tubuh kita karena sama-sama terbuat dari tanah. Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan kita tidaklah cukup dengan berdzikir, tetapi harus dipenuhi dengan aneka perangkat dan makanan, yang ternyata sumbernya dari tanah pula.
Bila perut terasa lapar, maka kita santap aneka makanan, yang sumbernya ternyata dari tanah. Bila tubuh kedinginan, kita pun mengenakan pakaian, yang bila ditelusuri, ternyata unsur-unsurnya terbuat dari tanah. Demikian pun bila suatu ketika tubuh kita menderita sakit, maka dicarilah obat-obatan, yang juga diolah dari komponen-komponen yang berasal dari tanah pula. Pendek kata, untuk segala keperluan tubuh, kita mencarikan jawabannya dari tanah.
Akan tetapi, qolbu ini ternyata tidak senyawa dengan unsur-unsur tanah, sehingga hanya akan terpuaskan laparnya, dahaganya, sakitnya, serta kebersihannya semata-mata dengan mengingat Allah. "Alaa bizikrillaahi tathmainul quluub." (QS. Ar Rad [13] : 28). Camkan, hatimu hanya akan menjadi tentram jikalau engkau selalu ingat kepada Allah!
Kita akan banyak mempunyai banyak kebutuhan untuk fisik ita, tetapi kita pun memiliki kebutuhan untuk qolbu kita. Karenanya, marilah kita mengarungi dunia ini sambil memenuhi kebutuhan fisik dengan unsur duniawi, tetapi qolbu atau hati nurani kita tetap tertambat kepada Zat Pemilik dunia. Dengan kata lain, tubuh sibuk dengan urusan dunia, tetapi hati harus sibuk dengan Allah yang memiliki dunia. Inilah sebenarnya yang paling harus kita lakukan.
Sekali kta salah dalam mengelola hati – tubuh dan hati sama-sama sibuk dengan urusan dunia – kita pun akan stress jadinya. Hari-hari pun akan senantiasa diliputi kecemasan. Kita akan takut ada yang menghalangi, takut tidak kebagian, takut terjegal, dan seterusnya. Ini semua diakibatkan oleh sibuknya seluruh jasmani dan rohani kita dngan urusan dunia semata.
Inilah sebenarnya yang sangat potensial membuat redupnya hati nurani. Kita sangat perlu meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai mengalami musibah semacam ini.
Bagaimana caranya agar kita mampu senantiasa membuat hati nurani ini tetap bercahaya? Secara umum solusinya adalah sebagaimana yang diungkapkan di atas : kita harus senantiasa berjuang sekuat-kuatnya agar hati ini jangan sampai terlalaikan dari mengingat Allah. Mulailah dengan mengenali apa yang ada pada diri kita, lalu kenali apa arti hidup ini. Dan semua ini bergantung kecermatan kepada ilmu. Kemudian gigihlah untuk melatih diri mengamalkan sekecil apapun ilmu yang dimiliki dengan ikhlas. Jangan lupa untuk selalu memilih lingkungan orang yang baik, orang-orang yang shalih. Mudah-mudahan ikhtiar ini menjadi jalan bagi kita untuk dapat lebih mengenal Allah, Zat yang telah menciptakan dan mengurus kita. Dialah satu-satunya Zat Maha Pembolak-balik hati, yang sama sekali tidak sesulit bagi-Nya untuk membalikan hati yang redup dan kusam menjadi terang benderang dengan cahaya-Nya. Wallahu’alam.
Bundel by UGLY --- Jan '02
Ya Allah, Wahai Yang Maha Mendengar jadikan pertemuan ini membuat kami mampu mengenal diri kami, tuntun kami untuk memperbaiki yang salah, bukakan hati kami untuk dapat mengenal jalan hidup kami, jadikan setiap langkah kami benar-benar tepat di jalan yang Engkau sukai sehingga tiada yang kami tuju selain hanya Engkau Yang Maha Menatap. Amiin Ya Robbal’alamin.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Program yang harus dimiliki oleh dai agar ia sukses adalah cukup dengan tiga (i) yaitu terdiri dari ; pertama dai yang sukses adalah dai yang mendakwahi diri sendiri, kedua adalah dai yang berdakwah dengan bukti, ketiga adalah dai yang berdakwah dari hati ke hati. Kalau dengan membawa program ini dalam berdakwah insya Allah akan efektif.
Kalau kita selalu berorientasi memikirkan keluar dari diri kita, semua yang kita katakan akan jadi bumerang. Ingat dalilnya "Semua harus berawal dari diri sendiri". Usahakan dakwah dengan kata-kata yang sederhana, jangan pakai kata-kata yang rumit. Cari kata yang sederhana dan sarat makna yang sesuai dengan perbuatan kita yang berbicara.
Program yang paling sulit dilakukan oleh seorang dai adalah mendakwahi dirinya sendiri. Ingin merubah istri, anak, karyawan kuncinya adalah merubah diri. Kalau orang tidak merubah dirinya, dia pasti akan sulit dengan perubahan yang terus terjadi setiap hari dalam hidupnya.
Ciri orang yang tidak bisa merubah diri adalah emosional. Semua masalah dalam hidup ini akan lenyap kalau punya tingkat kearifan. Makin tua kita seharusnya makin serius belajarnya. "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka akan beruntung". Maka dari itu makin hari kita harus makin baik kalau tidak kita akan menghadang bencana.
Setiap orang itu harus punya keyakinan dalam diri bahwa "Jika saya tidak berubah maka saya akan celaka", "Jika saya tidak merubah diri maka saya tidak akan merubah apapun/siapapun", "Jika saya tidak merubah diri berarti saya akan menghancurkan hidup saya".
Perubahan adalah kesuksesan, Perubahan akan membuat hidup tenang, keberhasilan, keselamatan, dan juga merupakan kunci kedekatan dengan Allah.
Kita itu terpaku pada keadaan yang belum tentu benar. Kalau kita mau perubahan kita harus mengetahui apa yang harus dirubah. Kuncinya yang pertama adalah kita harus punya keberanian untuk mengetahui kekurangan diri kita sendiri. Dengan memiliki hal ini akan lebih mudah dalam merubah diri. Miliki juga keberanian untuk mencari kekurangan. Kunci sukses dalam semua hal adalah memperbaiki diri.
Sebesar apapun dosa kita, pengampunan Allah lebih besar lagi kepada orang yang tobat dan bukti tobat adalah kegigihan memperbaiki diri. Milikilah kawan kontributor kekurangan kita, bacalah buku yang banyak mengenai penyakit hati, luangkan waktu untuk mencatat kekurangan diri.
Setelah itu tahapan selanjutnya adalah Riyadoh atau latihan. Dalam latihan harus ada program yang harus kita jalankan, contohnya seperti yang dilakukan oleh Imam Khomaeni yaitu program harian melenyapkan penyakit hati, misalnya sehari shaum bicara. Saya hanya mau menyatakan hal yang baik, bermanfaat, dan kata-kata yang terpilih hari ini, besok boleh terserah. Setiap selesai sholat kembali evaluasi lalu bertobat jadi kita bertemu dengan perbaikan setiap waktu. Contoh lainnya sehari tanpa marah.
Pertanyaannya kapan kita akan mendakwai orang lain? Justru dengan kita memperbaiki diri, orang lain melihat kita dan berdampak kepada orang lain. Contoh lainnya adalah kita latihan agar setiap uang yang kita dapat, kita sisihkan untuk amal.
Inilah jihad kita. Kalau kita tidak pernah memulai, omongan kita akan kosong. Inilah seninya memang butuh waktu menyadarkan orang lain, yang terpenting adalah kita sadar terlebih dahulu.
Kalau rumus kita untuk membangun bangsa maka tumbuhkan dahulu keinginan untuk membangun diri sendiri kemudian keluarga baru kemudian bangsa. Insya Allah nantinya akan hadir pemimpin dari bapak yang sadar membina keluarga.
Rekan-rekan Sekalian,
Pilihlah riadoh yang isinya bersifat realistik dan lakukan secara bertahap. Terus saja lakukan setiap hari memperbaiki diri, di kantor, dalam mendidik anak. Sabarlah dalam memperbaiki diri dan melihat bahwa setiap hari orang dilahirkan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sangat mungkin memakan waktu bisa satu bulan, dua bulan bahkan setahun. Hal yang terpenting adalah diberi istiqomah dalam memperbaiki diri bukankanlah hasil yang terpenting, setiap hasil kita serahkan saja kepada Allah untuk menilai. "Kalau orang bersungguh-sungguh menuju Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi menunjukkan jalanNya".
Marilah kita bangkit membangun bangsa ini dimulai dari kita-kita saja dahulu. Benahi diri kita dengan baik sampai kita benar-benar dapat mengontrol diri kita sendiri. Mulai dari mencoba menahan pandangan dengan menundukkan pandangan. Kemudian latih diri kita dalam menahan pendengaran yang menjadikankan jauh dari Allah. Menahan mulut jangan mencela, jangan komentar, dan jangan mengeluh. Teruslah kendalikan pendengaran, mulut dan pandangan.
Kalau kita sudah dapat mengendalikan diri dengan baik, berbicara akan enak, bergaul akan enak. Kita dapat lebih banyak menyelesaikan masalah dimanapun kita berada. Ketika kita jadi orang tua yang bermasalah, kita akan menghancurkan anak-anak kita, kita jadi bos yang bermasalah, kita akan menghancurkan kantor kita.
Jadi walaupun negara benar kalau kita tidak benar, kita sendirilah yang merusaknya. Solusi yang tepat untuk menyehatkan bangsa ini adalah teruslah memperbaiki diri, jangan lewatkan hari tanpa perbaikan, tiada hati tanpa tambah ilmu, tiada hari tanpa riadoh. Mungkin kita akan tuai hasilnya satu sampai dua tahun kedepan. Keluarga jadi dekat dan akrab, anak-anak menuju pada kesolehan, dan hubungan dengan tetangga jadi sinergi.
Mari kita buat program latihan setiap hari. Harus ada karya nyata yang jelas dari kita.
Walhamdulillahi Robbil’alamin
Bundel by UGLY --- Jan '02
Betapa indahnya sekiranya kita memiliki qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, terawat dengan sebaik-baiknya. Ibarat taman bunga yang pemiliknya mampu merawatnya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Alur-alur penanamannya tertata rapih. Pengelompokan jenis dan warna bunganya berkombinasi secara artistik. Yang ditanam hanya tanaman bunga yang memiliki warna-warni yang indah atau bahkan yang menyemerbakan keharuman yang menyegarkan.
Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.
Walhasil, tanahnya senantiasa gembur, tanaman bunga pun tumbuh dengan subur. Dedaunannya sehat menghijau. Dan, subhanallah, bila pagi tiba manakala sang matahari naik sepenggalah, dan saat titik-titik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan menagkap kilatan cahayanya, bunga-bunga itu, dengan aneka warnanya, mekar merekah. Wewangian harumnya semerbak ke seantero taman, tak hanya tercium oleh pemiliknya, tetapi juga oleh siapapun yang kebetulan berlalu dekat taman. Sungguh, alangkah indah dan mengesankan.
Begitu pun qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tersemburat pula dalam setiap gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekalipun.
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.
Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut namanya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, maka hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat apapun, diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapi masalah.
Adalah kebalikannya dengan orang yang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir. Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.
Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa. Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
"Dan bahwasannya manusia tidak akan memperoleh (sesuatu), selain dari apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." (QS. An Najm {53} : 39-41), demikian firman Allah Azza wa Jalla.
Kebaikan yang ditunaikan dan kejahatan yang diperbuat seseorang pastilah akan kembali kepada pelakunya. Jika berbuat kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai dengan takaran yang telah dijanjikan-Nya. Sebaliknya, jika berbuat kejahatan, niscaya ia akan mendapatkan balasan siksa sesuai dengan kadar kejahatan yang dilakukannya. Sedangkan kebaikan dan kejahatan tidaklah bisa berhimpun dalam satu kesatuan.
Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak. Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat. Sebaliknya alangkan malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.
Marilah kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai, karena berseliwerannya aneka masalah sama sekali tidak akan pernah membuat dirinya terjebak dalam kesulitan hidup karena selalu mampu menemukan jalan keluar terbaiknya, dengan izin Allah. Insya Allah!***
Bundel by UGLY --- Jan '02
Alangkah beruntungnya orang-orang yang tidak disiksa oleh rindu dipuji orang lain, karena jika kita rindu dipuji orang lain kalau untuk urusan duniawi hukumnya mubah tapi kalau untuk urusan amal ibadah maka akan sirnalah amal ibadah kita.
Hikam:
Hai orang-orang beriman janganlah kamu batalkan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang membelanjakan hartanya karena riya kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. perumpamaan mereka seperti batu yang licin yang diatasnya tanah lalu hujan lebat menimpanya maka ia menjadi bersih. Mereka tidak memperoleh apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu tetapi melihat niat dan keikhlasan didalam hatimu." Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya yang paling kutakuti atas kamu sekalian adalah syirik kecil." Sahabat bertanya: "Apa syirik kecil itu ya Rasulullah?" Rasulullah bersabda: "Syirik yang kecil itu adalah riya."
Riya dapat menghanguskan amal ibadah kita, karena suatu amal ibadah yang seharusnya ingin mendapatkan keridhoan Allah, berubah menjadi ingin mendapatkan nilai dan pujian dari orang lain. Dalam beramal kita harus menjaga niat agar terbebas dari ingin dipuji dan dinilai orang lain, ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beramal ialah ada orang dengan tidak ada orang amal ibadahnya berbeda. Kunci ikhlas adalah kita harus yakin Allah yang Maha membalas, Allah yang Maha menyaksikan dan Allah yang Maha menguasai semua yang kita inginkan.
Dalam beramal bukan karena tampak atau tidak tampak oleh orang lain, tetapi karena apa yang menjadi niat dihatinya. Berlebih-lebihan dalam pengeluaran tergantung pada niat, keperluan dan kemampuan dari orang yang mengeluarkannya.
Marilah dengan romadhan ini kita menguatkan keyakinan kepada Allah, Allah melihat dan memiliki diri kita, Allah yang menggenggam masa depan kita dan apapun yang kita inginkan semuanya dikuasai Allah swt.
Bundel by UGLY --- Jan '02
Bismillahirrohmanirrohim,
Duhai Allah yang Maha Menatap, karuniakanlah kepada kami ilmu yang membuat kami dapat mengenal RasulMu, yang membuat kami tetap lurus berjalan di jalanMu. Wahai yangMaha Mendengar, lindungi pertemuan ini dari ilmu dan amal yang menyesatkan. Amin Ya Robbal'alamin.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Indonesia dengan hampir 200 juta umat Islam, kalau saja bisa memiliki pemimpin yang sangat tangguh akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikut. Kalau pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Para pengikut menduplikasi pemimpinnya. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pimpinan kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula umatnya. Kalau kita lihat kondisi bangsa kita sekarang jangan pesimis, kalau kita tidak bisa memimpin sekarang, mudah-mudahan generasi kita yang akan datang akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas tinggi.
Saudara-saudaraku Sekalian,
Apakah pemimpin itu lahir begitu saja? Kalau singa, sudah dilahirkan menjadi raja hutan, tetapi manusia ada yang memiliki bakat menjadi pemimpin, belum tentu dapat memimpin dengan baik kalau tidak disertai dengan ilmu. Menurut analisa di Indonesia, ada jenis pemimpin ulama pesantrenan: dibesarkan di pesantren, ilmu agamanya luas, tapi kelemahannya kata para ahli adalah dalam bidang manajemen, sehingga sulit untuk mengurus sesuatu yang besar. Ada juga yang birokrat: aktif di islam, kemampuan organisasinya bagus tetapi pendalaman agamanya belum mantap. Ada tipe mubaligh yang seperti selebritis: dia ceramahnya bagus, diliput media massa, akhirnya jadi terkenal dimana-mana, dijadikan idola, tetapi kadang-kadang kurang mengakar dalam menggerakkan masyarakat.
Yang kita impikan adalah yang seperti Rasul, dia mumpuni dalam keilmuannya, berkemampuan dalam manajemen, beliau juga punya kemampuan membangun opini di masyarakat .
Dengan dasar "Setiap diantaramu adalah pemimpin", Setiap kepemimpinan akan ditanya oleh Allah. Semua pemimpin termasuk pemimpin rumah tangga tidak terkecuali. Berikut rumus sederhana untuk menjadi pemimpin yang dicintai.
Pemimpin itu bukan yang mengerjakan segalanya sendiri, kalau ia melakukannya sendiri akan gagal ia memimpin. Kalau kita ingin untung sendiri akan sengsara akhirnya, karena kita sering merasa untung jika kita untung sendiri, padahal keuntungan sebenarnya bagi kita adalah jika kita menjadi jalan keuntungan bagi orang lain.
Apakah rahasia utama kepemimpinan? Jawabannya adalah : kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan dari kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik, jangan pikirkan orang lain, pikirkan diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan ini bagus, kokoh, megah karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong kalau tidak diawali dengan diri sendiri.
Ibu yang ingin anaknya ramah, lembut, pertanyaannya adalah sudah ramah dan lembutkah saya? Jangan menyuruh orang lain kalau belum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri. Orang yang tidak cocok antara perbuatan dan perkataan akan runtuh wibawanya. Guru, ibu, bapak atau pemimpin akan runtuh wibawanya kalu tidak cocok. Siapapun kalau tidak serius menjadi contoh akan jatuh wibawanya.
Ada seorang yang mengajarkan ilmu di Daarut Tauhiid mengatakan bahwa visual itu mengambil bagian 50-60 persen, sedang vokal hanya beberapa persen sisanya adalah verbal. Kata-kata seperti ini kecil pengaruhnya, yang berpengaruh itu adalah visual kita. Contohnya nada bicara dalam berkata-kata. Tetapi jika tidak berkata-katapun akan jadi masalah.
Jadi kalau kita berangan-angan ingin jadi pemimpin jangan memikirkan bawahan, pikirkan saja diri kita dulu. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi Mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri adalah omong kosong. Misalnya ketika sedang rapat kita sombong, berapa banyak potensi yang tidak bisa keluar hanya karena pemimpinannya sombong. Rapat yang dipimpin dengan emosional akan banyak potensi solusi yang tidak dapat keluar karena pemimpinnya emosional. Makanya seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam menjadi contoh atau suri tauladan, modalnya harus yakin dengan kebenaran contoh tersebut; karena kalau kita tidak yakin atau ragu-ragu kita tidak dapat menjadi contoh. Hanya orang yang berpengetahuan luas yakin akan ilmunya yang berhasil menjadi contoh.
Ingatlah rumus 5 S (senyum, salam sapa, santun, sopan). Khusus untuk pelajaran senyum, ternyata jika kita makin tahu ilmu senyum makin nikmat senyum itu. Senyum itu bisa dilihat dari mata. Senyum yang asli, mata itu sedikit redup, karena kalau melotot tidak jadi senyumnya.
Ternyata untuk senyum itu memerlukan 14 otot yang aktif, sedangkan untuk cemberut bisa sampai 32 otot. Akibatnya energi cemberut itu lebih banyak daripada energi senyum. Senyum itu bisa kalau dalam hatinya rindu membahagiakan orang lain. Kalau orang kita ajak senyum maka akan terbawa senyum. Orang yang marah dihadapi dengan senyum insya Allah akan reda. Semakin lengkap ilmu tentang senyum akan makin nikmat senyum kita. Maka orang-orang yang akan menjadi contoh yang baik adalah orang yang yakin akan kebenaran yang dicontohkannya itu. Orang yang kurang ilmu akan sulit menjadi contoh.
Hal yang kedua adalah; orang itu dapat menjadi contoh kalau ia sudah mengamalkannya, kalau tidak mengamalkannya tidak akan ada ruhnya. Orang yang sibuk memberi contoh tetapi orang itu belum menikmatinya akan menjadi susah.
Nabi Muhammad SAW menyuruh sedekah, ditandai dengan setiap orang yang meminta tidak akan ditolaknya. Sedangkan kita menyuruh bersedekah, dalam bersedekah harus berfikir-fikir terlebih dahulu. Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk hidup bersahaja dengan rumahnya yang sederhana. Apa yang diucapkan sama dengan yang diperbuat. Dalilnya adalah; "Amat besar kemurkaan Allah apabila ada yang berkata-kata apa yang tidak diperbuatnya".
Hal ketiga adalah; kalau ingin menyuruh/menjadi contoh itu harus sabar, karena sabar itu indah. Karena menyuruh orang lain itu tidak seperti membalikkan tangan. Pemimpin yang tidak punya kesabaran tidak akan dapat memimpin dengan baik. Makanya kalau punya anak harus sabar. Membalikkan hati anak, bukan tugas kita tetapi Allahlah yang melakukannya. Tugas kita adalah meberikan contoh. Kalau belum menurut sekarang, mungkin besok. Kalau pemimpin tidak punya kesabaran tidak akan efektif.
Hal yang keempat adalah; harus ikhlas, ciri orang yang ikhlas itu adalah jarang kecewa. Orang yang ikhlas itu dipuji/dicaci sama saja. Kalau kita bertambah semangat ketika dipuji, dan patah semangat karena dicaci, tidak melakukan karena tidak ada yang memuji itu namanya kurang ikhlas. Kita hanya melakukan saja, mau dipuji atau tidak silakan saja, Allah Maha Melihat. Makanya terus memberi contoh sambil terus berharap diterima Allah amalan kita. Dengan kombinasi keyakinan, yang kita contohkan menjadi bagian dari diri kita, kesabaran yang prima, dan keikhlasan.
Hati itu tidak bisa disentuh kecuali oleh hati juga. Kalau sudah diberi contoh dan tidak ada yang mengikuti, tidak apa-apa karena tidak akan habis pahalanya jika tidak ada yang mengikuti. Dalilnya: "Sekecil apapun perbuatan kembali kepada kita". Lakukan saja. Dan tidak boleh ujub, misalnya; ketika kita sukses dalam memberi contoh, jangan ujub, karena orang lain berubah belum tentu karena contoh kita. Ketika kita memberi contoh di rumah, tetangga mengikuti, orang lain mengikuti, kita tidak boleh ujub karena akan hilang pahalanya. Jangan pernah merasa berjasa. Jangan merasa sudah merubah orang lain, karena yang membolakbalikkan hati adalah hanya Allah. Kalau kita sudah beramal sebaiknya dilupakan saja. Piala sebesar apapun akan kecil artinya, yang paling berharga adalah keikhlasan. Apalah artinya jika kita medapat piala yang akan membuat kita jadi riya.
Tingkatkan diri kita menjadi contoh mulai dari wajah yang senyum, jadikan contoh, sapa kepada siapapun, ucapan salam. Lakukan apa yang kita inginkan orang lain lakukan, baca Qur'an. Kalau ingin anak-anak kurang menonton TV kita harus mencontohkan terlebih dahulu.
Rahasia kekuatan pemimpin adalah suri tauladan. Sebagai contoh, mengapa P4 gagal diterapkan di Indonesia? Sederhanya sekali jawabannya, yaitu tidak ada contohnya. Kita jadi bingung karena tidak ada yang paling paham tentang P4.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan. Ketika Rasul mengajak jihad, beliau langsung ada di barisan paling depan. Bahkan Imam Ali mengatakan kalau pertempuran sudah berkecamuk begitu dashyat maka kami berlindung di balik Rasul. Beliau itu bertempur paling depan, bersedekah seperti angin dan hidup bersahaja. Ketika Rasul menyuruh bertahajud, kakinya sampai bengkak. Ketika Rasul menyuruh shaum perutnya sampai diganjal dengan batu. Ketika Rasul menyuruh orang berakhlak mulia, beliaulah yang akhlaknya paling mulia. Apapun yang beliau katakana kepada umatnya, pasti beliau lakukan. Itulah sebabnya ribuan tahun sampai kini, ribuan kilometer jaraknya, masih tetap kuat pengaruhnya. Kepemimpinan itu adalah pengaruh. Siapa yang pengaruhnya paling kuat dialah yang kepemimpinannya paling kuat.
Jika kita ingin menyelamatkan orang lain harus terlebih dahulu menyelamatkan diri. Bagaimana mungkin menyelamatkan orang lain, kalu diri tidak selamat. Selamatkan diri kita agar punya kemampuan menyelamatkan orang lain. Kita tidak akan dapat menolong orang lain kalau kitanya rusak.
Rahasia lainnya, pemimpin dalam Islam itu adalah pelayan umat. Jadi kalau diilustrasikan lewat piramida, piramidanya seperti piramida terbalik, dan pemimpin adalah yang di bawah. Maka siapapun yang menjadi pemimpin, dia harus mengeluarkan pengorbanan yang paling besar dibanding dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus berpikir keras, sekuat-kuatnya untuk memajukan orang yang dipimpinnya. Ini baru pemimpin sukses. Seorang guru yang baik adalah yang membuat murid-muridnya pintar, kalau tidak guru tersebut dianggap tidak bisa mengajar. Orang tua yang sukses adalah orang tua yang mengeksploitir dirinya supaya anaknya lebih baik dari dirinya. Ibu dan Bapak masing-masing memiliki pengalaman dan masa lalu kemudian menikah, ini akan lebih bagus tentunya. Bayangkan: dua potensi, kapasitas, ilmu dan
masa lalu bersatu menjadi anak, seharusnya anak ini menjadi brilian tetapi kadang-kandang kita terlalu sibuk masalah kantor, masalah uang akibatnya anak jadi gagal.
Pemimpin yang sukses adalah yang selalu berpikir menjadi manfaat yang paling besar bagi orang lain. Hal yang pertama adalah bagaimana orang yang kita pimpin jadi ahli ibadah. Sebab kalau yang kita pimpin jauh dari Allah, siapa lagi yang akan menolong. Misal kita punya toko, kita harus berjuang agar karyawan yang ada jadi dekat dengan Allah, sebab kalau mereka dekat dengan Allah, Allah pasti akan menolong. Seorang suami harus berpikir sekuat-kuatnya agar istri dan anak dekat dengan Allah, sebab bisa saja kita tiba-tiba mati. Tetapi kalau dia dekat dengan Allah, Allahlah yang melindungi. Perlindungan ini jauh dari jangkauan manusia. Seorang suami itu bukan pemberi rezeki, suami itu sama-sama adalah pemakan rezeki.
Jadi ini penting sekali untuk meningkatkan ibadah, sebab pemimpin bukan pemberi uang, pemimpin bukan penolong. Allahlah yang menolong. Kalau yang memimpin durhaka kita yang mengikuti akan ketiban pulungnya. Maka pemimpin yang baik harus berpikir keras bagaimana pengikutnya mendapat ilmu agama, atau dimotivasi untuk ibadah dan sinergi dengan doa.
Kalau kita memimpin toko dengan sepuluh orang karyawan. Semuanya ahli tahajud, shaum, baca Qur'an bayangkan apa yang akan diberikan Allah kepada mereka. Jika kita punya pabrik 1000 orang, bikinlah sistem yang membuat orang bisa shalat berjamaah, bisa shalat tahajud dengan tahajud call. Buat supaya dapat baca Qur'an satu hari satu juz, bisa diharapkan sebulan khatam Al-Qur'an. Selesai kerja keras sinergikan dengan doa di malam hari. Doa ini adalah fasilitas senjata yang jarang kita gunakan belakang ini. Pemimpin harus selalu memperhatikan kualitas ibadah yang dipimpinnya. Tanpa ibadah yang bagus akhlak tidak akan bagus pula.
Hal yang kedua adalah pemimpin baik yang akan sukses adalah yang berpikir keras bagaimana orang-orang yang dipimpinnya bisa menjadi khalifah di dunia ini, pandai, profesional dan kerjanya bagus. Dia korbankan dirinya supaya orang-orang disekelilingnya bertambah pintar. Kebahagiaan kita itu adalah ketika melihat orang lain sukses. Orang yang mengikuti kita jadi pintar karena Allah yang membuatnya pintar, bukan karena kita. Kita beruntung karena terpilih jadi jalannya yaitu belajar kepada kita, bisa saja Allah menggerakkannya belajar kepada orang lain, dan orang lain yang mendapatkan pahalanya.
Kita harus sekuat tenaga membuat orang-orang di sekitar kita pintar, kalau bawahan selalu meminta nasihat dan saran kepada kita. Berarti kita tidak akan maju. Dan kita akan membuat mereka tergantung. Kita sebagai pemimpin harus punya banyak waktu untuk belajar, harus banyak waktu untuk mengup-grade, memperbaiki diri kita, maka berikan ilmu agar mereka maju.
Pimpinan harus berhasil mencari masalah, dia berhasil merumuskan penyelesaian masalah, dan dia berhasil melakukan apa yang dia rumuskan.
Pemimpin selalu membuat orang-orang disekitarnya pintar, selalu menemukan masalah, bisa mencari solusinya. Kita jangan sok pintar mencari solusi sendiri. Jadi bukan pemimpin yang baik jika segalanya dikerjakan sendirian. Akan capai nantinya, pemimpin adalah yang dapat membuat orang bangkit rasa percaya dirinya.
Hal yang ketiga adalah; setiap orang yang kita pimpin dia harus punya kemampuan dakwah, pemimpin yang baik adalah dia harus berfikir bagaimana murid-murid bisa dakwah, anak, istri bisa dakwah. Suplailah ilmu, wawasan Dimanapun kamu berada harus menjadi figur contoh, dakwahkan islam dengan baik.
Misalkan kita punya pabrik dengan 1000 karyawan jadinya akan ada 1000 mubaligh. Akibatnya karena kita jadi pemimpin, orang-orang jadi dekat dengan Allah, jadi profesional, orang-orang semuanya jadi agent of change yang menyebarkan perubahan kepada masyarakatnya, itulah pemimpin sejati, dan itulah yang dilakukan Rasul. Para sahabatnya semua jadi ahli ibadah yang tangguh, jadi pemimpin yang jagoan, profesional dan menyebar menjadi sarana kemuliaan dan martabat bagi umat, inilah pemimpin yang dibutuhkan.
Andaikata presiden di suatu negara seperti ini menjadi suri tauladan, setiap patah katanya, perbuatannya, ibadahnya, profesionalismenya dan ia adalah orang yang benar-benar mengeksploitir dirinya agar rakyatnya menjadi ahli ibadah semuanya. Andaikata sebelum rapat kabinet harus dibacakan ayat-ayat Al-Quran, dan prasyarat jadi calon menteri adalah harus hafal minimal lima juz. Menteri-menteri yang dipilih adalah yang paling kuat ibadahnya, paling profesional dan figur dirinya menjadi suri tauladan. Kehidupannya harus zuhud. Impian ini dapat menjadi kenyataan dengan gampang saja jika Allah
menghendaki. Mulainya adalah dari diri masing-masing.
Targetnya cuma diri dan rumah terlebih dahulu. Apa artinya kantor sukses kalau rumah hancur. Biasanya jatuhnya pemimpin berawal dari rumahnya. Janganlah memikirkan negara yang besar, coba pikirkan negara mini kita dahulu yaitu tubuh kita ini. Kemudian baru mulai membenahi kerajaan rumah kita.
Bonusnya adalah "Barangsiapa yang banyak bertobat, maka Allah akan menghilangkan segala kesedihan hati, melapangkan segala urusan dan Allah akan memberikan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga." Ini akan menjadi penambah semangat bagi kita semua.
Walhamdulillahirrobil'alamin
Bundel by UGLY --- Jan '02
Sahabat, sesungguhnya dengan berakhirnya bulan Ramadhan yang mulia ini, kita harus merasa sangat sedih karena siapa tahu kita tidak akan berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang. Padahal peluang kita untuk bisa mulia dengan menggunakan sarana bulan ini luar biasa besarnya. Satu hal lagi yang perlu diwaspadai yaitu setan terkutuk, dilepas kembali. Ketika adzan Maghrib berkumandang menjelang malam takbiran, itulah saatnya belenggu setan dibuka. Setan kembali lagi bebas dan pasti tidak ada lagi pekerjaannya selain untuk menyesatkan anak cucu Adam. Betapa tidak! Setan tidak terlihat wujudnya tetapi hasilnya jelas nyata. Akibatnya siapa saja yang tergoda dan dirasuki bisikannya, pasti akan sengsara di dunia maupun di akhirat. Setan pun tidak punya pekerjaan lain selain menipu dan menjerumuskan manusia. Sedangkan kita begitu tersibuki oleh berbagai kegiatan duniawi. Sementara itu sang setan ternyata banyak sekali temannya sehingga dengan mudah dapat mengganggu kita sedangkan kita seorang diri melawannya. Karenanya jangan heran kalau banyak manusia di dunia ini menjadi korban tipu muslihat setan. Bisa jadi termasuk kita sendiri. Naudzubillaah!
Oleh karena itu, berikut ini kita akan ungkapkan beberapa tipuan setan yang mungkin akan segera menyergap kita. Satu hal yang harus kita ketahui bahwa kendaraan setan yang telah tersedia pada setiap diri anak Adam adalah nafsu.
Jadi, setan tidak akan mengakali kita kecuali lewat hawa nafsu. Sedangkan nafsu mempunyai tiga macam tabiat, yakni :
Pertama, hawa nafsu itu senang akan penghargaan, pujian, kemuliaan, kehormatan, dan harga diri. Setan senantiasa akan memperdaya diri kita melalui harga diri dan kehormatan. Demi mempertahankan kehormatan dan harga diri biasanya kita akan dibisiki setan untuk selalu berpenampilan hebat dengan pakainan mahal-mahal, kendaraan mewah dan sebagainya. Pendek kata, dari hari ke hari kita akan disibukkan oleh tipuan setan tersebut sehingga tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan uang berapapun hanya karena ingin dihargai manusia tanpa peduli bagaimanan pertimbangan hisabnya di akhirat kelak.
Bukan tidak boleh kita menjaga penampilan, karena tampil dan serasi itu bagus. Bahkan Syeikh Abdul Qadir, seorang tokoh tasawuf dan ulama salaf, kalau bepergian selalu menjaga kebersihan dan penampilan. Akan tetapi, ia benar-benar memperhitungkan timbangan hisabnya.
Berbeda halnya dengan orang yang sudah terkelabui setan. Ia tak akan pernah peduli dengan pertimbangan hisab di akhirat. Shidqah sedikit, atau bahkan tidak pernah, tetapi kalau belanja ke supermarket habis-habisan. Pergi ke tempat ibadah jarang-jarang, tetapi bertamasya ke tempat-tempat yang jauh dan menghabiskan biaya besar seolah telah menjadi kegiatan rutin.
Demi menjaga harga diri dan gengsi biasanya kita sering over acting. Jika marah tampak lebih emosional agar mereka tahu bahwa kita adalah orang yang berkuasa dan mempunyai kedudukan. Bahkan tidak jarang dengan mudahnya meremehkan dan merendahkan orang lain hanya untuk menunjukkan bahwa kita bukan remeh dan tidak rendah. Semua itu adalah tipuan setan belaka!
Oleh karena itu, supaya kita tidak terjerumus menjadi orang yang sombong dan takabur, kuncinya adalah tawadhu karena sesungguhnyalah kemuliaan itu datang dari kerendahan hati. Bukankah kita sendiri merasa muak melihat orang yang sombong, penuh keangkuhan, dan gemar menyebut-nyebut kehebatan dirinya?
Kedua, setan selalu membisiki kita agar mengumbar nikmat. Semua indera kita ini memang sangat senang akan aneka nikmat, seperti nikmat syahwat, makanan, keindahan, perkataan, dan lain-lain.
Nikmat makanan membuat kita semakin banyak berkeinginan untuk memakan makanan yang enak-enak, tidak peduli halal atau haram. Oleh karenanya, disunnahkan melaksanakan shaum selama enam hari mulai hari kedua setelah Idul Fitri, yang pahalanya sama dengan shaum setahun.
Nikmat pendengaran membuat kita cenderung untuk senang mendengarkan musik. Karenanya, kita harus mengimbanginya dengan sering-sering mendengarkan pengajian dan ceramah.
Bagi yang suka berpacaran, biasanya cenderung hanya unyuk mencari kenikmatan dan kepuasan syahwat belaka. Mata ini memang suka kepada sesuatu yang cantik dan indah, sehingga banyak membuat kita berkeinginan untuk melihat wanita baik langsung maupun yang terpampang di majalah-majalah dan iklan-iklan di televisi. Karenanya, nafsu syahwat ini harus mampu kita tahan karena mengumbar kenikmatan itu ibarat meminum air laut, semakin banyak diminum, semakin haus kita dibuatnya.
Sementara itu, nikmat mulut membuat kita cenderung ingin selalu berbicara banyak-banyak. Bila sudah berbicara, sungguh terasa nikmat, sehingga tak ingin berhenti. Oleh karena itu, kita harus mampu menahan dan mengimbanginya dengan bayak-banyak bertadarus Al Qur’an.
Sahabat, ketahuilah bahwa semua yang cenderung nikmat itu akan selalu terus menerus dikejar setan, sehingga dapat melenakan kita. Kuncinya adalah berusaha menahan diri jangan sampai setiap keinginan kita dilanjutkan. Hendaknya setiap kita akan melaksanakan sesuatu itu bertanya dulu. Apakah makanan ini halal, haram, atau syubhat? Kalau boleh dimakan, makanlah jangan sampai berlebihan. Semua ini tiada lain untuk melatih diri kita agar tidak sampai diperbudak oleh hawa nafsu yang sudah dikendalikan setan.
Ketiga, hawa nafsu paling malas kepada taat. Setan pasti akan selalu memperdaya agar malas kepada taat. Shalat malas, pergi ke masjid malas, apalagi tahajud, sangat enggan untuk bangun tidur. Baca Qur’an malas. Kalau pun kita bershidqah, pasti akan dibisiki setan agar menjadi riya.
Memang, kita akan sangat mudah diperdaya setan melalui sarana sifat malas ini. Karena hanya sifat ini yang sangat mudah dimainkan sang setan. Saat muncul rasa malas untuk beribadah, biasanya otak pun ikut berputar segera mencarikan dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional, sehingga yang nampak nantinya bahwa enggan mengerjakan sesuatu ibadah itu karena memang jelas alasannya, bukan lantaran malas. Ah, betapa setan pintar sekali mengelabui kita.
Nah, untuk memblokade bisikan setan tersebut, usahakanlah kita selalu segera berbuat hal sebaliknya dari yang diingini si malas. Bila kita mendengar adzan berkumandang, maka usahakanlah sekuat tenaga menunda atau menghentikan pekerjaan yang sedang digarap, untuk kemudian lekas-lekas pergi ke masjid. Bahkan akan lebih baik lagi jika kita selalui mengetahui jadwal waktu shalat, lalu menetapkan 15 menit sebelum tiba waktu shalat, kita sudah menghentikan segala bentuk pekerjaan untuk bersiap-siap pergi ke masjid.
Demikian juga kalau malam tiba, tetap mengusahakan sepertiga akhir malam untuk mendirikan shalat tahajud karena dengan tahajud hidup kita akan terpelihara dalam kemuliaan. Setiap pagi usahakan menyediakan uang receh untuk diinfaqkan karena dengan infaq kita akan tertolak dari bencana dan mati dalam keadaan suul khatimah. Usahakan pula kita selalu membawa Qur’an kecil untuk dibaca sewaktu-waktu di sela-sela pekerjaan kita. Bila kita istiqamah membacanya walaupun hanya beberapa ayat saja, Insya Allah akan menjadi karomah bagi kita. Semua ini merupakan ikhtiar kita dalam menghadang gempuran-gempuran setan yang memang tak kenal lelah.
Ingatlah bahwa setan hanya mampu mempengaruhi kita dengan bisikan. Tak ada setan yang menerkam kita. Hati ini menjadi rusak karena kita kalah dan tak berdaya menghadapi bisikannya yang memang tidak terasa dan tanpa kita sadari. Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti bisikkan setan tengah merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan segenap kemampuan dengan cara melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan!
Latihlah diri kita agar jangan sampai diperbudak oleh segala bentuk kenikmatan. Latihlah diri kita agar selalu dalam keadaan taat kepada Allah. Dan jangan lupa, berlindunglah selalu kepada-Nya dari segala godaan setan yang terkutuk, niscaya kita akan diberi kekuatan untuk terhindar dari segala tipuan setan. Insya Allah!***
Bundel by UGLY --- Jan '02
Bismillahirrahmaanirrahiim
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A'raaf : 96)
Mengapa uang yang banyak, rumah yang besar, istri yang jelita atau suami yang tampan, ilmu yang luas tidak mengangkat derajat pemiliknya? Malah menghinakannya? bukan kebahagiaan atau ketentraman yang diperoleh melainkan masalah dan malapetaka. Apa sebabnya? sebenarnya penyebabnya sederhana sekali, yakni bahwa semua itu tidak barokah.
Kita tidak boleh cukup senang memiliki sesuatu. Tetapi yang harus lebih kita senangi adalah keberkahan atas segala sesuatu itu.Jadi bukan takut tidak memiliki sesuatu tetapi harus lebih takut sesuatu yang sudah dimiliki tidak membawa berkah.
Kita lihat, misalnya suatu rumah yangga yang penuh dengan percekcokan, sebenarnya harus dicurigai jangan-jangan prosedur, keilmuan, dan etika dalam mengarungi dunia rumah tangga tidak cocok dengan yang disyariatkan Allah.
Maka, kita harus sangat takut dengan hidup yang tidak berkah, yaitu yang tidak bermanfat bagi dunia juga tidak bermanfaat bagi akhirat. Mulailah berhati-hati dengan uang. Bagaimana supaya uang menjadi berkah? Seperti halnya gelas. Gelas hanya bisa enak digunakan untuk minum kalau terlebih dahulu gelas itu kita bersihkan. jangan sekali-kali kita mencoba untuk tidak jujur. untuk apa? Jujur atau tidak jujur tetap Allah yang memberi. Rizki penjahat datang dari Allah, rizki orang jujur juga datang dari Allah. Bedanya, rizki yang diberikan kepada penjahat tadi haram, tidak berkah, sedangkah yang diberikan kepada orang jujur adalah rizki yang berkah. Sebab sebenarnya meskipun penjahat, kalau Allah tidak memberi, tidak pernah dia dapatkan hasilnya. Banyak pencuri yang gagal, koruptor yang gagal. Semua itu karena kehendak Allah.
Sesudah kita jujur, hati-hati pula jangan sampai ada hal-hak orang lain yang terampas atau belum tertunaikan, apalagi hak ummat. Na'udzubillahi min dzalik.
Alkisah, Umar bin Abdul Aziz -semoga Allah meridhainya-, ketika beliau sedang mengerjakan tugas negara malam hari di rumahnya, tiba-tiba anaknya mengetuk pintu kamar. KEmudian beliau membuka pintu dan lampu di kamar tersebut dimatikannya. Si anak lalu bertanya, "Kenapa lampu engkau matikan , ya Abi?" lalu beliau menjawab, "Karena minyak pada lampu ini milik negara. Tidak layak kita membicarakanurusan keluarga dengan menggunakan asilitas negara", begitulah Umar, sangat hati-hatinya karena mengharapkan hidupnya mendapat ridha dan berkah dari Allah swt.
Dari cerita yang dikisahkan di atas mengandung berbagai hikmah yang dapat kita teladani.
Menggunakan jabatan dan wewenang yang sangat membawa berkah tiada lain kecuali mengenyampigkan kepentingan dan kesenangan pribadi di atas hak dan kesenangan Allah.
Harta kekayaan yang melimpah yang kita kuasai, yang membawa berkah, tiada lain kecuali harta yang bersih yang tertunaikan kewajiban-kewajibannya baik hak orang lain apalagi hak ummat.
Wallahu a'lam bishshawab.
Bundel by UGLY --- Jan '02
Apa itu MQ? Sebenarnya tidak ada perbedaan antara MQ dengan metode dakwah Islam lainnya. di dalamnya pun tidak ada yang baru, semuanya merupakan penjabaran ajaran Islam. Hanya pembahasannya lebih diperdalam, dibeberkan dengan cara yang aktual, dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Inti pembelajarannya sendiri ada pada qolbu.
Di dalam tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat. Sayangnya, tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa, tapi tidak menjadi mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah qolbu.
Kita ambil contoh lain, sebuah mikrofon bisa menjadi alat provokasi kejahatan, bisa juga jadi alat dakwah dan menyampaikan ilmu, sebuah mikrofon bisa juga menjadi alat bantu berbicara sehingga menjadi fasih, itulah fungsi mikrofon. Artinya, yang menentukan isi dari bahasa yang keluar darinya adalah qolbu. Dalam hal ini Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging yang jika ia baik maka baik pula yang lainnya, sebaliknya yang apabila ia jelek maka jeleklah semuanya. Dan yang dimaksud daging itu ialah Qolbu.
Jadi, yang terpenting dari manusia ternyata bukan kecerdasannya saja, tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar, yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar. Disitulah fungsi qolbu. Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia, kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar.
Di dalam qolbu ini ada yang disebut potensi, faalhamahaa fujuu rahaa wa taqwaaha (QS. Asy Syams [91] : 8), "Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)". Begitulah, qolbu ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.
Negara Singapura, misalnya, tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air minumnya saja, Singapura harus mengimpornya dari Johor, Malaysia. disisi lain ternyata mereka berhasil mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, sehingga walaupun SDA-nya minim, tapi SDM-nya mampu diberdayakan secara optimal. Hasilnya, kini Singapura menjadi jauh lebih makmur daripada Indonesia yang alamnya sangat kaya raya. Mengapa? Ya, itu tadi, karena bangsa kita lemah dalam manajemennya.
Dapat dipahami pula bahwa kita tidak berakhlak mulia bukan karena tidak punya potensi, tapi karena manajemen diri kita yang masih buruk. Sungguh kita mampu mengelola otak kita menjadi cerdas, membaca dengan kecepatan 400 kpm, memiliki daya ingat yang kuat, yakinlah itu bisa dilakukan. Kita bisa kelola fisik sehingga mampu melakukan sebuah gerakan bela diri demikian sempurna, pukulannya demikian akurat, tapi itu tidak cukup kalau hatinya tidak dikelola dengan baik. Karena semua itu tidak akan memiliki nilai positif jika hatinya tidak dikelola dengan baik. Begitulah. Hati menentukan nilai; mulia atau hina. Jangan aneh bila ada orang cerdas, tapi tidak mulia hidupnya. Bukan karena kurang cerdas, tapi kecerdasannya tidak dibimbing oleh hatinya.
Oleh karena itulah, orang yang pandai mengelola hatinya, ketika tiba-tiba, misalnya, dihina orang, dia akan kelola penghinaan ini menjadi sesuatu yang mamfaat, "Ah, dia memang menghina, namun siapa tahu penghinaan ini bagian dari karunia Allah untuk memberitahu kekurangan saya, selain itu saya pun bisa melatih kesabaran, bedanya khan dia baru bisa menghina, saya bisa mengatakan yang baik kepadanya." Begitulah, sikap terhadap hinaan ternyata bergantung manajemen qolbunya. Saat lain ia diuji sedang sakit, lalu qolbunya kembali ia kelola dengan seoptimal-optimalnya. "Sakit bagi saya adalah proses evaluasi diri, proses pengguguran dosa", demikianlah ia pahamkan dihatinya tentang makna sakit. Akibatnya, sakit menjadi tidak menyengsarakan, melainkan penuh hikmah yang mendalam, karena dia berhasil mengelola hatinya.
Lelah, tersinggung, terhina, kekurangan uang, tertimpa penyakit, dan masih begitu banyak lagi masalah yang akan membuat orang menjadi goyah, tapi kalau terkelola hatinya, subhanallaah, ia akan tetap punya nilai produktif. Anehnya, banyak orang yang sangat sibuk memikirikan kecerdasannya, memikirkan kesehatan fisiknya, tapi sangat sedikit memikirkan kondisi hatinya. Kalaulah kita harus memilih, seharusnya kita banyak meluangkan waktu untuk memikirkan tentang qolbu ini. Karena jika qolbu ini baik, yang lainnya pun menjadi baik, Insya Allah.***
wasalam
Sabtu, 09 Mei 2009
Lima Sila Pancasila
Pancasila sebagai sebuah i'tikad sebuah bangsa majemuk seperti bangsa
Indonesia memang sangat tepat adanya. Kandungan yang tetera didalamnya
umum dan mencakup berbagai kebutuhan yang semestinya dimiliki suatu
bangsa yang ingin terus maju dan berkembang.
Point-point yang ditera sebagai batang tubuh dan soko guru landasan
bangsa memiliki makna mendalam serta aplikatif dan efektif.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan kaidah akal sehat semua mengakui bahwa keyakinan akan keesaan
Tuhan adalah pangkal dasar dan mendasar atas segala bentuk konsep,
termasuk juga konsep pemerintahan. Para arsitek batang tubuh bangsa
kita ini pasti tidak sembarangan menetapkan konsep ketuhanan yang maha
esa sebagai poin pertama. Paling tidak menunjukkan bahwa menurut
mereka konsep ini memang lebih utama dari konsep yang lain. Jadi point
ini adalah Konsep yang merupakan pijakan bagi konsep batang tubuh yang
lain.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mungkin sekedar sebagai pendekatan kebahasaan Tuhan itu butuh kaki
tangan. Tuhan adalah keberadaan yang wajib untuk ada karena segala
keberadaan tidak akan pernah mewujud nyata ketika tidak ada sumber
dari segala sumber pertama. Sumber yang tidak membutuhkan pada hal
yang lain. Hal ini meniscayakan adanya kemungkinan terjadinya
komunikasi langsung antara Tuhan dan manusia. Kemustahilan ini terjadi
bukan karena Tuhan tidak bisa tapi obyeknya yaitu manusia yang tidak
memiliki 'wadah' yang memadai untuk itu. Jadi karena adanya
keterbatasan dari manusialah tidak dimungkinkan adanya hubungan timbal
balik antara keduanya secara langsung. Tuhan karena tak terbatas bisa
mengetahui manusia tapi manusia karena terbatas maka tidak tahu kalau
Tuhan senantiasa memantaunya dan selalu mengetahui perihal dirinya.
Karena alasan diataslah diperlukan adanya manusia khusus yang menjadi
penghubung tali terputus antara Tuhan dan manusia. Penghubung temali
ini tentu bukan dari sembarang orang. Seperti disebutkan dalam batang
tubuh penghubung ini adalah sesosok manusia yang adil dan beradab.
Dengan keadilannya dia menempatkan segala sesuatu pada tempatya dan
dengan adabnya dia mampu menyusun tatanan peradaban terbaik bagi
manusia. Yang dapat mengetahui keadilan dan keberadaban tentu bukan
manusia karena dua hal ini adalah perkara batin manusia. Bisa jadi ada
manusia dimata manusia yang lain begitu adil dan bijak namun dilubuk
hatinya tersimpan niatan yang sangat buruk. Ada juga manusia yang
pandai dalam pengaturan sebuah pemerintahan tapi tidak punya belas
kasihan demi mencapai tujuan serta ambisinya untuk menjadi penguasa
tunggal. Ketika pemimpin dan wakil rakyat adalah manusia yang memiliki
dua kriteria ini maka perwujudan Persatuan Indonesia tidak akan
mustahil. Jadi masyarakat semestinya berperan optimal didalamnya.
Masyarakat harus cerdas dalam memilih wakil rakyat maupun presiden
seyogyanya dipilih wakil dan presiden yang lebih mendekati keadilan
serta berperadaban. Pemerintah juga harus tepat dalam memberi
kesempatan pada partai peserta pemilu berikut para calon wakil
rakyatnya. Para calon wakil rakyat maupun calon presiden dan pemimpin
bangsa yang lain harus diteliti sedemikian detail tata cara
kehidupannya. Apakah konsep keadilan dan keberadaban tercermin dalam
kehidupan mereka atau tidak? Jika tidak walau calon itu memiliki masa
yang banyak tetap tidak layak untuk diikutkan dalam pemilihan untuk
dipilih. Karena para calon bermodal besar tapi tidak memiliki moral
yang pas maka hanya kehancuran yang bisa diharap darinya.
3. Pesatuan Indonesia
Sebuah bangsa adalah gabungan dari berbagai tipe dan kelompok manusia.
Jadi perbedaan pendapat, budaya dan semacamnya begitu kental adanya.
Karena itu persatuan harus menjadi topik utama yang harus selalu
digalakkan dan diserukan pada masyarakat. Mendengungkan persatuan
kebangsaan tidak hanya pada saat perang melawan penjajah seperti
Belanda dan Jepang. Pemerintah harus aktif untuk menyerukan ini guna
menjaga agar bangsa menjadi bangsa yang benar-benar utuh dan
independen. Cerminan bangsa yang bersatu adalah adanya kemerdekaan
dalam berbagai sisi. Baik sistem politik, ekonomi, sosial budaya
maupun sisi yang lain. Persatuan ketika benar-benar terjalin maka
tujuan bangsa akan lebih jelas terarah dan mandiri. Kebijakan dalam
negeri tidak pernah dicampuri negara lain. Hal ini hanya terwujud jika
para pemimpin benar-benar orang yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijasanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Konsep ini adalah sebuah sistem sebagai perwujudan penghargaan
terhadap masyarakat sebagai anggota tak terpisah suatu bangsa. Dengan
konsep ini masyarakat akan merasa lebih memiliki atas bangsanya.
Dengan ini mereka akan lebih mengindahkan tata aturan yang dikenakan
pada mereka. Ketaatan tanpa paksaan suatu masyarakat pada pemimpin
akan terbentuk. Tapi poin yang perlu diperhatikan adalah kepemimpinan
dalam hikmah dan kebijaksanaan. Point ini perlu benar-benar
diperhatikan sehingga terbentuknya masyarakat terpimpin benar-benar
berada dibawah payung kepemimpinan orang yang layak memimpin. Orang
yang memiliki itikad baik dalam pengabdian pada masyarakat. Bukan
mereka yang senantiasa menghisap harta rakyat.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Ketika masyarakat Indonesia mengimani Keesaan Tuhan, berpegang pada
manusia yang adil dan mengenal tatanan, berusaha menjaga persatuan dan
kesatuan niscaya keadilan menyeluruh bagi bangsa akan tercapai. Sesuai
fitrah setiap manusia, keadilan memang menjadi harapan yang selalu ada. dan keadilan ini di letakkan pada puncak pencapaian dari berderet susunan pancasila kita.
tapi apakah negara kita sudah benar-benar berpancasila terutama para punggawa pemerintahannya? silahkan anda sendiri yang menilai :)
Indonesia memang sangat tepat adanya. Kandungan yang tetera didalamnya
umum dan mencakup berbagai kebutuhan yang semestinya dimiliki suatu
bangsa yang ingin terus maju dan berkembang.
Point-point yang ditera sebagai batang tubuh dan soko guru landasan
bangsa memiliki makna mendalam serta aplikatif dan efektif.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan kaidah akal sehat semua mengakui bahwa keyakinan akan keesaan
Tuhan adalah pangkal dasar dan mendasar atas segala bentuk konsep,
termasuk juga konsep pemerintahan. Para arsitek batang tubuh bangsa
kita ini pasti tidak sembarangan menetapkan konsep ketuhanan yang maha
esa sebagai poin pertama. Paling tidak menunjukkan bahwa menurut
mereka konsep ini memang lebih utama dari konsep yang lain. Jadi point
ini adalah Konsep yang merupakan pijakan bagi konsep batang tubuh yang
lain.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mungkin sekedar sebagai pendekatan kebahasaan Tuhan itu butuh kaki
tangan. Tuhan adalah keberadaan yang wajib untuk ada karena segala
keberadaan tidak akan pernah mewujud nyata ketika tidak ada sumber
dari segala sumber pertama. Sumber yang tidak membutuhkan pada hal
yang lain. Hal ini meniscayakan adanya kemungkinan terjadinya
komunikasi langsung antara Tuhan dan manusia. Kemustahilan ini terjadi
bukan karena Tuhan tidak bisa tapi obyeknya yaitu manusia yang tidak
memiliki 'wadah' yang memadai untuk itu. Jadi karena adanya
keterbatasan dari manusialah tidak dimungkinkan adanya hubungan timbal
balik antara keduanya secara langsung. Tuhan karena tak terbatas bisa
mengetahui manusia tapi manusia karena terbatas maka tidak tahu kalau
Tuhan senantiasa memantaunya dan selalu mengetahui perihal dirinya.
Karena alasan diataslah diperlukan adanya manusia khusus yang menjadi
penghubung tali terputus antara Tuhan dan manusia. Penghubung temali
ini tentu bukan dari sembarang orang. Seperti disebutkan dalam batang
tubuh penghubung ini adalah sesosok manusia yang adil dan beradab.
Dengan keadilannya dia menempatkan segala sesuatu pada tempatya dan
dengan adabnya dia mampu menyusun tatanan peradaban terbaik bagi
manusia. Yang dapat mengetahui keadilan dan keberadaban tentu bukan
manusia karena dua hal ini adalah perkara batin manusia. Bisa jadi ada
manusia dimata manusia yang lain begitu adil dan bijak namun dilubuk
hatinya tersimpan niatan yang sangat buruk. Ada juga manusia yang
pandai dalam pengaturan sebuah pemerintahan tapi tidak punya belas
kasihan demi mencapai tujuan serta ambisinya untuk menjadi penguasa
tunggal. Ketika pemimpin dan wakil rakyat adalah manusia yang memiliki
dua kriteria ini maka perwujudan Persatuan Indonesia tidak akan
mustahil. Jadi masyarakat semestinya berperan optimal didalamnya.
Masyarakat harus cerdas dalam memilih wakil rakyat maupun presiden
seyogyanya dipilih wakil dan presiden yang lebih mendekati keadilan
serta berperadaban. Pemerintah juga harus tepat dalam memberi
kesempatan pada partai peserta pemilu berikut para calon wakil
rakyatnya. Para calon wakil rakyat maupun calon presiden dan pemimpin
bangsa yang lain harus diteliti sedemikian detail tata cara
kehidupannya. Apakah konsep keadilan dan keberadaban tercermin dalam
kehidupan mereka atau tidak? Jika tidak walau calon itu memiliki masa
yang banyak tetap tidak layak untuk diikutkan dalam pemilihan untuk
dipilih. Karena para calon bermodal besar tapi tidak memiliki moral
yang pas maka hanya kehancuran yang bisa diharap darinya.
3. Pesatuan Indonesia
Sebuah bangsa adalah gabungan dari berbagai tipe dan kelompok manusia.
Jadi perbedaan pendapat, budaya dan semacamnya begitu kental adanya.
Karena itu persatuan harus menjadi topik utama yang harus selalu
digalakkan dan diserukan pada masyarakat. Mendengungkan persatuan
kebangsaan tidak hanya pada saat perang melawan penjajah seperti
Belanda dan Jepang. Pemerintah harus aktif untuk menyerukan ini guna
menjaga agar bangsa menjadi bangsa yang benar-benar utuh dan
independen. Cerminan bangsa yang bersatu adalah adanya kemerdekaan
dalam berbagai sisi. Baik sistem politik, ekonomi, sosial budaya
maupun sisi yang lain. Persatuan ketika benar-benar terjalin maka
tujuan bangsa akan lebih jelas terarah dan mandiri. Kebijakan dalam
negeri tidak pernah dicampuri negara lain. Hal ini hanya terwujud jika
para pemimpin benar-benar orang yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijasanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Konsep ini adalah sebuah sistem sebagai perwujudan penghargaan
terhadap masyarakat sebagai anggota tak terpisah suatu bangsa. Dengan
konsep ini masyarakat akan merasa lebih memiliki atas bangsanya.
Dengan ini mereka akan lebih mengindahkan tata aturan yang dikenakan
pada mereka. Ketaatan tanpa paksaan suatu masyarakat pada pemimpin
akan terbentuk. Tapi poin yang perlu diperhatikan adalah kepemimpinan
dalam hikmah dan kebijaksanaan. Point ini perlu benar-benar
diperhatikan sehingga terbentuknya masyarakat terpimpin benar-benar
berada dibawah payung kepemimpinan orang yang layak memimpin. Orang
yang memiliki itikad baik dalam pengabdian pada masyarakat. Bukan
mereka yang senantiasa menghisap harta rakyat.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Ketika masyarakat Indonesia mengimani Keesaan Tuhan, berpegang pada
manusia yang adil dan mengenal tatanan, berusaha menjaga persatuan dan
kesatuan niscaya keadilan menyeluruh bagi bangsa akan tercapai. Sesuai
fitrah setiap manusia, keadilan memang menjadi harapan yang selalu ada. dan keadilan ini di letakkan pada puncak pencapaian dari berderet susunan pancasila kita.
tapi apakah negara kita sudah benar-benar berpancasila terutama para punggawa pemerintahannya? silahkan anda sendiri yang menilai :)
Rabu, 29 April 2009
Tafsir Surah Yasin
Tafsir surah yasin
adik ini kakak bawa tafsir surah yasin dri kota Qom. Kakak bahas untuk adik ya.
Bismillahirrahmanirrahim
ayat 1-4
'yasin'adl sebutan nama Nabi Muhammad
'hakim' bisa bermakna 'yang memiliki hikmah' atau bermakna'kuat, teguh' seperti dlm surah Hud dikatakan 'Uhkimat ayaatuh' (ayat2Nya yang kuat)
Dihadapan tuduhan berupa ahli sihir, orang gila dan semacamnya Allah menekankan dan bersumpah untuk risalah rasulNya. Dengan menggunakan quran yg suci.
Disisi lain Allah tidak butuh pada sumpah jadi ketika muncul ungkapan sumpah hal itu bermakna penekanan pada pembahasan yang berkaitan atau menunjukkan nilai pentingnya dari yang lain.
Empat ayat diatas memberitahukan bahwa dalam alquran tidak sebesar jarum pun terdapat titik kebatilan semua adalah pembahasan yang kuat 'walquranil hakim'
Ucapan sumpah Allah menunjukkan pada keagungan dan Kesucian sesuatu yang digunakan untuk bersumpah. Disini yg digunakan adalah alquran jadi alquran memang agung dan mulia.
Dihadapan pencelaan dan pelecehan diperlukan suatu pembelaan. Dan Allah mengatakan 'innaka laminal mursalin' sesungguhnya engkau orang yang diutus dan Allah juga mengatakan 'innaka la'ala khuluqin adhim' dan sesungguhnya padamu terdapat akhlak yang agung.
Ada tambahan, adalah tidak bijak ketika tuan rumah mengundang seseorang tapi tidak menunjukkan rute ke rumahnya.Disini Allah mengundang manusia u ke rumah hidayah karenanya Allah mengirim Rasul dan memberi wasilah berupa AlQuran.
Adakah tuan rumah yang lebih baik dari Allah? Adakah jalan dan penunjuk lebih utama dari Quran dan Nabi? Adakah rumah yg lebih baik dari Rumah Hidayah dan kesempurnaan?
Dan Allah bersama orang yang senantiasa bersyukur.
adik ini kakak bawa tafsir surah yasin dri kota Qom. Kakak bahas untuk adik ya.
Bismillahirrahmanirrahim
ayat 1-4
'yasin'adl sebutan nama Nabi Muhammad
'hakim' bisa bermakna 'yang memiliki hikmah' atau bermakna'kuat, teguh' seperti dlm surah Hud dikatakan 'Uhkimat ayaatuh' (ayat2Nya yang kuat)
Dihadapan tuduhan berupa ahli sihir, orang gila dan semacamnya Allah menekankan dan bersumpah untuk risalah rasulNya. Dengan menggunakan quran yg suci.
Disisi lain Allah tidak butuh pada sumpah jadi ketika muncul ungkapan sumpah hal itu bermakna penekanan pada pembahasan yang berkaitan atau menunjukkan nilai pentingnya dari yang lain.
Empat ayat diatas memberitahukan bahwa dalam alquran tidak sebesar jarum pun terdapat titik kebatilan semua adalah pembahasan yang kuat 'walquranil hakim'
Ucapan sumpah Allah menunjukkan pada keagungan dan Kesucian sesuatu yang digunakan untuk bersumpah. Disini yg digunakan adalah alquran jadi alquran memang agung dan mulia.
Dihadapan pencelaan dan pelecehan diperlukan suatu pembelaan. Dan Allah mengatakan 'innaka laminal mursalin' sesungguhnya engkau orang yang diutus dan Allah juga mengatakan 'innaka la'ala khuluqin adhim' dan sesungguhnya padamu terdapat akhlak yang agung.
Ada tambahan, adalah tidak bijak ketika tuan rumah mengundang seseorang tapi tidak menunjukkan rute ke rumahnya.Disini Allah mengundang manusia u ke rumah hidayah karenanya Allah mengirim Rasul dan memberi wasilah berupa AlQuran.
Adakah tuan rumah yang lebih baik dari Allah? Adakah jalan dan penunjuk lebih utama dari Quran dan Nabi? Adakah rumah yg lebih baik dari Rumah Hidayah dan kesempurnaan?
Dan Allah bersama orang yang senantiasa bersyukur.
Mendedah Jejak Tuhan
Cerita Sampainya Aku di Negeri Para Mullah.
Awalnya pada tahun 1998 aku bergabung diekstra kurikuler agama. Disaat itu isi kepalaku bisa dibilang masih original tapi dengan pertanyaan yang datang bertubi-tubi dari tempat pengkajian akhirnya aku sadar bahwa aku tidak boleh membiarkan keoriginalan pemikiranku berlarut-larut.
Dari situlah kumengenal pentingnya mengenal Tuhan, atau lebih tepatnya mengenal agama. Hal itu menjadikan jelas langkah hidup. Aku menjadi paham Bahwa pendekatan ketuhanan sangatlah penting untuk dimiliki terutama untuk aku pribadi.
Seiring berjalannya waktu langkah pengenalan "wajah" Tuhan pun tak pernah aku hentikan. Semakin melangkah kaki, semakin kuat keinginan untuk mengenal Tuhan. Dari semua perjalan dari lembaga pesantren ke lembaga pendidikan formal atau nonformal lainya Akhirnya pada tahun 2007 Tuhan mengijinkan aku berselancar di negara para ulama, negeri persia, Iran.
Selangkah dari ketertinggalan dan rasa haus akan kebenaran semakin membuncah menjejal tanpa ampun setiap waktuku hingga saat ini. Dari buku-buku yang ada pemikiranku tentang Tuhan dan berbagai hal yang berkaitan semakin jelas dan mantap walau memang penelaahan belum berakhir. selamat berdendang dalam tulisan aku...semoga ada manfaat
Membuktikan Keberadaan Tuhan
Pembahasan pertama yang harus terpecahkan adalah pembuktian apakah Tuhan itu benar-benar ada, sehingga jelas perlu dibahas atau tidak.
Secara garis besar sesuatu dibedakan dengan materi dan nonmateri. Materi adalah segala sesuatu yang bisa diketahui atau dikenali dengan panca indra baik penciuman, pendengaran, pencecapan dan seterusnya. Nonmateri adalah segala sesuatu yang dikenali tidak dengan panca indra tapi dengan aqal.
Tuhan bukanlah materi jadi pengenalan ada tidaknya Tuhan dilakukan dengan aqal pikiran bukan dengan panca indra.
Pengenalan ada tidaknya Tuhan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Internal yaitu memahami yang secara fitrah telah bersama kita atau telah kita miliki sejak lahir. Jadi sesuatu itu telah kita pahami tanpa harus belajar terlebih dulu. Diantaranya:
1. Kecintaan pada kesempurnaan.
Tanpa bisa disangkal semua manusia pasti memilih yang paling sempurna disaat masih memungkinkan. Ketika disuruh memilih diantara pemilik ilmu maka yang dia pilih pasti yang paling berilmu. Ketika disuruh memilih diantara yang pemilik kekayaan maka akan dipilih yang paling kaya. Begitu pula ketika manusia disuguhkan pilihan untuk disembah pasti yang dia nilai paling sempurnalah yang bakal disembah. Dan sesuatu yang sempurna dalam segala dimensi keberadaannya itulah yang disebut sebagai Tuhan. Jadi Tuhan adalah pilihan terbaik karena Tuhanlah yang paling sempurna dalam segala seginya.
2. Rasa Ingin Berterimakasih.
Semua manusia normal dikedalaman hatinya ketika ditolong atau diberi sesuatu yang ia butuhkan pasti ingin berterimakasih, bahkan berniat ingin membalas kebaikan penolongnya itu diesok kelak. Pada kenyataannya manusia disetiap detiknya selalu diberi oleh sang penolong. Manusia butuh oksigen, air, makanan, keindahan, keamanan begitu juga semua kebutuhan yang lain dicukupi oleh sang penolong. Jadi sangat logis ketika manusia berterima kasih pada sang penolong tersebut. Terlepas siapakah penolong itu, manusia ingin bisa berterimakasih pada penolongnya semaksimal mungkin. Manusia tidak akan pernah mampu menghitung jumlah bantuan yang telah ia terima. Sebagai misal nikmat bernafas, masing-masing manusia tidak bisa mengitung jumlah oksigen yang telah ia pakai secara detail. Begitu juga untuk nikmat-nikmat yang lain. Manusia tidak mampu menghitungnya apalagi mensyukurinya, berterimakasih karenanya. Sang penolong yang sekaligus menunjukkan secara tidak langsung bahwa dia adalah zat yang tidak dan tidak akan pernah terbatas. Bahwa dia adalah penolong yang paling utama. Penolong itulah yang dinamakan dengan Tuhan. Jadi manusia sejatinya ingin berterimakasih pada Tuhan sebagai penolong mutlaknya.
3. Dalil Sebab Akibat(kausalitas). Akibat adalah sesuatu yang pernah tidak ada, pernah mengalami proses perubahan dari tiada menjadi ada, dan mengalami perkembangan.
Segala keberadaan atau ciptaan adalah akibat, semua akibat ada karena adanya suatu sebab. Sebab butuh pada sebab yang lain. Tapi ketika
semua sebab butuh pada sebab lain maka tidak akan pernah ada suatu ciptaan, jadi semua sebab harus berhenti pada suatu sebab yang tidak butuh pada sebab lain. Sebab yang tidak butuh pada sebab lain itulah yang disebut sebagai Tuhan. Karena jika masih butuh pada sebab lain berarti belum sempurna. Dan Tuhan adalah zat yang merupakan tempat berkumpulnya kepemilikan sifat kesempurnaan. Jadi Ketika ada suatu ciptaan hal itu menunjukkan adanya Tuhan.
4. Dalil kemungkinan.
Semua perwujudan atau keberadaan dibagi menjadi tiga yaitu : Wajib ada, mungkin untuk ada, dan mustahil ada.
Wajib ada adalah wujud yang menjadi sebab dari segala sebab. Ketika yang wajib ada ini tidak ada maka yang lain juga tidak mungkin ada. Wujud wajib ada ini kita sebut sebagai Tuhan.
Mumkinul wujud atau mungkin ada adalah wujud yang boleh ada dan boleh juga tidak ada. Seperti semua ciptaan yang mampu kita kenali dengan panca indera kita.
Mustahil ada adalah sesuatu yang tidak mungkin ada seperti menjadi satunya arah barat dan timur, antara baik dan buruk, antara menjadi pencipta bagi wujudnya sendiri dan semacamnya.
Dari dalil kemungkinan ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa
ada Tuhan, ada makhluk atau ciptaan dan ada sesuatu yang mustahil ada. Setelah kita buktikan bahwa Tuhan itu ada selanjutnya kita buktikan apakah Tuhan itu satu atau lebih dari satu.
Awalnya pada tahun 1998 aku bergabung diekstra kurikuler agama. Disaat itu isi kepalaku bisa dibilang masih original tapi dengan pertanyaan yang datang bertubi-tubi dari tempat pengkajian akhirnya aku sadar bahwa aku tidak boleh membiarkan keoriginalan pemikiranku berlarut-larut.
Dari situlah kumengenal pentingnya mengenal Tuhan, atau lebih tepatnya mengenal agama. Hal itu menjadikan jelas langkah hidup. Aku menjadi paham Bahwa pendekatan ketuhanan sangatlah penting untuk dimiliki terutama untuk aku pribadi.
Seiring berjalannya waktu langkah pengenalan "wajah" Tuhan pun tak pernah aku hentikan. Semakin melangkah kaki, semakin kuat keinginan untuk mengenal Tuhan. Dari semua perjalan dari lembaga pesantren ke lembaga pendidikan formal atau nonformal lainya Akhirnya pada tahun 2007 Tuhan mengijinkan aku berselancar di negara para ulama, negeri persia, Iran.
Selangkah dari ketertinggalan dan rasa haus akan kebenaran semakin membuncah menjejal tanpa ampun setiap waktuku hingga saat ini. Dari buku-buku yang ada pemikiranku tentang Tuhan dan berbagai hal yang berkaitan semakin jelas dan mantap walau memang penelaahan belum berakhir. selamat berdendang dalam tulisan aku...semoga ada manfaat
Membuktikan Keberadaan Tuhan
Pembahasan pertama yang harus terpecahkan adalah pembuktian apakah Tuhan itu benar-benar ada, sehingga jelas perlu dibahas atau tidak.
Secara garis besar sesuatu dibedakan dengan materi dan nonmateri. Materi adalah segala sesuatu yang bisa diketahui atau dikenali dengan panca indra baik penciuman, pendengaran, pencecapan dan seterusnya. Nonmateri adalah segala sesuatu yang dikenali tidak dengan panca indra tapi dengan aqal.
Tuhan bukanlah materi jadi pengenalan ada tidaknya Tuhan dilakukan dengan aqal pikiran bukan dengan panca indra.
Pengenalan ada tidaknya Tuhan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Internal yaitu memahami yang secara fitrah telah bersama kita atau telah kita miliki sejak lahir. Jadi sesuatu itu telah kita pahami tanpa harus belajar terlebih dulu. Diantaranya:
1. Kecintaan pada kesempurnaan.
Tanpa bisa disangkal semua manusia pasti memilih yang paling sempurna disaat masih memungkinkan. Ketika disuruh memilih diantara pemilik ilmu maka yang dia pilih pasti yang paling berilmu. Ketika disuruh memilih diantara yang pemilik kekayaan maka akan dipilih yang paling kaya. Begitu pula ketika manusia disuguhkan pilihan untuk disembah pasti yang dia nilai paling sempurnalah yang bakal disembah. Dan sesuatu yang sempurna dalam segala dimensi keberadaannya itulah yang disebut sebagai Tuhan. Jadi Tuhan adalah pilihan terbaik karena Tuhanlah yang paling sempurna dalam segala seginya.
2. Rasa Ingin Berterimakasih.
Semua manusia normal dikedalaman hatinya ketika ditolong atau diberi sesuatu yang ia butuhkan pasti ingin berterimakasih, bahkan berniat ingin membalas kebaikan penolongnya itu diesok kelak. Pada kenyataannya manusia disetiap detiknya selalu diberi oleh sang penolong. Manusia butuh oksigen, air, makanan, keindahan, keamanan begitu juga semua kebutuhan yang lain dicukupi oleh sang penolong. Jadi sangat logis ketika manusia berterima kasih pada sang penolong tersebut. Terlepas siapakah penolong itu, manusia ingin bisa berterimakasih pada penolongnya semaksimal mungkin. Manusia tidak akan pernah mampu menghitung jumlah bantuan yang telah ia terima. Sebagai misal nikmat bernafas, masing-masing manusia tidak bisa mengitung jumlah oksigen yang telah ia pakai secara detail. Begitu juga untuk nikmat-nikmat yang lain. Manusia tidak mampu menghitungnya apalagi mensyukurinya, berterimakasih karenanya. Sang penolong yang sekaligus menunjukkan secara tidak langsung bahwa dia adalah zat yang tidak dan tidak akan pernah terbatas. Bahwa dia adalah penolong yang paling utama. Penolong itulah yang dinamakan dengan Tuhan. Jadi manusia sejatinya ingin berterimakasih pada Tuhan sebagai penolong mutlaknya.
3. Dalil Sebab Akibat(kausalitas). Akibat adalah sesuatu yang pernah tidak ada, pernah mengalami proses perubahan dari tiada menjadi ada, dan mengalami perkembangan.
Segala keberadaan atau ciptaan adalah akibat, semua akibat ada karena adanya suatu sebab. Sebab butuh pada sebab yang lain. Tapi ketika
semua sebab butuh pada sebab lain maka tidak akan pernah ada suatu ciptaan, jadi semua sebab harus berhenti pada suatu sebab yang tidak butuh pada sebab lain. Sebab yang tidak butuh pada sebab lain itulah yang disebut sebagai Tuhan. Karena jika masih butuh pada sebab lain berarti belum sempurna. Dan Tuhan adalah zat yang merupakan tempat berkumpulnya kepemilikan sifat kesempurnaan. Jadi Ketika ada suatu ciptaan hal itu menunjukkan adanya Tuhan.
4. Dalil kemungkinan.
Semua perwujudan atau keberadaan dibagi menjadi tiga yaitu : Wajib ada, mungkin untuk ada, dan mustahil ada.
Wajib ada adalah wujud yang menjadi sebab dari segala sebab. Ketika yang wajib ada ini tidak ada maka yang lain juga tidak mungkin ada. Wujud wajib ada ini kita sebut sebagai Tuhan.
Mumkinul wujud atau mungkin ada adalah wujud yang boleh ada dan boleh juga tidak ada. Seperti semua ciptaan yang mampu kita kenali dengan panca indera kita.
Mustahil ada adalah sesuatu yang tidak mungkin ada seperti menjadi satunya arah barat dan timur, antara baik dan buruk, antara menjadi pencipta bagi wujudnya sendiri dan semacamnya.
Dari dalil kemungkinan ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa
ada Tuhan, ada makhluk atau ciptaan dan ada sesuatu yang mustahil ada. Setelah kita buktikan bahwa Tuhan itu ada selanjutnya kita buktikan apakah Tuhan itu satu atau lebih dari satu.
Selepas langkah Arbain
Salah satu hari bersejarah dan mengemas makna mendalam yang perlu dikaji adalah hari arbain. Empat puluh hari yang terhitung sejak dibantainya cucu Nabi sebagai salah satu sosok pewaris keilmuan kenabian ditangan pribadi-pribadi busuk dan dina.
Arbain berarti empat puluh. Tapi arti yang terkandung tidak hanya sekedar itu. Arbain mencakup banyak aspek yang luas serta berperan secara spesifik. Arbain tidaklah dimiliki oleh orang-orang syiah semata, karena arbain memiliki tujuan dan arah yang tidak dikhususkan atas golongan manapun. Semangat arbain ditujukan secara luas pada kaum muslimin bahkan seluruh umat manusia
Ketika kita ingin menilik sejarah arbain tentu tidak cukup dengan melihat tanggal terjadi kejadian tersebut. Serentetan peristiwa menyusun pergerakan yang terjadi selama empat puluh hari itu merupakan materi penting yang bisa diambil sebagai pelajaran untuk melangkahi kehidupan yang masih terbentang.
Dalam penganalisaan arbain hal yang tidak boleh kita lupakan adalah studi tokoh para pelaku sejarah besar ini. Pada peristiwa hari asyura kita lihat nama Ali asghar, Ali Ausath, Abu Fadhl Abbas dan tentunya Imam Husain sendiri tampak jelas dengan background mereka masing, dan pada konsepsi arbain minimal kita harus melihat peran besar dari empat tokoh ini, Ali Zainal Abidin, Zainab, sukainah, dan ummu kultsum.
Kita tidak bisa menilai bahwa peran empat orang yang menjalani posesi arbain. Kesedihan, himpitan, ketertekanan batin, pengasingan terus mengiring langkah pejuang-pejuang ini. Sungguh benar bahwa nilai peran mereka tidak kurang berarti dibanding perjuangan pada hari asyura tapi berkat merekalah suara asyura bisa sampai pada masyarakat luas jadi semuanya saling mengisi.
Arbain berarti empat puluh. Tapi arti yang terkandung tidak hanya sekedar itu. Arbain mencakup banyak aspek yang luas serta berperan secara spesifik. Arbain tidaklah dimiliki oleh orang-orang syiah semata, karena arbain memiliki tujuan dan arah yang tidak dikhususkan atas golongan manapun. Semangat arbain ditujukan secara luas pada kaum muslimin bahkan seluruh umat manusia
Ketika kita ingin menilik sejarah arbain tentu tidak cukup dengan melihat tanggal terjadi kejadian tersebut. Serentetan peristiwa menyusun pergerakan yang terjadi selama empat puluh hari itu merupakan materi penting yang bisa diambil sebagai pelajaran untuk melangkahi kehidupan yang masih terbentang.
Dalam penganalisaan arbain hal yang tidak boleh kita lupakan adalah studi tokoh para pelaku sejarah besar ini. Pada peristiwa hari asyura kita lihat nama Ali asghar, Ali Ausath, Abu Fadhl Abbas dan tentunya Imam Husain sendiri tampak jelas dengan background mereka masing, dan pada konsepsi arbain minimal kita harus melihat peran besar dari empat tokoh ini, Ali Zainal Abidin, Zainab, sukainah, dan ummu kultsum.
Kita tidak bisa menilai bahwa peran empat orang yang menjalani posesi arbain. Kesedihan, himpitan, ketertekanan batin, pengasingan terus mengiring langkah pejuang-pejuang ini. Sungguh benar bahwa nilai peran mereka tidak kurang berarti dibanding perjuangan pada hari asyura tapi berkat merekalah suara asyura bisa sampai pada masyarakat luas jadi semuanya saling mengisi.
Bentuk-bentuk pentauhidan (pengesaan) Tuhan.
Ada beberapa bentuk pentauhidan.
Pertama mentauhidkan Tuhan dalam ZatNya kedua mentauhidkan Tuhan dalam
sifatNya. Tiga mentauhidkan Tuhan dalam perbuatanNya.
Mentauhidkan Tuhan dalam ZatNya berarti meyakini dalam amal perbuatan
maupun keyakinan bahwa Zat Tuhan hanya satu, tidak terangkap maupun
tersusun, sesuai dengan kemaha sempurnaanNya serta mengimani
keesaanNya sesuai kemaha kuasaanNya yang menafikan adanya kemungkinan
ada Tuhan lain. Mentauhidkan Tuhan dalam sifatNya berarti meyakini
bahwa Tuhan disemua sifatnya tidak ada yang lebih sempurna maupun
menyamaiNya.
Mentauhidkan dalam perbuatanNya bermakna meyakini sepenuh hati bahwa
disetiap perbuatanNya tidak ada zat lain yang ikut campur tangan sama
sekali.
Pembuktian Jumlah Tuhan
Andai jumlah Tuhan ada dua sedang Kita tahu Tuhan itu Maha tak
terbatas dalam kesempurnaannya. Ketika kita mengatakan Tuhan Maha
Kuasa maka berarti tidak ada satupun kekuasaan lain yang membatasinya.
Kita kembali pada pernyataan pertama andai Tuhan itu dua. Andai Tuhan
itu dua atau lebih maka kekuasaan Tuhan-Tuhan itu terbatasi. Tuhan
yang satu terbatasi kekuasaannya oleh Tuhan-Tuhan yang lain. Jadi
sifat maha kuasa tidak bisa dipakaikan pada Tuhan-Tuhan itu. Sifat
Maha Kuasa begitu juga dengan Maha kaya, Maha Indah dll hanya bisa
ditujukan pada satu Tuhan semata tidak lebih. Jadi jelas bahwa Tuhan
hanya ada satu.
Tuhan itu independen. Tuhan berdiri sendiri, tidak terpengaruhi oleh
yang lain sama sekali. Tuhan adalah wujud keseluruhan dari
kesempurnaan.
Pada saat dikatakan semua kebaikan berasal dariNya ada yang kemudian
berasumsi bahwa keburukan atau kekurangan juga berasal dariNya. Semua
selain Tuhan memang butuh pada sebab, begitupun kekurangan. Pada saat
ada kekurangan yang kita dapati dialam semesta ini itu tidak lain
berasal dari manusia itu sendiri. Sebagai misal Tuhan menciptakan air
untuk menghilangkan rasa haus tapi ketika terlalu banyak maka timbulah
penyakit. Pada dasarnya secara umum Tuhan tidak menghendaki manusia
berpenyakit tapi dengan ketidak seimbangan yang dilakukan oleh manusia
itu sendiri munculah penyakit. Berbagai kekurangan pada manusia kurang
lebih seperti munculnya penyakit akibat meminum air terlalu banyak
diatas yaitu karena tindakan tidak seimbang yang dilakukan manusia.
Sebuah pembahasan tambahan
Mungkinkah Tuhan menciptakan batu sebesar-besarnya sehingga Tuhan
sendiri tidak mampu mengangkatnya. Dengan dasar Tuhan itu adalah Zat
Maha Kuasa?
Disini bukan masalah Tuhan bisa atau tidak tapi sifat Tuhan tidak
pernah bertentangan satu sama lain. Kedua Tuhan bisa menciptakan
apapun tapi tidak semua hal mempunyai potensi untuk dicipta. Seperti
batu pada pertanyaan diatas
Pertama mentauhidkan Tuhan dalam ZatNya kedua mentauhidkan Tuhan dalam
sifatNya. Tiga mentauhidkan Tuhan dalam perbuatanNya.
Mentauhidkan Tuhan dalam ZatNya berarti meyakini dalam amal perbuatan
maupun keyakinan bahwa Zat Tuhan hanya satu, tidak terangkap maupun
tersusun, sesuai dengan kemaha sempurnaanNya serta mengimani
keesaanNya sesuai kemaha kuasaanNya yang menafikan adanya kemungkinan
ada Tuhan lain. Mentauhidkan Tuhan dalam sifatNya berarti meyakini
bahwa Tuhan disemua sifatnya tidak ada yang lebih sempurna maupun
menyamaiNya.
Mentauhidkan dalam perbuatanNya bermakna meyakini sepenuh hati bahwa
disetiap perbuatanNya tidak ada zat lain yang ikut campur tangan sama
sekali.
Pembuktian Jumlah Tuhan
Andai jumlah Tuhan ada dua sedang Kita tahu Tuhan itu Maha tak
terbatas dalam kesempurnaannya. Ketika kita mengatakan Tuhan Maha
Kuasa maka berarti tidak ada satupun kekuasaan lain yang membatasinya.
Kita kembali pada pernyataan pertama andai Tuhan itu dua. Andai Tuhan
itu dua atau lebih maka kekuasaan Tuhan-Tuhan itu terbatasi. Tuhan
yang satu terbatasi kekuasaannya oleh Tuhan-Tuhan yang lain. Jadi
sifat maha kuasa tidak bisa dipakaikan pada Tuhan-Tuhan itu. Sifat
Maha Kuasa begitu juga dengan Maha kaya, Maha Indah dll hanya bisa
ditujukan pada satu Tuhan semata tidak lebih. Jadi jelas bahwa Tuhan
hanya ada satu.
Tuhan itu independen. Tuhan berdiri sendiri, tidak terpengaruhi oleh
yang lain sama sekali. Tuhan adalah wujud keseluruhan dari
kesempurnaan.
Pada saat dikatakan semua kebaikan berasal dariNya ada yang kemudian
berasumsi bahwa keburukan atau kekurangan juga berasal dariNya. Semua
selain Tuhan memang butuh pada sebab, begitupun kekurangan. Pada saat
ada kekurangan yang kita dapati dialam semesta ini itu tidak lain
berasal dari manusia itu sendiri. Sebagai misal Tuhan menciptakan air
untuk menghilangkan rasa haus tapi ketika terlalu banyak maka timbulah
penyakit. Pada dasarnya secara umum Tuhan tidak menghendaki manusia
berpenyakit tapi dengan ketidak seimbangan yang dilakukan oleh manusia
itu sendiri munculah penyakit. Berbagai kekurangan pada manusia kurang
lebih seperti munculnya penyakit akibat meminum air terlalu banyak
diatas yaitu karena tindakan tidak seimbang yang dilakukan manusia.
Sebuah pembahasan tambahan
Mungkinkah Tuhan menciptakan batu sebesar-besarnya sehingga Tuhan
sendiri tidak mampu mengangkatnya. Dengan dasar Tuhan itu adalah Zat
Maha Kuasa?
Disini bukan masalah Tuhan bisa atau tidak tapi sifat Tuhan tidak
pernah bertentangan satu sama lain. Kedua Tuhan bisa menciptakan
apapun tapi tidak semua hal mempunyai potensi untuk dicipta. Seperti
batu pada pertanyaan diatas
Untuk dia...disana
Mengingat ulang jerih sang kekasih
dalam peluh kesetiaan terus tegar walau harus tertatih
Jelaga dunia oh derita aslinya
tertepis begitu rupa karena niatan suci
Sang kekasih merambah jalan kinasih sejati mengkoyak rintang dan terus
meniti arti
Sungguh bangga menyandingnya
merasai keakraban dalam bujur prisma rabani
Mari kecintaan, bersama mengerat tangan.
Menjalin temali guna raih kemulyaan.
Adamu mengingatkan
Adaku adalah peringatan
istriku aku mencintaimu. .
dalam peluh kesetiaan terus tegar walau harus tertatih
Jelaga dunia oh derita aslinya
tertepis begitu rupa karena niatan suci
Sang kekasih merambah jalan kinasih sejati mengkoyak rintang dan terus
meniti arti
Sungguh bangga menyandingnya
merasai keakraban dalam bujur prisma rabani
Mari kecintaan, bersama mengerat tangan.
Menjalin temali guna raih kemulyaan.
Adamu mengingatkan
Adaku adalah peringatan
istriku aku mencintaimu. .
Tentang Imam maksum
Imam maksum dg kemaksuman mereka maka tindakan, ucapan dan penetapan
mereka layak dijadikan sebagai standar dalam menilai kehidupan
sebagaimana Rasulullah saw. Disini kami tidak bermaksud menyamakan
antara Imam maksum dengan Rasulullah saaw hal ini secara kesempurnaan
kemanusiaan tidak mungkin. Rasul adalah satu-satunya manusia yang
telah mencapai puncak kesempurnaan kemanusiaan sedang yang lain pasti
berada ditingkat lebih bawah dari beliau. Tingkatan disini bukan
sebagaimana perbandingan matematik karena ini semua hanyalah
pendekatan karena kebahasaan kami yang begitu terbatas. Bisa kami
katakan bahwa para imamlah orang orang yang memiliki tingkatan tinggi
dibanding manusia pada umumnya. Orang-orang yang bergigih usaha demi
mencapai kedekatan sempurna pada sang khalik. Mereka memiliki keilmuan
cukup untuk memahami segala hal yang dibutuhkan manusia untuk mencapai
titian hidayah. Mereka dengan keilmuan mereka mampu menjaga diri dari
berbagai kemaksiatan. Dengan keilmuan mereka mendapat keridhaan yang
lebih dari Allah swt. Mereka adalah rangkaian yang tersimpan dalam
ayat innanahnu nazalna dzikra wa innalahu lahafidzun. Dengan
keberadaan merekalah ilmu qur'an terjaga. Mereka adalah pemegang
tongkat estafet keilmuan qur'an. Dengan penjagaan diri mereka yang
sempurna maka mereka memiliki hati yang memadai untuk menjadi media
tempat penitipan ilmu al qur'an untuk disampaikan pada manusia.
Karena mereka jadi penjaga keutuhan ilmu al qur'an dan petugas
penyampai keilmuan itulah maka tindak tanduk serta ucapan tentang
mereka layak digunakan sebagai dalil dan pembanding serta contoh
teladan bagi manusia yang ingin menapaki titian hidayah.
Riwayat dari Para Imam
riwayat para maksumin bisa dibahas dalam beberapa tahapan.
Masa Imam Ali.
Masa beliau dimulai sejak meninggalnya Rasulullah saaw. Beliau
berperan sebagai pemegang tampuk kekhalifahan(kepemimpinan) setelah
Nabi saaw. Ini bisa didapati dari berbagai riwayat mutawatir yang ada.
Memang secara politik beliau tidak langsung menjadi seorang pemimpin
dikarenakan adanya pemilihan khalifah nabi saaw yang dilakukan para
sahabat dengan asumsi nabi saaw tidak pernah menunjuk seorang khalifah
untuk meneruskan pemerintahan islam. Kiranya demi menyempurnakan alur
ini kami utarakan beberapa pertanyaan.
Bagaimana mungkin Nabi saaw tidak menunjuk seorang pemimpin bagi
pemerintahan islami yang sudah susah payah beliau bangun? Pada
kenyataannya kita dapati bahwa para sahabat setelah Nabi Saaw
meninggal lekas bermusyawarah untuk mencari seorang pemimpin tindakan
mereka ini menceritakan pada kita bahwa masalah kepemimpinan adalah
suatu hal yang mendasar, harus dipikirkan.
Sekarang ketika orang setingkat para sahabat saja menilai sebegitu
penting arti kepemimpinan apakah masuk akal kalau Nabi dengan
kesempurnaan pemahaman beliau tidak memahami arti penting kepemimpinan
sehingga tidak memilih seorang pemimpin demi kelangsungan
kepemerintahan islami yang telah beliau rintis.
Dari ayat dan riwayat
juga akan kita dapati berbagai dalil kuat yang menegaskan bahwa Imam
Ali adalah orang yang pertamakali berhak menjadi khalifah Nabi saaw.
Secara keilmuan imam Ali sendiri disebut Nabi sebagai pintu ilmu. Hal
ini karena beliau adalah seorang pelajar di madrasah kenabian. Guru
beliau adalah teladan bagi para guru sehingga pasti mengajar dengan
treatmen terbaik. Selain itu Imam Ali adalah seorang yang bersih dari
budaya penyembahan berhala dikala masyarakat tersesat dalam gelapnya
kemusrikan. hal ini menjadikan hati Imam Ali memiliki kesiapan
maksimal untuk memegang tongkat estafet ilmu qur'ani dari madrasah
kenabian. Setelah kepergian Nabi saaw Imam Ali mengatakan saluni qobla
antafqiduni, tanyai aku sebelum engkau kutingalkan jadi beliau mampu
menjawab semua pertanyaan. Ini mendukung riwayat bahwa beliau adalah
pintu ilmu nabi(ana madinatul ilim wa aliyun babuha)
Jadi sangat tidak masuk akal jika parasahabat saja punya pemikiran
sampai sedemikian dan Nabi saaw sebagai pemandu tidak memiliki
pemikiran atas hal itu. Tidak bisa dikatakan sebagai teladan sempurna
jika beliau tidak memilih seorang khalifah bagi beliau jadi pasti
beliau telah memilih seorang wakil sebelum meninggal. Disampaikan
bahwa
Dalam sejarah sebelum meninggal Nabi memerintahkan sebagian besar para
sahabat untuk berjihad ke medan perang menghadapi pasukan romawi.
Pemimpin pasukan dipercayakan pada seorang pemuda berumur 18 tahunan.
Karena komandan masih terlalu muda para sahabat yg merupakan pembesar
kabilah arab menolak dan banyak yang tidak berangkat. Berulang kali
Nabi saaw menekankan bahkan sampai mewajibkan untuk berangkat. Tapi
tetap tidak mau. Tindakan para sahabat yang termasuk didalamnya
Sahabat Umar, Abu Bakar, dan Ustman menyalahi ayat Qur'an bahwa apa
yang diberikan Rasul padamu maka ambillah dan yang dilarangnya maka
jauhilah. ما آتاكم الرسول فخذوه و ما نهاكم عنه فانتهوا
(al hasr ayat 8)
dari ayat ini kita paham bahwa semua perintah Rasul itu harus ditaati
dan menjadi pertada penyimpangan keimanan seseorang ketika orang
tersebut mengingkari perintah nabi. Padahal juga dikatakan oleh Allah
swt bahwa wama yantiquanil hawa inhuwa illa wahyun yuuha dan tidak
keluar dari dirinya (Nabi Muhammad saaw) kecuali sesuatu yang telah
diwahyukan padanya. Sejenak kita tengok tragedi hari kamis. Pada saat
itu Nabi saaw sedang menderita sakit parah, beliau memerintahkan agar
diberi pena dan kertas sehingga umat tidak tersesat selamanya namun
sahabat umar dengan sederhana mengatakan bahwa Nabi sedang mengigau.
dan mengatakan Cukup bagi kita kitabullah apakah sahabat Umar lebih
utama ucapannya atau Nabi saaw. Selain itu orang yg ada dikamar itu
juga pada ribut dan Nabi tidak jadi menuliskan wasiat yang sangat
berharga, wasiat yang akan jadi pegangan manusia. Tapi jika tertulis
dan kembali Sahabat Umar mengatakan wasiat itu hasil dari orang yang
sedang mengigau maka wasiat itu juga tidak ada nilai lagi, mungkin
saja wasiat itu dirusak dan dibuang.
. . . .Masih banyak yang bisa diberi ruang u berpikir
bersambung
mereka layak dijadikan sebagai standar dalam menilai kehidupan
sebagaimana Rasulullah saw. Disini kami tidak bermaksud menyamakan
antara Imam maksum dengan Rasulullah saaw hal ini secara kesempurnaan
kemanusiaan tidak mungkin. Rasul adalah satu-satunya manusia yang
telah mencapai puncak kesempurnaan kemanusiaan sedang yang lain pasti
berada ditingkat lebih bawah dari beliau. Tingkatan disini bukan
sebagaimana perbandingan matematik karena ini semua hanyalah
pendekatan karena kebahasaan kami yang begitu terbatas. Bisa kami
katakan bahwa para imamlah orang orang yang memiliki tingkatan tinggi
dibanding manusia pada umumnya. Orang-orang yang bergigih usaha demi
mencapai kedekatan sempurna pada sang khalik. Mereka memiliki keilmuan
cukup untuk memahami segala hal yang dibutuhkan manusia untuk mencapai
titian hidayah. Mereka dengan keilmuan mereka mampu menjaga diri dari
berbagai kemaksiatan. Dengan keilmuan mereka mendapat keridhaan yang
lebih dari Allah swt. Mereka adalah rangkaian yang tersimpan dalam
ayat innanahnu nazalna dzikra wa innalahu lahafidzun. Dengan
keberadaan merekalah ilmu qur'an terjaga. Mereka adalah pemegang
tongkat estafet keilmuan qur'an. Dengan penjagaan diri mereka yang
sempurna maka mereka memiliki hati yang memadai untuk menjadi media
tempat penitipan ilmu al qur'an untuk disampaikan pada manusia.
Karena mereka jadi penjaga keutuhan ilmu al qur'an dan petugas
penyampai keilmuan itulah maka tindak tanduk serta ucapan tentang
mereka layak digunakan sebagai dalil dan pembanding serta contoh
teladan bagi manusia yang ingin menapaki titian hidayah.
Riwayat dari Para Imam
riwayat para maksumin bisa dibahas dalam beberapa tahapan.
Masa Imam Ali.
Masa beliau dimulai sejak meninggalnya Rasulullah saaw. Beliau
berperan sebagai pemegang tampuk kekhalifahan(kepemimpinan) setelah
Nabi saaw. Ini bisa didapati dari berbagai riwayat mutawatir yang ada.
Memang secara politik beliau tidak langsung menjadi seorang pemimpin
dikarenakan adanya pemilihan khalifah nabi saaw yang dilakukan para
sahabat dengan asumsi nabi saaw tidak pernah menunjuk seorang khalifah
untuk meneruskan pemerintahan islam. Kiranya demi menyempurnakan alur
ini kami utarakan beberapa pertanyaan.
Bagaimana mungkin Nabi saaw tidak menunjuk seorang pemimpin bagi
pemerintahan islami yang sudah susah payah beliau bangun? Pada
kenyataannya kita dapati bahwa para sahabat setelah Nabi Saaw
meninggal lekas bermusyawarah untuk mencari seorang pemimpin tindakan
mereka ini menceritakan pada kita bahwa masalah kepemimpinan adalah
suatu hal yang mendasar, harus dipikirkan.
Sekarang ketika orang setingkat para sahabat saja menilai sebegitu
penting arti kepemimpinan apakah masuk akal kalau Nabi dengan
kesempurnaan pemahaman beliau tidak memahami arti penting kepemimpinan
sehingga tidak memilih seorang pemimpin demi kelangsungan
kepemerintahan islami yang telah beliau rintis.
Dari ayat dan riwayat
juga akan kita dapati berbagai dalil kuat yang menegaskan bahwa Imam
Ali adalah orang yang pertamakali berhak menjadi khalifah Nabi saaw.
Secara keilmuan imam Ali sendiri disebut Nabi sebagai pintu ilmu. Hal
ini karena beliau adalah seorang pelajar di madrasah kenabian. Guru
beliau adalah teladan bagi para guru sehingga pasti mengajar dengan
treatmen terbaik. Selain itu Imam Ali adalah seorang yang bersih dari
budaya penyembahan berhala dikala masyarakat tersesat dalam gelapnya
kemusrikan. hal ini menjadikan hati Imam Ali memiliki kesiapan
maksimal untuk memegang tongkat estafet ilmu qur'ani dari madrasah
kenabian. Setelah kepergian Nabi saaw Imam Ali mengatakan saluni qobla
antafqiduni, tanyai aku sebelum engkau kutingalkan jadi beliau mampu
menjawab semua pertanyaan. Ini mendukung riwayat bahwa beliau adalah
pintu ilmu nabi(ana madinatul ilim wa aliyun babuha)
Jadi sangat tidak masuk akal jika parasahabat saja punya pemikiran
sampai sedemikian dan Nabi saaw sebagai pemandu tidak memiliki
pemikiran atas hal itu. Tidak bisa dikatakan sebagai teladan sempurna
jika beliau tidak memilih seorang khalifah bagi beliau jadi pasti
beliau telah memilih seorang wakil sebelum meninggal. Disampaikan
bahwa
Dalam sejarah sebelum meninggal Nabi memerintahkan sebagian besar para
sahabat untuk berjihad ke medan perang menghadapi pasukan romawi.
Pemimpin pasukan dipercayakan pada seorang pemuda berumur 18 tahunan.
Karena komandan masih terlalu muda para sahabat yg merupakan pembesar
kabilah arab menolak dan banyak yang tidak berangkat. Berulang kali
Nabi saaw menekankan bahkan sampai mewajibkan untuk berangkat. Tapi
tetap tidak mau. Tindakan para sahabat yang termasuk didalamnya
Sahabat Umar, Abu Bakar, dan Ustman menyalahi ayat Qur'an bahwa apa
yang diberikan Rasul padamu maka ambillah dan yang dilarangnya maka
jauhilah. ما آتاكم الرسول فخذوه و ما نهاكم عنه فانتهوا
(al hasr ayat 8)
dari ayat ini kita paham bahwa semua perintah Rasul itu harus ditaati
dan menjadi pertada penyimpangan keimanan seseorang ketika orang
tersebut mengingkari perintah nabi. Padahal juga dikatakan oleh Allah
swt bahwa wama yantiquanil hawa inhuwa illa wahyun yuuha dan tidak
keluar dari dirinya (Nabi Muhammad saaw) kecuali sesuatu yang telah
diwahyukan padanya. Sejenak kita tengok tragedi hari kamis. Pada saat
itu Nabi saaw sedang menderita sakit parah, beliau memerintahkan agar
diberi pena dan kertas sehingga umat tidak tersesat selamanya namun
sahabat umar dengan sederhana mengatakan bahwa Nabi sedang mengigau.
dan mengatakan Cukup bagi kita kitabullah apakah sahabat Umar lebih
utama ucapannya atau Nabi saaw. Selain itu orang yg ada dikamar itu
juga pada ribut dan Nabi tidak jadi menuliskan wasiat yang sangat
berharga, wasiat yang akan jadi pegangan manusia. Tapi jika tertulis
dan kembali Sahabat Umar mengatakan wasiat itu hasil dari orang yang
sedang mengigau maka wasiat itu juga tidak ada nilai lagi, mungkin
saja wasiat itu dirusak dan dibuang.
. . . .Masih banyak yang bisa diberi ruang u berpikir
bersambung
Memulai Kembali
Orang bilang memulai itu sulit tapi mempertahankan jauh lebih sulit
sepertinya memang benar
sudah berapa lama blog ini tidak aku isi entah mungkin dua bulan atau mungkin lebih....
tapi sebenranya aku tidak berhenti menulis, rasanya tidak bisa berhenti untuk terus menulis...memang selama libur nulis di blog aku nulisa di tempat lain tepatnya di milist....
eh iya bagi yang minat gabung milist gabung aja
rame banget pemikiran temen-temen bagus-bagus jadi kita banyak masukan.
ni yang mau gabung
www.islamaternatif.net klik dan ikuti gabung diskusi islat...udah deh ikutin alurnya ntar kita dapat banyak masukan siapa tertarik....silahkan
sepertinya memang benar
sudah berapa lama blog ini tidak aku isi entah mungkin dua bulan atau mungkin lebih....
tapi sebenranya aku tidak berhenti menulis, rasanya tidak bisa berhenti untuk terus menulis...memang selama libur nulis di blog aku nulisa di tempat lain tepatnya di milist....
eh iya bagi yang minat gabung milist gabung aja
rame banget pemikiran temen-temen bagus-bagus jadi kita banyak masukan.
ni yang mau gabung
www.islamaternatif.net klik dan ikuti gabung diskusi islat...udah deh ikutin alurnya ntar kita dapat banyak masukan siapa tertarik....silahkan
Rabu, 01 April 2009
"Sanduqe Sadaqe"
"Sanduqe Sadaqe" adalah sebuah kata dari bahasa persia yang berarti kotak sedekah. Mungkin ini terlihat biasa saja namun ketika kita berjalan di kota-kota maupun di pelosok di Iran akan kita dapati kotak ajaib berwarna hijau dan bergambarkan tangan yang sedang mensodaqahkan sesuatu ini bertebaran kokoh dan anggun menghias di mana-mana.
Peranan dari sanduqe sadaqe yang mungkin terlihat sepele ini tampak begitu nyata ditengah-tengah masyarakat. Dengan uluran tangan melalui kotak ajaib ini banyak anak yatim, peminta-minta, gelandangan, janda-janda tua tanpa keluarga, orang cacat, pesakit yang tidak memiliki cukup dana dan semacamnya terangkat dan terjaga harga dirinya dengan tidak menjadi peminta-minta. Mereka mendapat jatah rutin setiap bulan dari aliran dana yang terkumpul di Sanduqe Sadaqeh.
Pengelolaan sanduqe sadaqeh ditangani langsung oleh petugas pemerintah. Sebuah komite khusus menangani masalah ini, komite ini dalam bahasa persia disebut sebagai komite imdod yang secara leterlek bermakna "komite mediator bantuan". Komite imdod juga menerima bantuan berbentuk barang, makanan dan lain-lain. Komite ini juga berusaha membantu para pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan. Komite imdod menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mengetahui pihak penerima donor apakah benar-benar layak atau tidak.
Seminggu sekali petugas mengumpulkan dana yang terkumpul di tiap-tiap sanduqe sadaqeh dan pusat pengumpulan dana bantuan untuk disalurkan pada yang berhak. Semua proses dijalankan dibawah pusat pengelolaan yang bermarkas di Ibu kota Iran, Teheran.
Kotak ajaib ini diletakkan di tempat-tempat yang ramai dilewati atau didatangi masyarakat baik di taman kota, pojok kota dan desa serta di tempat strategis yang lain. Di pinggir-pinggir jalan juga banyak kita dapati kotak ajaib yang terus setia menjadi penerus amanah para suka relawan yang tergerak hatinya untuk membantu ini.
Keberadaan kotak ajaib yang begitu strategis guna mempermudah para pendonor untuk menyalurkan dana. Jadi setiap saat ketika mereka ingin menyumbang, mereka bisa langsung merealisasikannya. Di sini pemerintah Iran berusaha menjadi jembatan bijak antara para orang-orang lemah dengan para pendonor yang sama-sama sebagai anggota masyarakat yang majemuk. Sistem tersebut mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup mandiri tanpa harus bergantung pada dana bantuan dari negara lain.
Wawancara dilakukan pada hari minggu 29 maret 09 dengan bapak Ibrahim Nezod seorang petugas di Universitas Jamiatul Musthofa Al Alamiah Qom Iran waktu setempat
Peranan dari sanduqe sadaqe yang mungkin terlihat sepele ini tampak begitu nyata ditengah-tengah masyarakat. Dengan uluran tangan melalui kotak ajaib ini banyak anak yatim, peminta-minta, gelandangan, janda-janda tua tanpa keluarga, orang cacat, pesakit yang tidak memiliki cukup dana dan semacamnya terangkat dan terjaga harga dirinya dengan tidak menjadi peminta-minta. Mereka mendapat jatah rutin setiap bulan dari aliran dana yang terkumpul di Sanduqe Sadaqeh.
Pengelolaan sanduqe sadaqeh ditangani langsung oleh petugas pemerintah. Sebuah komite khusus menangani masalah ini, komite ini dalam bahasa persia disebut sebagai komite imdod yang secara leterlek bermakna "komite mediator bantuan". Komite imdod juga menerima bantuan berbentuk barang, makanan dan lain-lain. Komite ini juga berusaha membantu para pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan. Komite imdod menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mengetahui pihak penerima donor apakah benar-benar layak atau tidak.
Seminggu sekali petugas mengumpulkan dana yang terkumpul di tiap-tiap sanduqe sadaqeh dan pusat pengumpulan dana bantuan untuk disalurkan pada yang berhak. Semua proses dijalankan dibawah pusat pengelolaan yang bermarkas di Ibu kota Iran, Teheran.
Kotak ajaib ini diletakkan di tempat-tempat yang ramai dilewati atau didatangi masyarakat baik di taman kota, pojok kota dan desa serta di tempat strategis yang lain. Di pinggir-pinggir jalan juga banyak kita dapati kotak ajaib yang terus setia menjadi penerus amanah para suka relawan yang tergerak hatinya untuk membantu ini.
Keberadaan kotak ajaib yang begitu strategis guna mempermudah para pendonor untuk menyalurkan dana. Jadi setiap saat ketika mereka ingin menyumbang, mereka bisa langsung merealisasikannya. Di sini pemerintah Iran berusaha menjadi jembatan bijak antara para orang-orang lemah dengan para pendonor yang sama-sama sebagai anggota masyarakat yang majemuk. Sistem tersebut mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup mandiri tanpa harus bergantung pada dana bantuan dari negara lain.
Wawancara dilakukan pada hari minggu 29 maret 09 dengan bapak Ibrahim Nezod seorang petugas di Universitas Jamiatul Musthofa Al Alamiah Qom Iran waktu setempat
Senin, 09 Maret 2009
Selamat Datang Sang Pencerah
selamat memperingati hari kelahiran sang bintang anugrah
pemimpin bimbingan kehidupan cerah
pembimbing penuh santun dan ramah
preposisi agung pengobat segala gundah
sosok teladan bagi pengharap anugrah
penyampai janji penyebab hati berbuncah.
Semoga kita dan keluarga kita dalam garis anutnya
amin. .
pemimpin bimbingan kehidupan cerah
pembimbing penuh santun dan ramah
preposisi agung pengobat segala gundah
sosok teladan bagi pengharap anugrah
penyampai janji penyebab hati berbuncah.
Semoga kita dan keluarga kita dalam garis anutnya
amin. .
Minggu, 01 Februari 2009
Serunai wajah mungil dan Kuasa Bunda
Wajah kecil mungil itu terus membayangi jiwa kebapakanku
Mengiring alir semangat terus dan terus……
Tangisan pagi….dini hari menyeru lail ayah dan ibu…..
Retorika kebahasaan paduan simungil dan ibu menggugah semangat diri
Sungguh analogi erat , menyimpan ribu hikmah
Teduh canda kecerian kecil meruang bahasa batin
Penyejuk kelelahan hati disela ricuh dunia.
Merebah segala peluh kala simungil dalam dekap
Ia pun polos
Meraba janggut
Memandangi wajah sang ayah begitu lugu
Bercakap jua penuh semangat walau ayah pekat bingung mengartikan
Bercanda ia kembali
Mengorek semangat ayahanda dari lelah bekerja menantang hari
Tulisan ini aku hadiahkan Buat abu mahdi….
Senyuman mahdi adalah do'a pemompa semangatmu
……..
Semangat
Do'a
Harapan …yang tulus penuh arti
qom 18-1-09
Bandara hati
Ketika ibu
Ku
Menyambut kedatanganku dibandara kasih
Pasti berbunga…..kembara hati yang telah lama sendu
Kemasan rinai tak terperi
Kepatuhan, keridhaan, ketundukan
Mungkin telah bercampur kedurhakaan
"Ah naudzu billah…."
Kataku berharap hal nista itu tak terjadi walau sekedar dalam lintasan
hati pada sang kholiq
Membayang kembali jerihnya
Merambah utuh jua dalam hari-hari yang terus menantang
Kulitnya yang mulai keriput
Tulang pipinya yang menonjol menggurat masa
Oh…….keikhlasan dan perjuangannya
Menutup rapat
Bahkan memendam dalam itu semua
Andailah belum mampu memanis kata dihadapnya
Tapi ucap diri adalah jujur, bersih dari semua congkak
Sang bidadari yang mewujud didunia
Membelai kebayianku dulu yang lemah nirdaya
Mempeduliku saat semua mata tak selirik memandangku
Utuh salam kuhadiah untuk bunda kecintaan
Aku yakin ada yang lebih bisa menghangatkannya dengan kebahagiaan sejati
Dia sang pemilik hati…….
17 -1-09 Qom
Mengiring alir semangat terus dan terus……
Tangisan pagi….dini hari menyeru lail ayah dan ibu…..
Retorika kebahasaan paduan simungil dan ibu menggugah semangat diri
Sungguh analogi erat , menyimpan ribu hikmah
Teduh canda kecerian kecil meruang bahasa batin
Penyejuk kelelahan hati disela ricuh dunia.
Merebah segala peluh kala simungil dalam dekap
Ia pun polos
Meraba janggut
Memandangi wajah sang ayah begitu lugu
Bercakap jua penuh semangat walau ayah pekat bingung mengartikan
Bercanda ia kembali
Mengorek semangat ayahanda dari lelah bekerja menantang hari
Tulisan ini aku hadiahkan Buat abu mahdi….
Senyuman mahdi adalah do'a pemompa semangatmu
……..
Semangat
Do'a
Harapan …yang tulus penuh arti
qom 18-1-09
Bandara hati
Ketika ibu
Ku
Menyambut kedatanganku dibandara kasih
Pasti berbunga…..kembara hati yang telah lama sendu
Kemasan rinai tak terperi
Kepatuhan, keridhaan, ketundukan
Mungkin telah bercampur kedurhakaan
"Ah naudzu billah…."
Kataku berharap hal nista itu tak terjadi walau sekedar dalam lintasan
hati pada sang kholiq
Membayang kembali jerihnya
Merambah utuh jua dalam hari-hari yang terus menantang
Kulitnya yang mulai keriput
Tulang pipinya yang menonjol menggurat masa
Oh…….keikhlasan dan perjuangannya
Menutup rapat
Bahkan memendam dalam itu semua
Andailah belum mampu memanis kata dihadapnya
Tapi ucap diri adalah jujur, bersih dari semua congkak
Sang bidadari yang mewujud didunia
Membelai kebayianku dulu yang lemah nirdaya
Mempeduliku saat semua mata tak selirik memandangku
Utuh salam kuhadiah untuk bunda kecintaan
Aku yakin ada yang lebih bisa menghangatkannya dengan kebahagiaan sejati
Dia sang pemilik hati…….
17 -1-09 Qom
Sabtu, 31 Januari 2009
Menyapa Tuhan
Tuhan
Aku sering lupa
Aku sering sia
Aku seiring alpa
Untuk ibu yang terlampau lelah menimang menggendongku
Member perdu sedang dia harus menghirup mengkudu
Yang menjadi kakiku kala sakitku
Menjadi tanganku kala payahku
Sungguh aku tidak mampu member apa
Aku hanya meminta dan menguras pikirnya
Aku dzalim padanya
Disaat Engaku perintah berhidmat wajib adanya
Betapa
Aku hanya diam
Aku hanya jauh
Aku hanya hampa
Aku……
Hanya terliput bahasa
Tuhan …..
Beri aku kemudahan
Untuk berlaku baik layaknya ibuku pinta
Menjadi sosok shalih seperti ibu cita
Mungkin bisa
Buat dia sedikit tersenyum
Buat dia sedikit lega
Buat dia seddikit berkurang kecewa
Tuhan…
Didik aku lisanku
Hingga tidak keluar kebohongan darinya
Tak pernah hati menjadi sakit mendengarnya
Tak terjerumus orang karenanya
Jangan jadikan ia pemikat
Biarlah biasa saja.
Lisanku dalam bahasaku
Dalam lakuku
Dalam goresanku
Tentulah harus benar-benar tertata hati
Dan engkaulah pembolak balik hati
Dengan perkenan-Mu tetapkan hati ini dijalan-Mu
Cerahkan langkah ini hanya menuju-Mu
Terus tegar dan tegak dalam din-Mu
Menjadi pembela dan penopang seluruh usia
Karna kusadar itu semua tidak mungkin melainkan dalam rekah uluran tangan-Mu
Dalam jejar deras ridha-Mu
Tuhan
Jadikan sejarah Nabi-nabi-Mu pelecut gerakku
Ujudkan Rasul sang teladan pemompa niatan hati
Penerus wasilah dan ulama yang engkau ridhai serta seluruh para kekasih-Mu pengingat dan pencerah
Tuhan
Sungguh sia semua amal tanpa ikhlash
Dan musna semua laku tanpa niat
Sungguh aku akui semua itu
Karena itu
Bombing aku
Hingga hati ini menjadi hati yang engkau mau
Hati yang terpelihara dari niat culas
Hati yang bersih dari hianat
Hati yang suci dalam hamparan ampunan dan keridhaan-Mu
Dan mudahku
Bermunajat pada-Mu
Dan mudah diri
Mendekat-Mu
Tuhan
Sungguh hati mudah berubah
Sangat cepat berbalik arah
Tanpa ada tali penjagaan anugrah-Mu
Tuhan
Hingga kini
Terlampau banyak titipan-Mu
Teramat besar karunia
Yang harus aku pertangggung jawab
kala mati sudah menjelang leher
Tuhan andai aku bertemu utusan-Mu
Pasti aku tersipu, tertunduk
Malu
Aku belum meng-aku
Aku belum menjadi aku (seharusnya aku)
Menjadi aku yang bersandar utuh
Aku yang sebenarnya hanya hamba
Aku yang hina
Aku yang bukan apa
Tuhan
Tolonglah aku
Bimbing aku
Didik aku
Datangkan penasihat-Mu
Tuhan……bersimpuh sujudku
Pada kebesaran-MU
28/5/06
Minggu, 11 Januari 2009
Terjemah Tafsir Ayat Nikah
Dalam tulisan dibawah ini kita akan dibawa oleh ustad Qiroati seorang ahli ilmu tafsir qu’ran untuk mengarungi sebuah lembah keilmuan hanya dengan memahami beberapa ayat yang ada dalam qur’an. Dengan membaca ini akan terasa sekali betapa pemilihan dan kedalaman bahasa yang dipakai dalam sangatlah mendalam dan begitu menakjubkan. Disini coba diungkap mengapa Allah swt mengatakan pasangan merupakan pakaian bagi yang lain.
Baju adalah kebutuhan ketiga manusia. Kebutuhan manusia pertama oksigen kedua makanan dan yang ketiga adalah pakaian. Dalam Istri diibaratkan sebagai baju bagi suaminya begitupun sebaliknya. Pakaian harus disesuaikan dengan keadaan yang ada baik tebal tipisnya, warnanya, besar kecilnya dan lain sebagainya. Posisi sebagai seorang istri maupun sebagai seorang suami pun tidak jauh berbeda. Antara keduanya harus ada penyesuaian sebiasanya dimana hal ini termasuk dalam cakupan pemikiran maupun hal-hal yang lain, sehingga pada akhirnya keduanya akan menjadi hiasan bagi masing-masing yang lain. Kegunaan pakaian yang lain adalah untuk menutupi keburukan atau kekurangan atau sesuatu hal yang tidak pantas dilihat oleh orang lain. Sebagai pasangan juga harus memahami peranan ini. Jadi masing masing menjadi pakaian atas hal-hal yang tidak pantas diketahui orang lain. Pakaian juga berfungsi untuk melindungi tubuh dari kedinginan dan kepanasan. Pasangan semestinya menjadi peran penutup kekurangan yang lain, jadi keduanya saling mengisi kekuarangan masing-masing. Karena sebagaiamana kita tahu tidak ada manusia yang sempurna, dengan bekerja bersama dan saling mengisi maka permasalahan dan pekerjaan akan lebih ringan dan lebih mudah terselsaikan disamping juga memperhatikan job description masing-masing. Manusia tanpa pakaian akan terkena berbagai penyakit atau suatu cela dan bahaya. Manusia tanpa seorang pasangan (ketika sudah waktunya) juga sama, tanpa kehati-hatian dia akan terjerumus pada lobang yang berbahaya.
Pada saat hawa dingin maka diperlukan pakaian tebal seperti jaket dan semacamnya, ketika hawa panas maka diperlukan pakaian yang tipis. Sebagai pasangan pun seperti itu ketika pasangan sedang marah maka yang lain semestinya menjadi penyejuk, ketika sedang dingin kebingungan, kehilangan jalan pemecahan memberikan songkongan untuk memperbesar hatinya begitu juga sebaliknya atas masing.
Pakaian adalah sebagai pelindung, sebagai pasangan pun sama. Masing –masing semestinya menjadi pelindung yang lain sehingga pasangannya terhindar dari perbuatan dosa. Masing-masing saling mengingatkan pada jalan yang benar dan diridhai oleh-Nya. Jadi keduanya saling menjaga agar tidak terjerumus pada tindak dosa, dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menjadi penyebab pasangan untuk berbuat dosa. Sebagaimana kita lihat dalam kehidupan hanya karena tuntutan istri banyak suami yang melakukan tindakan kriminal, dengan memahami makna ayat ini maka keluarga akan terhindar dari pasangan yang menuntut pasangannya tanpa melihat kondisi pasangannya.
Beberapa orang dengan mengenakan pakaian tertentu dia menjadi sakit ada juga yang karena memakai pakaian khusus menjadi selamat dari luka-luka saat kecelakaan. Begitu juga ketika mengambil pasangan yang tidak pas yaitu pasangan yang sakit ruhaninya, bisa jadi yang menikahi itu menjadi rusak ruhaninya atau sebaliknya akan menjadi lebih mulia ruhiyahnya. Pakaian karena alasan tertentu bisa menjadi rusak, ketika pakaian rusak hal itu akan berpengaruh buruk pada pemakainya, pasangan yang terkena polusi oleh lingkungan atau kawannya pun tidak jauh berbeda. Ketika pasangan terkena polusi maka pasangan yang satunya kalau tidak hati-hati juga akan terkena dampak buruknya oleh karena itu upaya saling menjaga itu sangatlah dibutuhkan antara satu pasangan atas pasangan yang lain. Pemilihan seseorang atas jenis warna dan pakaian menjadi tanda dari cirri khas pemilihnya. Begitu juga dalam pemilihan pasangan, orang yang dipilih itu menunjukkan kepribadian dari pemilihnya.
Adanya sebuah cela pada pakaian bisa jadi orang tidak akan pernah mau memilihnya, manusia pun sama ketika ada sebuah cela yang memang parah bisa jadi nilai dia akan hilang sama sekali, dia tidak akan dipilih oleh orang lain sebagai pasangan ketika tidak mau meninggalkan apa yang menjadi cela baginya misalnya karena memiliki sifat buruk yang sangat kentara hal itu bisa menjadi penyebab orang menjaga jarak darinya. Pakaian memiliki harga berfariasi, ada yang mahal ada yang murah. Pakaian dengan harga mahal tidak menjadi dalil bahwa pakaian itu benar-benar berkualitas begitu juga pakaian yang murah, hal itu tidak menjadi gambaran bahwa nilainya pasti rendah sebagaiman pakaian ikhram, pakaian ikhram murah tapi memiliki nilai yang tinggi, pasangan dengan mahar yang mahal tidak menjadi gambaran bahwa pasangan itu memang memiliki kualitas yang tinggi, hal ini mengisaratkan untuk memilih pasangan tidak hanya dari gelamornya tapi benar-benar dinilai secara selektif. Jadi mahal dan murahnya sesuatu bukalah timbangan untuk menilai kepribadian.
Pakaian terbaik tidak mesti sesuai dengan tubuh kita, bisa jadi pakaian yang bukan paling baik yang lebih sesuai dengan kita. Pasangan terbaik yaitu memiliki kriteria paling sempurna tidak mesti sesuai dengan kita. Bisa jadi pasangan yang biasa sederhana dengan kita lebih sesuai dan dengannya kehidupan rumah tangga menjadi lebih berarti. Dengan pakaian kita menjadi terbatasi,dengan pakaian shalat kita tidak bisa berenang begitu juga ketika memakai pakaian renang sangat tidak mungkin kita melakukan shalat. Ketika memiliki pasangan seorang suami semestinya sudah berada dirumah pada saat matahari terbenam jadi suami tidak bisa seenaknya pergi kemana-mana seolah tidak ada tanggungan. Mungkin hal ini terlihat sepele tapi akan sangat berarti sekali dalam membentuk keharmonisan rumah tangga.
Sebuah pakaian tidak bisa dipakai oleh beberapa orang, seorang istri hanya bisa dipinang oleh seorang suami. Dalam memilih pakaian tidak hanya dinilai bahwa ini pakaian untuk musim dingin atau musim panas tapi dilihat apakah masyarakat juga menerima jenis pakaian yang akan kita kenakan atau tidak. Pasangan pun sama, perlu dinilai tidak hanya dari satu dua sisi tapi kemampuan dia untuk membaur dengan masyarakat baik itu berupa keluarga kita atau masyarakat sekitar yang ada juga perlu menjadi timbangan dalam memilih. Disisi lain ketika seorang laki-laki mutadayin semestinya memilih orang yang mampu mengimbanginya, seorang muutadayin harus menjadi contoh masyarakat, dalam memilih pasangan harus memperhatikan jangan sampai memilih seorang pasangan yang tidak peduli dengan agama, atau sekedar memakai hijab saja merasa enggan. Hal ini tercermin juga pada saat Allah swt menegur istri-istri nabi. Ya ayyuhan nisaa an nabi, wahai para istri nabi kamu istri dari seorang nabi kamu semua berbeda dengan istri-istri yang lain. Jadi kedua pasangan menjadi cermin satu dengan yang lain.
Pakaian bisa menjadi penolong atau sebaliknya. Seperti pakaiannya nabi yusuf dimana digambarkan dalam quran ketika yang robek itu bagian belakang berarti nabi yusuf tidak berdosa sedang ketika yang robek bagian depan maka dia tidak suci. Disini pakaian bisa menjadi penolong bisa juga sebaliknya. Pasangan bisa menjadi saksi yang baik bagi suami bisa juga menjadi saksi yang mencelakakan suaminya. Sampai disini kurang lebih sudah Sembilan belas hal yang saya ungkapkan terkait ayat tadi, akan saya buka lebar-lebar sehingga kalian yang belum menikah setelah menikah menjadi bersemangat untuk membangun rumah tangga dengan dasar qu’rani. Pada saat belum beli kita memiliki ikhtiar penuh untuk memilih, pada saat pakain itu sudah kita beli maka ada ketentuan tertentu yang harus kita penuhi. Ketika sudah meminang seorang istri makan ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh suami. Dia harus membuat istrinya tentram dari ketakutan, berbuat baik, berlaku adil padanya, Dan buat dia ridha
Langganan:
Postingan (Atom)